Hohoho, bodo amat Juki meninggalkan Ubay yang masih tidur di halaman rumahnya. Siapa suruh kebo. Mending ia berangkat bareng Sahna lebih enak, ah mantap. Juki berlagak sok ganteng tatkala berjalan bersama Sahna. Aw, berasa kayak orang pacaran gitu.Selow, setelah sampai di kelas Juki akan langsung menagih jawaban Sahna mengenai matematika. Yey sudah tiba, Juki segera menuturkan kata. "Sah! Mana jawaban lo mtk?" Tanyanya sambil memperlihatkan tapak tangan hendak menagih.
Ingat aja si Juki tentang jawaban matematika, ish. "Iya, bentar gue ambil dulu di tas," sahutnya ogah-ogahan ingin mengambil buku tulis. Kalau bukan karena Juki, Sahna tak akan mau memberi tahu. Sudahlah! Biarkan. "Kenapa gak minta aja sama si Ubay?"
"Malas, ah!" Balas Juki rada sewot.
Sahna ber-oh ria menanggapi tuturan Juki. "Juk, gue mau minta tolong ... lo cariin buku yang membahas tentang matematika di perpustakaan, gih," suruh Sahna rada seenaknya. "Tenang, nanti gue yang catat contekannya ke buku tulis lo," sambung Sahna.
Oke, Sahna memang the best deh. "Siap," sahut Juki langsung meluncur atas perintah Sahna.
Hm, disini banyak sekali buku-buku bikin pusing pala barbie saat melihatnya. Berarti Juki harus mengecek satu-satu nih buku? Astaga ia tidak berpikir sampai sejauh itu. Sahna oh Sahna, argh. Apalagi Juki tidak tahu-menahu buku apa si? Yaelah gini amat.
Semangat!
Juki menatap satu-persatu buku yang membahas perihal matematika. Melihat angka-angka aja udah kliyengan. Aduh, mendingan berdebat sama si Zayn daripada membaca isi buku yang amat menyebalkan. Menyenangkan? Haha, bagi Sahna dan Ubay doang.
"Ini? ... Bukan." Juki asal menaruh buku yang entah ke berapa kali ia mengacak-acaknya.
"Tumben sekali seorang Juki ke perpustakaan. Lo mau jadi juara kelas?" Tiba-tiba Zayn muncul di depan muka Juki yang terhalang oleh rak buku, tapi bolong. Yaampun, kenapa doanya harus terkabul? 'mendingan berdebat sama Zayn', aish menyesal!
Sikut tangan Juki menyandar ke rak buku sambil berlagak sok berwibawa. "Kita itu musuh yang selalu bertemu di dalam kesempitan," ujar Juki menatap malas. "Lo ngapain disini? Mau jadi juara kelas juga?" Balasnya.
"Musuh? Oh... jadi selama ini lo gak menganggap gue teman? Parah! Nanti gue beri tahu Anna. Lihat aja!" Ancam Zayn hendak pergi.
YAAMPUN, si Zayn mengapa harus mengancam menggunakan nama Anna? Ck, laknat sekali Zayn itu. Masa dia tidak khawatir pada Juki? Dan katanya lebih mengkhawatirkan takut jadi tersangka kalau Juki sampai jatuh dari bukit lalu mati. "Jangan Zayn jangan," rayu Juki menyengir.
Mode malas berdebat! Kerap kali mengajak bicara bikin naik darah.
"Zayn, lebih baik lo bantuin gue mencari buku permintaan Sahna. Lumayan lo nanti bisa berbangga diri gitu," sambungnya agar Zayn tertarik. Mudah-mudahan mau! Mau! Harus mau! Habislah Juki kalau Zayn menolak.
Zayn tampak berpikir. Boleh juga tawaran Juki. "Gak usah kegeeran. Gue bantu lo hanya demi berbangga diri. Itu kata lo ya!" Picingnya on the way menanyakan buku apa yang Juki cari buat Sahna. Ish, dirinya tuh disini awalnya cuma melihat-lihat aja. Eh malah bertemu Juki. Yasudahlah.
'Twin Sister!'
Anna berjalan seraya tertunduk menuju kelas. Ia takut melihat sosok hantu O yang menyerupai Annie lagi seperti tadi malam. Anna masih bersyukur Mami yang selalu menolong Anna walaupun Mami tak tahu apa yang membuat Anna terduduk sambil menangis di saat hantu O mulai mendekat.
Cepat-cepat Anna langsung bersandar di bangku ketika sudah sampai di dalam kelas. Dan tetap menundukkan kepalanya.
"An? Lo mau nyontek jawaban mtk gue, gak?" Ucap Sahna menawari. Ia tengah sibuk menyalin jawabannya sendiri ke buku tulis milik Juki. Tak apa lah saling menguntungkan si Juki mencari buku yang membahas tentang matematika.
"Na, apa Annie mau membunuh saudarinya sendiri?" Tanya Anna mengawur. Ia tidak fokus merespons tawaran Sahna barusan. Sekarang hidupnya jadi tak tenang semenjak hantu O mengusiknya alias bergentayangan.
Sahna menoleh dengan tatapan serius. "Hantu O ganggu lo lagi, An?" Ia mulai menyetop acara menulisnya karena ingin mendengar sahutan Anna.
Buat apa menceritakan? Mau sampai kapan Annie terus mengganggunya? Capek juga kalau mau menceritakan perihal Annie yang sering mengusiknya. Lebih bagus Anna diam saja. Pendam sendiri. Jangan bikin khawatir teman-temannya. "Entah," balasnya singkat.
Sahna berdecak sebal. "Lo kenapa kemarin menghempaskan hp ke ujung meja? Lo lihat sesuatu? Pas kita di kantin." Jangan-jangan Anna habis melihat hantu O? Soalnya kelihatan dari reaksi Anna begitu takut. Meskipun Sahna tidak diganggu, tapi tetap saja Anna adalah kawannya.
"I-itu di hp ada hantu O," sahut Anna sedikit gemetar.
Sahna bergidik ngeri sembari mengelus bahu Anna secara berkala. Tidak menutup kemungkinan bahwa hantu O yang mirip Annie jahat? Atau gimana si ah, bingung. Samar-samar Sahna teringat perkataan Anna yang mengatakan 'Parahnya lagi hantu O itu mencekik gue'. Wah, Sahna mulai berpikir negatif. "An, Lo harus hati-hati. Kayaknya ... hantu atau setan si? Udahlah sama aja. Gini, hantu O yang persis Annie JAHAT!" Histeris Sahna.
'Twin Sister!'
Tiati hantu O lagi memperhatikan kalian... Hohoho
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...