HUH!
Ternyata usaha tidak mengkhianati hasil. "Lo gimana si, JUKI?" Sahna mengegas. Lagi kantuk-kantuknya tiba-tiba temannya itu meminta tolong. Ternyata oh ternyata dia hampir terjun dari bukit jika terlambat diselamatkan.Juki menyetop acara menangisnya. Ingat malu woy! Dirinya cowok bukan cewek. Mengatur napas terlebih dahulu, kemudian Juki akan menceritakan kenapa ia sampai seperti itu. "Tadi... Sah, kaki gue kayak ditarik," histeris Juki sambil terduduk. Ia menduga itu adalah hantu O.
Sahna tertawa remeh. "Jangan mengada-ngada dah," kekehnya.
Juki mengangkat satu alisnya. "Suer! Emang dikira gue bosan hidup, ha? Sampai-sampai mau melompat dari bukit?" Ketusnya kesal. Buat apa berbohong? Ish, sangat nyata kakinya seperti ditarik, tapi cuman kaki kanannya doang. Sumpah, Juki tak bisa membayangkan. Masalahnya... ia belum meminta maaf kepada sang Emak, seandainya mati duluan.
"Terus lo barusan menyebut hantu O, maksudnya apa?" Tanya Sahna sambil menguap.
Juki berdecak. "Ya, mungkin hantu O yang menarik kaki gue," sahut Juki yakin. Selain setan O? Siapa lagi?
Anna yang sedari tadi mendengarkan percakapan Sahna dan Juki, tak lama ia ikut menimpali, "Emang lo lihat hantu O-nya?" Andaikan Juki menjawab 'Gue melihatnya', hm sudah dipastikan bahwa setan O tidak baik, alias jahat. Semoga aja si bukan.
Juki menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Eum... enggak si, tapi gue menduga si hantu O yang menarik kaki gue," cengirnya dengan topi miring. Lihat! Si Ubay sedang asyik sama ponselnya, mungkin dia sudah mendapatkan sinyal.
Sontak, Anna merasakan hawa begitu aneh. Tatapannya memandang ke segala arah. Matahari belum tenggelam, dan malam pun masih sedikit lama. Ia berusaha membuang firasat buruk. Kiranya si Juki melihat setan O, tahu-tahunya cuman menuduhnya saja tanpa bukti.
"Lapar..." cicit Juki seraya memegang perutnya yang sudah kosong serta berbunyi-bunyi.
Zayn menatap jijik kepada Juki. "Idih, lapar-lapar. Disini gak ada tukang dagang," cetusnya. Benar-benar dah si Juki sangat mengkhawatirkan. Ia bukan mencemaskan Juki akan mati, tetapi dirinya takut jadi tersangka di tempat kejadian seandainya Juki terjatuh ke bawah.
"Diam lo, Zayn. Bikin naik darah aja," ucap Juki tengah menahan emosi yang berapi-api jika di dekat Zayn. Dia selalu saja menyahut perkataannya, dan berhasil membuat Juki sensi. Aduh, sekarang kan dirinya telah selamat. Berarti nanti ia akan menemui Emak
"Kalau lapar kita harus turun dulu," ujar Anna memberi solusi.
Juki menimbang-nimbang. Turun dulu? Astaga ini mah keburu kelaparan di jalan, tapi daripada menahan lapar terus-menerus lebih baik memang menuruni bukit. Kita semua tidak ada yang membawa makanan, huft menyedihkan. "Yaudah, gak papa. Ayo cepetan ah," ajak Juki sudah bersiap.
'Twin Sister!'
Menempuh perjalanan sekitar 4 jam, huh lelah sekali. Langit sudah gelap menandakan sudah malam. Habisnya si Juki minta istirahat terus, jadinya kan kesannya lama sekali. Kebetulan ada tukang bakso angkringan, Sahna pun segera mendatanginya. Kurang peduli apa dirinya terhadap Juki? Yang senantiasa memanggilnya 'Sah'.
Seiring berjalannya waktu setelah Sahna menghampiri tukang bakso, kami semua terduduk bersigap menunggu pesanan. Juki yang amat lapar, rasanya tak sabar mau melahap bakso. Bentar... Juki mengingat Emak. Dijamin sampai rumah bakal kena omel nih.
Indra penciuman mereka dapat merasakan kelezatan bakso serta kuahnya yang mantap bagaikan menyeruak ke dalam lambung. Tidak sabar, yaampun. "Selamat makan!" Sorak Juki langsung menyantapnya.
"Ini masnya kok pakai baju dan topi bulat-bulat gitu? Memang darimana?" Tanya akang bakso membuat Juki tingkat kepedeannya semakin tinggi. Pasti dirinya dan Ubay dinyatakan keren, beeuhh mantul.
Zayn yang tak sengaja mendengar, segera memberi penjelasan, "Biasalah, bang. Orang sinting," ejeknya mampu bikin Ubay dan Juki menengok tajam. Lagian mau ngapain pakai baju begituan? Dan segala topi-topi apaan si itu, sekalian aja bernyanyi topi saya bundar.
"Heh, kalau ngomong sembarangan. Kita berdua tuh ceritanya mau jadi detektif," sosor Juki sambil memaksa Ubay untuk mengangguk.
Lalu, Akang bakso hanya menyengir menanggapi 2 lelaki kocak.
MEONG!
Tiba-tiba kucing datang, ditambah warna bulunya berwarna hitam. Zayn yang melihatnya langsung terbelalak. "KESIALAN!" Pekiknya beranjak menjauhi binatang tersebut. Sementara abang bakso tampak biasa-biasa saja, serta kawan-kawannya masih terduduk santai.
"Mana ada kucing berwarna hitam membawa kesialan, kecuali kamu menabraknya sampai mati lalu gak dikubur, baru akan mendapat nasib sial," jelasnya, dianggukkan oleh Anna dan Sahna. Aneh sekali si Zayn dapat darimana coba mitos kayak gitu?
Zayn kembali lagi ke tempat duduknya. " Oh... begitu," sahutnya terangguk-angguk. Nah, kalau orang lain juga berbicara sedemikian dirinya akan percaya.
"Dengerin, Zayn! Lo tahu darimana mitos yang katanya jika ada kucing hitam lewat atau ada di dekat kita akan terkena sial?" cibir Anna. Seusai melontarkan kalimatnya mendadak kedua matanya membulat melihat abang bakso berubah menjadi wajah hantu O.
"Yah... namanya juga bocil. Lantas, gue mempercayai tanpa mengorek lagi kebenarannya," sesalnya. Haha, di masa lampau saat dirinya masih bocah kawan-kawannya selalu menghindari kucing hitam bila melintas. Artinya hal itu palsu, alias salah pengertian.
"Zayn... " Lirih Anna ketakutan. "HANTU O," jeritnya mengagetkan Juki dan Ubay yang sedang menyimak.
"Eh, mbaknya kenapa?" Bingung akang bakso berusaha bertanya. Apa katanya hantu O? Makhluk apa itu?
Ketika Abang bakso memberi pertanyaan, Anna pun tersadar. Ia berkedip-kedip. "Ah, maaf," kekehnya. Duh, parah-parah. Apa dirinya sedang berkhayal?
Kelakuan Anna barusan sangat membingungkan bagi Zayn. Hantu O? Mana? Tidak ada. Namun tatapan Anna tadi menatap muka abang bakso. "Mana, An?" Zayn celingak-celinguk. Disini memang sepi, tapi tak ada sosok apapun yang menampakkan diri.
'Twin Sister!'
Jadi Anna, rasanya gak tenang banget yaa😭
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahamum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...