benar mereka gadungan

48 23 79
                                    

        Sahlan tertawa kecil menanggapi alat yang Sahna ceritakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sahlan tertawa kecil menanggapi alat yang Sahna ceritakan. "Jangan percaya! Mereka sepertinya cuman mengada-ngada. Dan alat itu pastinya palsu. Lihat saja sekarang, mana?" Sahlan menunjukkan wajah santai serta bersinar. Ada-ada aja orang gadungan yang bernama Indri dan Doni.

"Yaelah, maafkan gue. Gue kan gak tau, tapi dilihat dari media sosial dia kelihatannya hebat." Juki cemberut. Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa bikin orang tergiur terhadap Doni dan Indri di medsos untuk menolongnya dari hal gaib.

"Gue juga," ucap Ubay tiba-tiba. Tumben sekali, hohoho.

Astaga, Anna banyak pikiran ditambah ia jadi memikirkan dirinya termasuk anak iblis? Atau bukan? Lagi sibuknya berkubang di dalam pikiran secara mendadak Mami datang.

Senyum merekah di bibir Mami. Namun tak lama ia melunturkannya saat melihat Sahlan. "Ini siapa? Kok Mami baru lihat? Biasanya temanmu yang cowok cuman Juki dan Ubay doang?" Manik matanya memandang satu-persatu wajah teman-teman Anna.

Melihat Mami seperti itu, Anna turut memandang muka kawan-kawannya. "Sahlan, Mi. Dia teman baru aku," sahutnya. Mudah-mudahan Mami tidak memperpanjang pertanyaan demi pertanyaan.

FINAL!

Akhirnya Mami pergi. Anna mengelus dadanya takut Mami bertanya macam-macam.

Sebelum Anna angkat kaki menuju kamar ia mau memastikan sesuatu. "Coba cek ulang, Bay. Siapa tau aja si Doni dan Indri gak tau karena pesannya tenggalam," suruh Anna. Ternyata oh ternyata dirinya menyimpulkan bahwa Doni dan Indri gadungan serta alatnya itu palsu, huft.

"Suer, si Doni dan Indri sengaja gak baca pesan gue yang gue kirim menanyakan apa yang mereka lihat di kamar mandi." Pasti Anna mengharapkan Doni dan Indri memberi tahu. Nyatanya? Ish.

Anna mendengus kasar.

"Yaudah, biarin aja. Mereka memang gadungan sih," ejek Juki. Dasarnya mereka tuh cuman main-main! Padahal di kamar mandi tidak ada apa-apa. Melihat luka Anna di leher, Juki gatal ingin memegang lukanya. Karena tak bisa menahan keinginannya Juki pun perlahan hendak menyentuhnya namun Sahna menepis.

"Mau ngapain lo? Gak boleh, Juk. Lo itu cowok, enak aja," cegah Sahna dengan tatapan menghakimi. Ia tahu Juki mau memegang luka Anna, tapi masalahnya letaknya di leher bukan di tangan atau di kaki yang bisa di jangkau oleh siapa aja.

Juki tertawa hambar dengan terpaksa.

"Gak papa, Na. Cuman mau pegang doang kan?" picing Anna. Tentunya sensitif jika leher perempuan disentuh, apalagi oleh cowok. Hadeh, pikirannya jadi kemana-mana deh.

Juki menatap Sahna mengisyaratkan 'Dengerin!'.

Sahna melirik Juki yang kelihatan banget mentang-mentang menang. "Gak usah kayak gitu lo," sinisnya lalu membuang muka.

Seusainya kami memutuskan berjalan menuju ruang tamu, tidak jadi ke kamar. Sepertinya Sahlan mengurungkan niatnya ingin melakukan penyelidikan habis-habisan di rumah Anna. Hm, Coba saja pakai cara lain. Saat detik-detik melewati dapur, disitu ada Mami tengah mencari-cari sesuatu. Otomatis Anna berhenti.

"Lagi cari apa, Mi?" Tanya Anna peka.

Tidak berselang lama Mami memandang Anna. "Panci Mami kok gak ada disini?" Gerutunya lanjut mencari. Seketika Anna menegang. Gara-gara kemarin bersungguh-sungguh membereskan seisi rumah hingga rapi bagaikan tak terjadi peristiwa mengerikan itu, Anna sampai lupa menaruh panci ke tempat asalnya.

"Anna gak tau." Anna menggaruk kepalanya. Sahna, Juki dan Ubay turut meregang ngeri Mami Anna tahu. Tapi mustahil.

'Twin Sister!'

Setelah kepulangan teman-temannya dan Sahlan, Anna menyendiri di dalam kamar. Annie anak iblis? Mungkin dirinya ini juga sama? Tapi kenapa muka kita berbeda? Omongan Zayn yang mengatakan Annie diperalat makhluk halus entahlah benar atau tidak. Namun Annie kan anak iblis, aduh gimana ya bingung.

Lalu Anna menangis dalam diam sambil meringkuk di atas kasurnya. Jika memang Anna adalah anak iblis ia tak mau berubah menjadi seperti Annie. Besok pagi Anna akan mencoba berbicara pada Mami.

"Anna... Anna... Anna... Anna."

Anna tersentak kaget melihat sekitarnya. Sudah banyak pikiran jangan lagi menambah beban bikin hidupnya tak tenang. "Annie? Kenapa kau menggangguku? Apa salahku?"

"Anna... Anna... Anna."

Nyatanya tidak membantu atas omongannya, Anna berkeputusan menutup telinganya rapat-rapat. Ia tak mau mendengarnya lagi. Tanpa sadar air matanya berlinang sekian lamanya menekan kuping sembari merapatkan matanya. Dirasa suara itu menghilang Anna merebahkan tubuhnya, tak lupa dengan selimut. Manik matanya mengamati setiap sudut kamar.

Annie... apa kau begitu jahat ingin membunuh saudarimu sendiri?

'Twin Sister!'

TYPO MERESAHKAN

kasihan Anna😭

Jangan lupa vote + commentnya guys!


















Helenahanum

Twin Sister! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang