"Masalah?" ternyata oh ternyata ucapan Zayn belum selesai, ada kelanjutannya. Sabar-sabar... orang sabar disayang Tuhan. Juki berusaha tenang, tapi mulutnya ini susah untuk ditahan. Dan pada akhirnya omongan pedas mulai terbentuk."Heh! Lo gak tahu ya... tadi malam gue tidur di luar gara-gara lo ngajak ke bukit tempat Annie melompat! Udahlah ngomong sama bule gak guna. Dasar gak paham bahasa Indonesia!" Sahut Juki tajam. Bule gadungan? Atau bule aja? Ah, tidak tahu. Lagian namanya mirip kayak orang luar. Kalau orangnya? Rada persis si.
Yaampun si Juki ocehannya tidak bisa direm. Rencana adalah rencana sekaligus rahasia. Bagaimana jika salah satu dari siswa menguping dan penasaran? Bisa bahaya nih. Zayn terdiam tidak berkutik. Ia akui tuturan Juki lebih unggul. "Juk, mulut lo gak bisa dijaga ya!" Bisiknya dengan nada menekan.
Tuh kan Juki merasa bersalah gegara Zayn. Sekarang ia jadi gelagapan mau meresponsnya. Ditambah, secara mendadak perutnya mules. Aduh, ada-ada aja. "Maaf ... Zayn, temani gue berak yuk!" Ajaknya enteng. Padahal bagi orang kalimat seperti itu menjijikan.
Zayn melipat kedua tangannya. "Ogah! Udah gede lo, masa gak berani. Najis!" Ejeknya.
Anna tidak mau ikut campur perihal Juki dan Zayn. Ia sedang mendalami pikirannya. Kenapa wajahnya dan Annie berbeda? Kan kami kembar. Sangat-sangat Langka. Teringat kejadian dirinya dicekik, haduh parah-parah. Sejahat itukah saudarinya? Atau itu bukan Annie? Hanya menyerupai saja.
Serta nasibnya bagaimana kalau sampai dirinya tertabrak? Untung ada orang yang menolongnya. Setelah terpikir-pikir, apakah hantu O berniat jahat kepada Anna? Kelihatan dari cara memanggil namanya ketika sedang berjalan pulang.
Preeettt!!!
Bunyi kentut Juki begitu menggelora, hingga membuat murid-murid yang melintas langsung menutup hidungnya. Keras? Tentu saja. Bau? Tentu saja. Apalagi baunya itu busuk sekali. Karena tak tahan dengan panggilan alamnya, Juki pun lari terbirit-birit menuju toilet tanpa memedulikan Zayn, yang tak mau menemaninya.
Ubay, Zayn dan Anna membiarkan Juki tenang dan santai di toilet. Kemudian mereka bertiga masuk ke kelas. "Na, tumben amat udah datang?" Sambil mendaratkan bokong ke bangku, Anna menyempatkan diri bertanya pada temannya itu.
"Ya... gue lagi mau berangkat pagi aja," sahut Sahna dengan antusias.
Anna tersenyum tipis. "Eum ... Sia-sia kita ke bukit," keluh Anna cemberut. Kayaknya omongan Zayn memang benar, Annie diperalat oleh makhluk halus. Entah kenapa ia yakin saudarinya ada sangkut-pautnya sama makhluk tak kasat mata, tapi kan Annie tidak pernah mengomongkan hal horor.
"Enggak papa, An. Gue masih teguh pada pendapat gue tentang Annie yang diperalat oleh roh, makhluk halus, iblis? Pokoknya yang berkaitan sama alam kegelapan deh. Sebenarnya mah sama aja mahkluk tak kasat mata. Awalnya si jangan dianggap serius omongan gue ini karena belum tentu. Namun sepertinya sekarang kita harus menganggapnya serius," oceh Zayn.
Sahna sangat setuju pendapat Zayn. "Eh, Juki mana?" Ia celingak-celinguk mencari keberadaan Juki. Jangan-jangan Juki sedang menunggu dirinya dirumah?
"Mules dia. Jadi si Juki ke toilet dulu," balas Zayn seraya memerhatikan Ubay yang asyik main game online.
Anna bertekad akan mencari tahu kenapa Annie melompat dari bukit tanpa menunjukkan apalah, contohnya surat, meninggalkan sesuatu, memberi petunjuk. Soal dirinya diganggu sama hantu O, nanti saja menyelidikinya karena yang paling terpenting bagi Anna berusaha mendapatkan keterangan mengapa Annie secara spontan terjun dari bukit.
"Zayn, kayaknya kita harus mencari orang pintar," usul Anna. Kalau kita? Mana mungkin. Kita semua orang biasa, bersih dari berbau horor-horor. "Nanti deh ngomonginnya biar si Juki dengar juga," putus Anna.
"Oke." Sejak ucapan Anna mencari orang pintar, Zayn refleks memikirkannya. Itu ide yang bagus! Ia penasaran dengan wujud yang memperalat Annie hingga terjun dari bukit, lalu mati. Kelewatan banget si. "An, lo kemarin menjerit menyebut hantu O di tukang bakso, lo lihatnya dimana?" Zayn butuh klarifikasi.
"Muka abangnya tiba-tiba berubah menjadi wajah hantu O," sungut Anna masih terbayang. Kalau hantu O terus menghantuinya bisa-bisa mental Anna akan menciut, dan takutnya menjadi gila. Oh yaampun, tidak-tidak.
Hm, Zayn sudah menduganya. Matanya juga menyaksikan Anna menatap horor kepada Abang tukang bakso. "Pantesan gue lihat lo memandang akang bakso kayak ketakutan," kekehnya.
Anna tersenyum getir.
"Baju dan topi bulat yang kemarin gue pakai bersama Juki, keren gak si?" Ubay oh Ubay. Bisa tidak? Bertanya hal yang berfaedah.
Anna langsung menatap Ubay dengan intens. Dia main game online? Katanya tak mau sering-sering? Lihat saja Anna akan mengomel. "Ubay! Singkirkan ponsel lo! Apalagi game online yang sedang lo mainin," cecar Anna hendak merampas hp milik Ubay.
'Twin Sister!
Wayoloh Ubay~~Author gak mau bantu tolongin~~
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...