Anak iblis?

51 15 46
                                    

Secara bersamaan mereka semua terduduk seraya berfokus menatap leher Anna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Secara bersamaan mereka semua terduduk seraya berfokus menatap leher Anna. Baru sadar lho, suer. Mungkin karena rambut Anna panjang jadi tidak terlalu kelihatan dan memerhatikan seusai Sahna mengutarakannya. Bahkan pemilik luka itu juga kebingungan, tangannya terangkat meraba lehernya sendiri.

Anna mengernyit. "Gue baru sadar," ucap Anna masih dengan kebingungannya. Jangan-jangan ini karena cekikan hantu O kemarin? Hingga dirinya pingsan sejenak walaupun tidak mati.

Seluruhnya tiba-tiba memasang muka serius sembari menatap Anna dan Sahlan.

"Luka itu .... seperti cengkeraman atau habis dicekik?" Tanya Sahlan memicing. Kayak pernah bertemu dengan gadis ini nih, tapi dimana ya?

Semua saling menengok.

"Nanti aja bahasnya. Perkenalkan dulu dong nama lo. Sahlan ya nama lo?" Bertanya sendiri malah jawab sendiri. Pasti tahu ya kan cuman basa basi doang. "Bentar... kok nama lo hampir sama kayak teman gue? Si Sahna? Wah... hati-hati kalian jodoh," ledek Juki mesem-mesem.

Zayn menyenggol Juki. "Apaan si, Juki!'"

Sahna juga ikut andil mengomeli Juki yang mulutnya asal ceplos aja. Namanya juga tidak terlalu sama. Cuman angka depannya aja. "Juk, mending lo diam aja. Kalau gak ... pulang sonoh," usirnya bikin Juki menoleh tajam tak percaya. Baru kenal lho padahal sama Sahlan.

Sahlan tersenyum tipis. "Iya, gue Sahlan," sahutnya tak memedulikan ucapan Juki yang menyamakan namanya dengan nama temannya itu. "Tunggu, gue kayak pernah lihat lo," lanjut Sahlan menatap lekat wajah Anna.

Anna juga memperhatikan wajah Sahlan yang tak asing baginya.

"Lo orang yang hampir tertabrak kan?" Sahlan mengerutkan dahi seraya menunjuk.

Anna mengingat-ingat. Jangan-jangan yang menolong Anna kala itu dia? Sahlan? Yang mengatakan kalau gak salah 'Mau menyeberang? Pakai MATA!' lupa-lupa ingat. Tak tahu kalimatnya itu sepenuhnya benar atau ada yang keliru? "Ah, ya ... lo yang menolong gue." Anna berbinar.

"Ini maksudnya gimana? Emang Anna kenapa? Kok hampir tertabrak?" Zayn kebingungan. Tidak pernah tuh Anna menceritakan nyaris tertabrak saat mereka semua sedang berkumpul.

"Nanti gue ceritain," balas Anna. "Saat itu... gue menyeberang mau menghampiri Annie. Dia berwujud manusia bukan hantu O," sambung Anna dengan nada meyakinkan. Tapi sepertinya Annie hendak mencelakai Anna. Kalau Sahlan tidak menyelamatkannya pasti nyawanya sudah melayang.

Sahlan mengambil sebuah buku dari tasnya. Awalnya, perasaannya juga janggal bagaikan ada kehadiran sesuatu seusai menolong Anna. Kenapa Sahlan tau gadis itu namanya Anna? Lantaran dari name tag seragamnya tertera nama tersebut. Tidak perlu memperkenalkan diri masing-masing.

"Buku apa tuh?" Kepo Juki penasaran.

Sahlan memandang datar pada Juki. "Buku khusus untuk gue," jawabnya.

Lalu Sahlan membaca buku tersebut yang entah berisi apa. Yang pasti Sahlan kelihatan serius membacanya. Sampai akhirnya ia melontarkan kata, "Anak iblis ... lo pernah dicekik kan?" Sahlan serius nih. Ia menutup bukunya.

"Maksudnya apa anak iblis?" Sosor Sahna.

Anna kembali merasai lukanya di leher. Agak nyeri si, tapi tidak terasa kalau Sahna tidak bilang. "Dicekik? Kemarin kita juga dapat teror yang amat menakutkan. Ya, gue dicekik hingga pingsan gara-gara hantu O." Anna masih sibuk meraba lukanya.

Sahlan mengangguk kecil. Ternyata perkiraannya benar Anna dicekik. "Ya... menurut gue dia anak iblis," ujar Sahlan dengan volume sangat pelan bikin semua menganga. Apalagi Anna sungguh terkejut dan tercengang.

"Lo ini sebenarnya apa si? Indigo? Paranormal? Dukun? Atau apa?" Secara beruntun Juki bertanya.

Sekali lagi Zayn menyenggol bahu Juki. "Bisa gak? Diam dulu sebentar." Huh, Zayn gregetan sama Juki tidak seperti Ubay sedari tadi berdiam diri, tetapi main game online. Udah lah sama aja mereka. Perbedaannya cuman dari kegiatan.

Diselingi menatap Anna, Sahlan beralih memandang Juki. "Bukan. Keistimewaan," sahutnya pada Juki yang terangguk-angguk pelan mencerna tuturan Sahlan.

"Anak iblis? Gak mungkin," lirih Anna. Apa karena itu? Mukanya dengan Annie berbeda? Terus buat apa kami lahir di hari, tahun dan tanggal yang sama? Mami sudah tahukah? Apa maksudnya semua ini? Argh, fakta baru apa lagi yang terungkap.

"Lupakan tentang anak iblis. Yang jelas kita harus mencari keterangan kenapa Annie kembaran Anna melompat dari bukit. Itu yang paling utama," anjur Sahlan. Hm, butuh usaha banget nih mengungkapkannya.

Anna mengiyakan atas Sahlan berbicara sedemikian. Yap, itu yang paling utama.

Untuk meredakan keseriusan, Zayn mencairkan suasana agar lebih nyaman gitu. "Lan, kapan datangnya? Kok kayaknya sebentar banget di luar kota?" celetuknya melahirkan rasa santai. Kemudian ia melirik Ubay malah asyik main game online. Pandainya lagi, dia sengaja tidak memakai suara.

"Tadi pagi. Iya, bentar doang. Cuman ada urusan kecil disana," kekeh Sahlan. "Eum... boleh gak? Gue ke rumah Anna? Mau melakukan penyelidikan gitu." Penglihatannya menatap bergantian terhadap teman-teman Anna, dan juga tuan rumahnya.

"Boleh, tapi ada Mami dan Papi gue. Kalau mereka bertanya lo siapa, jawab aja teman gue. Oke?" Keadaannya tidak seperti kemarin bebas mau berbuat apa saja karena orang tuanya tengah pergi. Namun sekarang berbeda. Untungnya secepat kilat bersama kawan-kawannya membereskan seisi rumah bagaikan kapal pecah walaupun ada barang yang berpindah tempat saat membereskannya.

"Tapi kan ... katanya Annie anak iblis? Terus kita ngapain mencari tahu penyebab Annie terjun dari bukit?" Zayn mengusap dagunya menunggu jawaban Sahlan.

"Iya. Namun kita gak tahu apa motifnya Annie mengganggu Anna?"

Anna menggigit bibir bawahnya. "Berarti benar ya? Hantu O itu Annie?" Hm, jelas sih mereka sangat mirip. Ia hanya memastikan.

"Ya," jawab Sahlan.

'Twin Sister!'

TYPO MERESAHKAN


Yok, serius🙌

Jangan lupa vote + commentnya guys!




















Helenahanum

Twin Sister! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang