Mereka semua menahan tawa menyaksikan Juki yang gagal paham terhadap kata sandi WiFi. Apalagi omongan Zayn begitu pedas saking gregetnya. Kini seluruhnya sedang menimbang-nimbang usulan Sahlan, mengecek jasad Annie di kuburan?Ternyata berbicara sama Mami tidak mendapatkan fakta yang mengejutkan gitu, atau keanehan. Tapi Anna yakin, tak mungkin Maminya itu tidak merahasiakan sesuatu. Melihat 2 temannya tengah asyik dengan gadget, memicu Anna menarik napas.
Tanpa rasa kasihan, Anna langsung merebut ponsel Ubay yang juga ikut WiFi-an setelah mendengar kata sandi dari mulut Mbak pelayan. "Sinih!" Yes, hp Ubay sudah ada di dalam genggamannya.
Ubay kaget bukan main saat ada orang yang asal merampas ponselnya. "Eh... An? Hp gue!" Serunya berusaha merebut. HELP! Itu dikit lagi mau menang woy! Udah legendary, astaga. "An! Balikin! Gue mau menang," rengek Ubay se-dramatis mungkin seperti ku menangis membayangkan.
"Tadi berangkat nyasar ya. Sekarang sebagai gantinya lo harus relain game yang akan gue hapus," pungkas Anna otw menghapus, tapi lagi-lagi Ubay menahannya menggunakan cara apapun, idih.
"Game online tulang rusuk gue, An. Jika memang dirimu lah tulang rusukku," nyanyi Ubay malah mempermalukan dirinya sendiri. Acuhkan orang-orang yang sedang menontonnya. Ini demi game agar tidak terhapus. Akting! Harus! "Tapi kan, walaupun awalnya nyasar kita sampai di sekolah?" Lanjut Ubay membela diri.
Iya sih... tapi tetap aja judulnya nyasar diawal. "Gue mau tanya sama lo. Otak Lo tertinggal dimana sih, Bay? Potong jalan kok pakai insting." Kali ini volume Anna semakin merendah. Malu Oy! Beberapa kali jadi pusat perhatian.
"Ubay jemput lo, An? Kok bisa nyasar? Tanya Sahna penasaran.
"Iya, awalnya macet. Lalu si Ubay potong jalan, tapi dianya sendiri gak tau. Terus dia mengatakan sesuai insting aja." Sedikit mengejek dengan perkataannya seketika Anna teringat sosok Annie yang muncul, serta pohon roboh setelah tersamber petir.
"Gak ada salahnya kayak gitu," balas Ubay sambil cemberut.
Rahang Anna mengencang. "Gue sebenarnya anak iblis, bukan sih?" Tiba-tiba Anna menanyakan hal itu pada Sahlan. Mustahil satu kandungan berbeda walaupun beda muka sih.
Sahlan juga bingung harus menjawab apa. Pasalnya ia tak tahu Anna itu anak iblis seperti Annie? Atau berbeda? "Fakta akan terungkap secara perlahan-lahan, sekaligus pertanyaan lo bakal terjawab," sahut Sahlan. "Kalian setuju? Mengecek jasad Annie di kuburan?"
Semuanya tergangguk-anggguk setuju kecuali Juki yang kelihatannya tidak ikhlas mengangguk.
Anna tidak mau menambah beban otaknya ini untuk memikirkan apakah pantas menggali makam? Sering kali Anna mendengus, huft. Luka di lehernya juga masih ada, belum hilang. Anehnya lagi teman-temannya itu tak mempunyai luka seperti dirinya. Mungkin Annie sangat niat membunuh saudarinya? Hm.
Yang paling jelas menurutnya adalah cuman Anna doang yang bisa melihat makhluk tak kasat mata? Meskipun kawan-kawannya pernah melihat Annie sekali, hanya sekali. Intinya meskipun dirinya merupakan anak iblis lebih baik Anna mati, tapi? Sama aja? Argh, bagaimana pun Anna akan berusaha mencegahnya.
"Oke, kalau mau cepat terungkap kita harus gerak cepat. Mungkin ... besok, mau?" Sahlan menatap satu-persatu teman-teman Anna yang kelihatannya tidak keberatan. Dilihat secara gamblang kasihan sekali Ubay, hp-nya ibarat disita. Rencananya harus berhasil! Setidaknya mendapatkan petunjuk.
"Setuju." Anna menyetujuinya duluan sebelum teman-temanya menyusul. Sekalian menengok Annie disana, berbicara dan mengenang kembali masa-masa indah bersamanya.
Ck, Juki sedang menggerutu karena lambat sekali ini sinyal. Padahal tadi bagus. "Mbaknya kayaknya sengaja," gumamnya malah menyalahkan pelayan kafe itu. Udah galham, gagal paham terhadap kata sandi gara-gara Mbaknya ngomong 'Ada hantu', kiranya di dekatnya ada hantu gitu.
Ngomelnya disini, pelayan wanitanya entah ada dimana sejak Juki menanyakan password WiFi. "Gak ada yang mau pesan minum apa? Ngapain coba ke kafe cuman menumpang duduk membahas tentang Annie." Bodo, ada unsur menyindir. Si Sahlan sepertinya suka banget ya? Sama nih kafe?
Zayn langsung memilih minuman yang hendak ia minum. "Gak ngaca lo? Lo dari tadi gak memesan apapun," sindirnya. Juki Juki kalau mau menyindir tuh berkaca dulu, baru sempurna sindirannya.
Juki mendesis. "Diam! Jangan ikut campur. Bikin gue naik darah aja," tegurnya sedikit berlagak dengan gaya menganehkan.
Anna melirik Ubay yang sedang murung karena ponselnya di rebut olehnya. Kasihan Ubay... Ulululu. Namun ia tak akan mengembalikan gadget Ubay dengan mudah. "Bay, tumben banget lo jemput gue?" Biar bentuk muka Ubay berubah. Ya, paling tidak merespons pertanyaannya. Kok jadi bimbang mau menghapus game online di hp Ubay?
'Twin Sister!'
TYPO MERESAHKAN
Setuju, gak? Game online Ubay dihapus? Awoakwok.
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...