Terungkap?

53 23 54
                                    

        Hari sudah menjelang malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


        Hari sudah menjelang malam. Anna dan kawan-kawan serta Mami telah siap bersembunyi dibalik pepohonan besar. Tugas lelaki membawa sekop. Sedangkan perempuan memerhatikan keadaan sekeliling takut ada orang lewat. Lebih bahayanya lagi penjaga kuburan.

Namun di keputusan tersebut ada yang berubah. Sahna diganti tugasnya jadi mengalihkan pandangan Mas-Mas yang setiap hari menjaga makam untuk merayunya agar tetap diam ditempat. Dan kalau perlu memberi obat tidur.

Setelah mengamati setiap sudut-sudut makam sepertinya Masnya itu tidak ada, tetapi tetap saja mereka semua kudu menyelinap masuk tak boleh berjalan santai. Sejak datang kesini, Juki sesekali mencatat sesuatu di kertasnya membuat Zayn penasaran ingin tahu. "Juk, lo lagi mencatat apa?" Tanya Zayn berusaha membaca.

"Gue lagi mencatat kegiatan setiap jam sembilan malam," sahut Juki lanjut menulis.

Zayn mengerutkan kening. Seingatnya sekarang belum jam segitu. "Eh? Sekarang kan belum jam Sembilang malam, baru jam enam lewat dua menit." Zayn sedikit terbelalak. Wah, kayaknya Juki mengarang nih. "Emang buat siapa lo mencatat ituan?" Lanjut Zayn.

"Emak. Biarin lah. Emak gue aja gak bakal mengecek apa yang habis gue lakuin."

"Idih," kaget Zayn.

Anna tampak ragu, tapi di otaknya seakan mengatakan 'Ayuk. "Duh, Gak papa nih menggali kuburan Annie tanpa izin?" Bukan masalah dirinya takut atau gimana ya, Anna ngeri kena pidana jika ketahuan habis menggali makam sembarangan walaupun itu makam saudara kembarnya sendiri.

"Yang penting jangan sampai ketahuan orang," balas Sahlan sudah siap memegang sekop. "Yuk, kita mulai. Ingat ya tugas lo, Na!" Peringatnya pada Sahna yang otomatis mengangguk paham. Sahlan melangkah duluan lalu diikuti oleh teman-teman yang lainnya. Rempong banget Juki segala menulis-nulis.

"Juk! Tunda dulu acara mencatat lo," gerutu Anna greget.

Seusai sampai, bersicepat mereka menggali menggunakan sekop hingga terdalam-dalam. Anna yang memerhatikan jadi panik, takut ada orang yang melintas. Tenang sih Masnya udah dicegah sama Sahna disana. Argh, tetap aja gak tenang, hiks. Kilatan petir seketika muncul membuat Anna sedikit terkejut.

Seluruhnya bersorak dalam keheningan tatkala hampir menemukan yang mereka tuju seusai menggali mati-matian. Sahlan menginjak tanah yang barusan ia gali. Memandang lekat ke dalam kuburan. Ia merasa heran. Ini beda sekali tidak seperti pada umumnya. "Kok begini?"

Lantas Mami penasaran ia segera mengamati ke dalam makam tersebut. Anna juga ikut andil dalam melihat. Sontak udara terasa dingin, angin bertiup, tapi tidak seperti puting beliung. Beberapa lama ini mereka terbengong sesaat meratapi jasad Annie menghilang, tetapi papannya ada.

Tiba-tiba Sahlan memejamkan mata bagaikan sedang mengingat-ingat. Kepalanya ikut bergerak-gerak bikin Anna, Mami dan kawan-kawan mulai menjauh. Antisipasi kalau Sahlan ternyata kesurupan makhluk tak kasat mata.

"Sahlan?" Anna berupaya memanggilnya sembari berpegangan tangan dengan Mami.

Namun makin lama Sahlan tidak terkendali. Matanya bertambah rapat menutup, kini kedua tangannya memegang kepala disertai gerakan ke kiri dan ke kanan begitu cepat. "Sahlan? Lo kenapa?" Anna meringankan nada. Sementara Juki dan Ubay tampak sangat ketakutan.

Juki menelan salivanya susah payah disamping Ubay. Jadi ingat Emak lagi kan.

Tatapan tidak menyenangkan terpancar dari Sahlan. Ia sudah berhenti dari gerakannya. Lalu ia menatap satu-persatu kawan-kawan, Anna dan Mami Anna. "Gue tahu," ujarnya seraya mengusap kening mengelap keringat dingin.

Wajah Anna berseri-seri. "Ayo cerita. Annie gak mungkin bunuh diri kan?" Ia tidak sabaran menunggu Sahlan menuturkan kata. Akhirnya rencananya berhasil. Benar usulan Sahlan ini cara paling efektif meskipun tak patut dicontoh, hm.

Entah kenapa Sahlan malah terdiam karena tidak percaya bisa langsung mendapatkan apa yang ia cari bersama Anna yang terutama. "Nanti gue ceritain di rumah. Sekarang kita harus balik membenarkan kuburan ini seperti semula agar enggak ada orang yang curiga," putusnya langsung menyerok tanah.

Ah, iya betul omongan Sahlan. "Juki, Ubay! Bantuin Sahlan!" Suruhnya.

Juki melakukannya dengan santai. "Menurut kalian tanahnya menangis gak?" Tanya Juki.

Zayn ingin sekali menjitak kepala Juki. Juki tuh orangnya kayak gimana gitu mengesalkan. Bertanya hal yang tak penting, absurd, dan bodoh. "Lo ngomong apa sih, Juk? Lo pandangin aja nih tanah biar lo tahu tanahnya menangis gak?" Tantangnya menunjuk tanah.

"Gak ah malas. Mending pandangin cewek cantik di media sosial," sahut Juki ogah. Zayn itu mana bisa diajak bercanda. Bukannya tertawa malah naik darah, ish. Seram juga ya jasad Annie tidak ada. Lihat saja Mami Anna kelihatannya dilanda syok atas hasil galian.

Anna berjongkok menyentuh kayu nisan milik Annie. Masa-masa indah bersama Annie muncul begitu saja di ingatannya. Di satu sisi Anna memikirkan Annie adalah anak iblis, di sisi lain Anna menyayangi saudarinya itu. Ugh, tubuh Anna masih sedikit sakit karena lemparan Annie.

'Twin Sister!'

TYPO MERESAHKAN

Annie jangan muncul ya :)

Jangan lupa vote + commentnya guys!


















Helenahanum

Twin Sister! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang