"Yuk, pulang," ajak Zayn menarik satu-persatu teman-temannya. Si Juki mulutnya tak bisa di tahan. Malu-maluin aja, bawel, bertanya hal yang tidak penting, ugh. Kalau mau Zayn akan melakban mulut Juki. Namun lucunya Juki takut sama Emaknya, haha. "Gue pamit ya." Zayn tersenyum tipis lalu mendorong kawan-kawannya untuk keluar.
"Iya, hati-hati!" Sahut Anna. Hm, sekarang lumayan malam sih, tapi belum tengah malam banget. Seusai teman-temannya pulang, Anna langsung melenggang pergi menuju kamar.
Beban nih kepala gara-gara masalah Annie, huft. Sekarang Anna mau menyantai sejenak di atas ranjangnya, dan semoga aja tidak ada gangguan. Memejamkan mata, namun tiba-tiba panggilan alam memanggil. Lantas Anna turun dari kasur. Biarkan otak ini tenang dahulu, argh. Pusing pala barbie. Tenang, damai dan rileks saat proses pembuangan air kemih.
Lega setelah menuruti panggilan alam, Anna berkaca ingin membersihkan muka. Awalnya normal-normal aja pantulan dirinya di cermin, tapi kok makin lama beda? Ketika wajah Anna menghadap ke cermin sontak mukanya tidak ikut mengikuti. Astaga, jangan lagi. Panik mulai melanda.
Lagi dan lagi Anna mencoba menggerakkan tubuhnya namun tetap saja berbeda di pantulan cermin. "Annie? Apa ini perbuatanmu?" Lirih Anna melihat sekitarnya. "Apa kau mau membunuh saudarimu sendiri? Walaupun kamu anak iblis aku tetap menganggapmu saudariku!" Pekiknya.
Tak ada sosok muncul ataupun jawaban, Anna kembali memandang dirinya sendiri di cermin. Syukurlah luka di lehernya perlahan menghilang alias sembuh. Tubuhnya juga mendingan atas lemparan Annie. Tidak sengaja tiba-tiba manik mata Anna melihat kain putih dari kaca berdiri bagaikan di dalam kain tersebut ada orang yang mampu membuat mata Anna terbelalak.
Hadap depan lalu Anna meremas ujung wastafel. Melirik kecil, kain tersebut semakin mendekat. Menanggapi ketakutannya Anna langsung keluar dari kamar mandi kemudian menutup pintunya. Sumpah demi apapun jantung Anna berdegup cepat bukan main-main.
Karena merasa aneh, Anna pun melihat ke bawah setelah menutup pintu. Tangan! Ada tangan! Astaga. Dirinya harus berbuat apa? ARGH.
Saat detik-detik tangan tersebut hampir menyentuh kaki Anna bersicepat ia melarikan diri, terserah mau lari kemana aja. Luar biasa sekali ketakutannya ini.
Dan ... sontak Anna menabrak Mami. Pandangan Anna mengharapkan bahwa sang Mami sebagai pelindung. "Mi, tolong Anna!" Serunya dengan raut penuh ketakutan.
Jelas Mami bingung harus menjawab apa lantaran tak tahu apa yang baru saja di alami oleh putrinya itu. "Kamu kenapa, Anna?" Tanya Aini memegang bahu Anna. Menatap sekelilingnya tidak ada hal yang janggal terjadi seperti Anna yang terlempar ke ruang tamu.
Napas Anna menderu. "Annie! Dia mengusik Anna!" Bola mata Anna mengarah ke belakang Mami. "ITU ANNIE!" Tunjuknya penuh kengerian. Lagi-lagi hantu O tersenyum kepada Anna bagaikan mengejek. Ayolah, seharusnya Mami bisa melihatnya begitu jelas.
Lantas mata Aini mengikuti apa yang ditunjuk oleh anak perempuannya. "Apa? Gak ada apa-apa," elak Mami menatap serius.
Oh my god, rasanya Anna mau mengumpat ternyata Maminya tidak bisa melihat. Lihatlah itu jelas banget Annie! Kalau memang benar Annie berarti hanya matanya saja yang bisa melihatnya. Sedangkan Mami? Tak bisa. Susah deh kalau tidak punya bukti memperlihatkan disitu ada sosok hantu O alias Annie. Oke, hidup Anna semakin tidak tenang.
'Twin Sister!"
Ubay berjalan dengan lesu sembari memerhatikan kelas karena takutnya salah masuk. Hm, harus teliti membacanya agar jernih angkanya itu. "Benar ini!" Gumamnya melangkah masuk. Malu sih, sisi pipinya melendung lantaran bengkak. Sakit gigi memanglah mengganggu pemandangan, kurang asem!
Tidak terlalu buruk ternyata siswa-siswa lain tak menyadari perbedaan mukanya ini, hm.
Refleks Ubay saling bertatapan dengan Juki yang sepertinya sudah menunggunya sedari tadi. Bersiap-siaplah karena omongannya sendiri sangatlah jujur. "Juk, apa kabar?" Biasa, Ubay basa-basi biar si Juki meredakan emosinya. Keceplosan adalah mala petaka bagi yang terlalu jujur.
Juki menyilangkan tangan. "Apa Lo bilang, Bay? Burik?" Tanya Juki mengangkat wajahnya.
Aduh, masalah utamanya sekarang dirinya sedang sakit serta gusi ikut nyeri. Ubay tidak menjawab pertanyaan Juki yang lagi memanaskan suasana. "Gi-gi-gi gue sakit nih," keluh Ubay mengusap pipinya yang menonjol.
"Minta maaf sama gue. Ha? Lo bilang apa, Bay?" Santai, Juki sedang menguji apakah Ubay adalah laki-laki perkasa? Suara Ubay lumayan kecil tidak terdengar, huft. Parah sekali parah. Awalnya pengen ngajak ribut malah Ubaynya kayak gitu,"Yuk, kita bergelut." Dengan suka rela Juki bersedia.
Harus berkata apa, ha? Si Juki! Udah dibilang giginya lagi .... haduh mari mengeluh atas rasa sakit.
Zayn bertepuk tangan menyaksikan Ubay dan Juki yang akan segera bertempur di lapangan. "Nah, baru itu tempat yang cocok untuk kalian," kekeh Zayn seraya menghadap ke lapangan disertai matahari yang amat terik dari dalam kelas.
Di sisi lain Anna sedang berpikir tentang masalah Annie. Bunuh diri atau bukan? Tapi kata Sahlan karena kemauan Annie, dan artinya sama aja 'Bunuh diri'. Kan memang iya Annie adalah anak iblis namun Sahlan berkata 'Iblis hati perlahan tumbuh?' Apa maksudnya? Mungkin hatinya sudah di kuasai oleh makhluk terkutuk?
'Twin Sister!'
TYPO MERESAHKAN
Bagi Anna Sama aja😌
Jangan lupa vote + commentnya guys!
Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Sister! [END]
HorrorAnna dan Annie, kami adalah saudara kembar perempuan yang selalu bersama-sama, tapi ada perbedaan dari diri kita yaitu muka. Entah mengapa itu terjadi. Seharusnya kembar berarti sama. Pada suatu hari... Annie tiba-tiba melompat dari bukit tanpa alas...