4 | I wanna cry

137 17 0
                                    

"Cukup diam dan nikmati hidupmu jika tidak ingin mengikuti aturan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup diam dan nikmati hidupmu jika tidak ingin mengikuti aturan."

___

Seperti halnya semesta yang memiliki aturan untuk menggulir. Memiliki skenarionya sendiri tentang bagaimana semuanya terjadi. Terntang hukum kausalitas, hukum tabur tuai, beserta hukum-hukum lainnya yang menginvasi semesta itu sendiri. Pada dasarnya semua hal berjalan diatas orbitnya masing-masing. Meskipun terkadang terlihat begitu sederhana, namun rupanya tidaklah sesederhana itu.

Kemudahan hanya angan, tidak tahu bagaimana caranya kerumitan selalu menyela ditengah-tengah harapan. Meleburkan asa menjadi putus asa yang tak mendasar, membuat hati siapapun ragu atas apa yang telah terlewati begitu jauh. Ingin berhenti dititik ini, namun rasanya apa yang terlalui sungguh adalah kesia-siaan belaka. Ingin meneruskan, tetapi ragu kembali merambat melewati seluruh arteri hingga pangkal kepala. Ia tidak tahu bagaimana caranya agar isi kepalanya kembali berjalan benar. Berbekal satu arahan tentang kemana hati harus menatap lurus kedepan, disaat itu pulalah raga seperti menolak untuk kembali diterjang badai.

Ada ketidak-sanggupan menghadapi badai yang sama. Rasanya begitu berat hingga ingin menyerah. Song Yerin ingin sekali lagi bangkit, tetapi lututnya telah terluka begitu hebat. Hatinya remuk redam bukan hanya karena tertampar kenyataan yang ada, melainkan ia benci ketidak-pedulian. Ia ingin sekali menjadi kesayangan seperti yang kakaknya dapatkan. Ia ingin sekali menjadi yang pertama kali disebutkan saat ada acara keluarga. Tetapi angan tetaplah menjadi awang yang tak terlihat. Ia memang tidak pernah diharapkan ada semenjak ia pertama kali menangis.

Yerin tidak perlu sekali ditemani, ia tidak ingin dihakimi oleh semesta manapun. Ia hanya ingin Song Taehyung, tetapi pria itu juga pergi setelah Yerin sendiri yang mengusirnya. Alasan sekarang Yerin ada dikamar kakaknya adalah ia ingin sekali berbicara. Ia sudah cukup mengabaikan Taehyung yang nyatanya selalu ada untuknya kapanpun dan dimanapun. Pria itu sedari kemarin-kemarin ingin dekat, ingin menemani, tetapi Yerin belum bisa menerima semuanya.

Yerin terduduk diatas ranjangnya, memeluk lutut sendiri dengan tatapan yang nyalang memandang kosong kearah jendela yang terbuka sedikit. Dingin, tapi Yerin tetap membiarkan tubuhnya tersiksa sekali lagi. Ia ingin merasakan sensasi dingin itu, merasakan tubuhnya beku, agar ia bisa kembali menghargai sebuah kehangatan barang sekecil apapun.

Kehangatan dimana ia senantiasa hadir meski tidak pernah dianggap sebagai dewa penolong, hanya karena masih menganggap dingin itu adalah temannya. Nyatanya tidak ada yang lebih hangat dari sebuah obrolan ringan. Kakaknya, dan sekarang Yerin sangat merindukan itu. Ia merindukan lengan kakaknya yang memeluknya begitu tulus. Merengkuh bukan hanya raga, melainkan juga hatinya. Yerin tahu, didunia ini ia hanya memiliki Taehyung. Dan selebihnya, hanyalah serpihan semestanya yang bisa menghilang kapan saja.

"Kak, lelah..." lirih Yerin diikusi isakan yang terdengar sangat parau didalam kerongkongannya. Menunduk menenggelamkan wajahnya dibawah rasa tak nyaman lainnya. Ia tahu ia akan menangis malam ini, melolongkan betapa ia lelah dan ingin semuanya berlalu. Ia yang selalu takut mati, sekarang untuk pertama kalinya Yerin mengatakan ingin berhenti. Ingin menyerah pada hidupnya yang semakin tidak karuan.

He's My Trainer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang