21 | Swim

96 12 0
                                    

"Tidak masalah bermain, asalkan rule-play nya adalah diatas kartumu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak masalah bermain, asalkan rule-play nya adalah diatas kartumu."

___

Kalimat; bisakah menemani renang yang Yerin lontarkan pada Jungkook nyatanya adalah kalimat paling Yerin sesali seumur ia pernah hidup didunia hingga detik ini. Bukan karena ia menyesal karena berenang bersama, melainkan karena Jungkook yang sialannya menolak mentah-mentah ajakan berenang bersamanya.

Inginnya terbang ke planet lain saja, malu, bisa-bisanya ia ditolak bahkan saat ia tidak sejelek dulu. Yerin sudah memiliki tubuh yang indah, dan ia tetap menerima penolakan dari Jungkook. Sialan!

Duduk dibawah pohon maple yang jadi favoritnya dulu bersama kakaknya sewaktu masih kecil. Baru bisa berlari sambil berteriak agar kakaknya tidak terus-terusan meninggalkannya. Yerin dianugerahi ingatan yang tajam, ia bahkan bisa mengingat bagaimana ia terjatuh dari sepeda saat ia sedang mengejar Taehyung yang katanya akan membelikannya eskrim. Yerin memang penurut, tapi sifat dasar pemberontaknya tak akan pernah bisa disimpan terlalu rapat. Yerin selalu ingin melakukan apapun sendiri, bahkan penyebab jatuhnya pun karena ia bersikeras ingin membeli eskrim sendiri dengan sepedanya disaat kakaknya juga bersikeras ingin membelikannya.

Kata pertama yang mampu Yerin dengar dari kakaknya saat ia menangis karena terjatuh dan lututnya terluka adalah kalimat sederhana yang ia ingat hingga hari ini.

"Apa aku yang membuatmu terjatuh? Maafkan kakak..."

Suara lirih mendayu penuh penyesalan. Kalimat penuh kasih yang masuk kedalam rungunya sebelum dua orang datang dari arah belakang Taehyung dan memarahinya hingga habis. Itu ayah dan mamanya, tidak ada yang benar kecuali mereka. Dan menyebalkannya dulu Yerin memang tipikal yang bisa menyahut saat apa yang dikatakan kepadanya adalah hal yang tidak benar.

"Makanya, sudah dibilang jangan bermain sepeda! Kenapa masih tidak menurut?!" itu mamanya.

Seperti rata-rata seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya hang terluka, tetapi jelas dari nada bicaranya Yerin hanya menangkap sirat ketidak-sukaan kepada dirinya.

Jika dulu Taehyung selalu ada untuknya, memberikan obat merah saat lututnya terus berdarah. Maka, sekarang Taehyung tetap ada, memberikan obat lainnya yang menghangatkan. Memberinya rumah yang hangat, membuat Yerin selalu merasa sejauh apapun ia melangkah, sejauh apapun pikirannya meliar, ia harus ingat bahwa ia punya rumah. Rumah yang akan senantiasa menyambutnya dengan senyuman. Yerin merasakan dunianya kembali, rengkuhan itu. Yerin yakin rengkuhan kakaknya tak akan pernah memudar, walau ia tahu suatu saat kakaknya juga berhak memiliki dunianya sendiri yang bukan hanya terisi tentang dirinya.

Sebenarnya Yerin bukan tipikal orang yang suka melamun, tetapi rasanya ia tak akan bangun ke dunia nyata jika saja Jungkook tidak menepuk bahu kanannya dengan lembut sembari memanggil namanya.

"Nona Song?"

Yerin terkesiap sedikit, tetapi ia gengsi mengakui bahwa ia terkejut. Ia hanya berdiam diri sejenak dan Jungkook yang membuatnya seperti melamun. Ah mana yang asli, samar sekali.

He's My Trainer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang