"Aku hanya membutuhkan diriku sendiri untuk bertahan hidup, hanya itu."
___
Kicauan malam yang terasa berisik dalam kepala. Bukan perihal malamnya yang bising, tetapi isi kepalanya yang terlalu berisik malam ini. Ada ribuan tanya, ribuan duga yang bersarang tanpa mau terenyah dari kepala. Ingin rasanya terbebas dari segala sesak yang membeban dalam benak sendiri terlalu lama. Ingin menapaki kembali dunia bebas seperti merpati yang beterbangan dicakrawala. Rasanya ingin seperti itu tanpa adanya rasa yang kelewat menyedihkan dari perlakuan yang selalu ia pertimbangkan bagaimana bisa seperti ini. Ia ingin seperti Taehyung yang selalu dinantikan prestasinya. Ia ingin seperti Taehyung yang selalu ditunggu perihal kepulangannya. Dan yang terakhir ia ingin seperti Taehyung yang ditanyai perihal; bagaimana harinya berlalu, apakah melelahkan atau menyenangkan?
Song Yerin sempat mengira bahwa hanya komputer yang bisa kehilangan kontrolnya. Hang, Bug, dan blank. Tetapi ternyata otaknya juga bisa merasakannya. Ia kehilangan apa itu cara membuat dirinya tetap waras dalam artian ia tidak kehilangan semangat. Ia selalu mencari pelampiasan, seperti sore tadi ia mengunjungi anak-anak itu kembali, ingin melihat senyum mereka lagi, ingin melihat bagaimana mereka selalu mensyukuri hal sekecil apapun yang datang pada mereka. Yerin jadi iri, harusnya ia bisa sebahagia mereka saat apa yang mereka inginkan, ia sudah mendapatkannya bahkan lebih dari apa yang mereka dapatkan.
Yerin jelas mengingat betul saat pertama kali ia mengunjungi mereka, satu tahun atau sekitar satu setengah tahun yang lalu, Yerin tidak begitu ingat. Ayahnya katanya sering datang kesana, tidak sesering itu tetapi ada kalanya ayahnya datang kesana. Yerin dulu hanya iseng saja, datang membawa jajanan bersama Aletha untuk sekedar bermain-main dengan anak kecil disana. Mencipta tawa manis dikala kepalanya runyam bukan main.
Mereka selalu bisa membuat Yerin menyadari betapa indahnya nilai kasih, betapa diberkatinya orang yang selalu mendapatkan kasih sayang penuh kendati tidak dibanjiri dengan materi yang melimpah. Yerin bisa merasakan, mungkin dari sekian banyak mereka yang kekurangan menginginkan kehidupan yang sekarang Yerin rasakan, tetapi pun sama saja, ia tidak pernah merasa tidak diberkati dengan hidup layak bahkan mewah. Ia selalu nerasa hidupnya beruntung, tetapi tak jarang pula dirinya merindukan apa yang orang lain dapatkan. Ia ingin orang tuanya. Sudah. Itu saja.
Yerin pulang seorang diri, bersama supir taksi yang sama yang memberitahunya bahwa sedari tadi ada yang mengikutinya dari belakang. Yerin sadar saat didepan gerbang sewaktu ia keluar, mobil Jungkook, dan ia sempat menatapnya intens sesekali, lalu berlalu seolah tidak mengetahui bahwa ada yang mengikuti.
Yerin tidak terkejut saat supir mengatakan demikian, tetapi malah menambah intensitas rasanya yang tak benar itu pada seorang trainer Han Jungkook. Ia merasakan bahwa Jungkook penasaran padanya, ingin tahu lebih dalam, tapi ia juga tidak menyangka bahwa Jungkook sampai niat sekali hingga mengikutinya ke pelosok. Ia tidak menyangka Jungkook penasaran hingga memutuskan untuk mengikutinya seperti seorang penguntit.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Trainer ✓
Fanfic[COMPLETED] Song Yerin tidak bisa menjadi model. Itu fakta telak yang harus diterima oleh gadis berusia 21 tahun itu. Baru lulus dari pendidikan hukumnya namun teringin sekali mengikuti jejak kakaknya sebagai publik figur. Keadaan memaksa untuk mene...