"Hanya pepatah lama, sejauh apapun langkahmu, tempat kembalimu adalah rumah."
___
Sudah lama sekali waktu menggulir tanpa Jungkook merasakan hangatnya pelukan sang mama, keluarga yang selalu ada bersamanya dan menerimanya tanpa penghakiman apapun. Keluarga adalah separuh nyawa manusia itu sendiri. Tidak ada yang setulus keluarga. Tidak ada yang seindah ucapan selamat datang kembali selain dari keluarga. Tidak ada tangan yang sehangat rengkuhan keluarga.
Kubu-kubu dalam lingkup pekerjaan hanyalah mereka yang merasa satu perjuangan. Menemukan satu nyawa yang sama diterjal yang sama. Namun, sejauh apapun berpikir bahwa teman adalah yang selalu ada, maka kesalahan terbesar adalah apa yang tertanam dalam isi kepalamu sendiri. Nyatanya, teman ada untukmu hanya karena merasa memiliki beban hidup yang sama, tapi mereka terkadang lupa bagaimana cara menghargai kehadiranmu kala mereka mungkin mulai bisa terlepas dari belenggu yang sama denganmu, yang mengikat pada kaki yang sama sebelumnya. Tapi tidak juga semua teman adalah sama seperti itu. Ada kalanya sahabat adalah kata yang tepat untuk menyebut mereka yang senantiasa ada kala diri sendiri mulai kehilangan akal untuk bertahan hidup. Mereka ada dititik terbawah, dan titik terendah. Rasanya beruntung sekali memiliki yang seperti itu.
Seperti halnya Jungkook yang merasa bahwa harinya hancur hanya karena teman yang selalu bersamanya, dan ia anggap seperti kakaknya sendiri selama di China, mendadak mengirimkan pesan balasan paling sialan yang pernah masuk kedalam ponselnya.
"Gadismu cantik sekali, jika tidak mau, untukku saja yaa..."
Pada awalnya Jungkook sama sekali tidak berpengaruh, tapi lama kelamaan sesuatu dalam dirinya memberontak menolak bahwa ia baik-baik saja dengan kalimat itu.
Jungkook memang menolak saat Wan mengajaknya ke Korea, tapi belum ada satu hari akhirnya Jungkook memutuskan untuk memesan tiket ke Korea. Ia sudah berniat untuk ke Busan, menemui keluarganya untuk menghempaskan kerinduannya selama satu tahun ini yang belum terbayarkan. Ia bukan karena tak ingin pulang, tetapi memang jadwalnya tidak memungkinkan untuk bolak-balik dari China ke Korea.
Untuk setahun ini jadwal padatnya memang untuk membuat popularitasnya menaik, ia tidak bisa meninggalkan jadwal semaunya. Dan sekarang ia mendapatkan kesempatan cuti beberapa hari dan Jungkook menggunakannya untuk kembali ke Korea. Inginnya Jungkook membawa serta keluarganya ke China agar dirinya selalu dekat dan menjamin keluarganya tetap berada disekitarnya tanpa kekurangan apapun, tapi jelas ayahnya menolak, masih ada neneknya yang enggan meninggalkan Busan karena hidupnya seperti sudah menyatu dengan kota lahirnya.
Seharian kemarin Jungkook menghabiskan waktunya di Busan. Membuat nenek dan kedua orang tuanya senang dengan membawanya ke pusat perbelanjaan. Ia sangat antusias dengan senyuman ibu dan ayahnya, apalagi saat Jungkook memesan makanan kesukaan neneknya, senyum itu kembali menghangatkan Jungkook untuk pertama kalinya setelah satu tahun berlalu. Jujur ia rindu sekali, rasanya tidak ingin meninggalkan Busan sampai kapanpun, tapi rasanya belum bisa untuk saat ini karena karirnya berada jauh disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Trainer ✓
Fanfiction[COMPLETED] Song Yerin tidak bisa menjadi model. Itu fakta telak yang harus diterima oleh gadis berusia 21 tahun itu. Baru lulus dari pendidikan hukumnya namun teringin sekali mengikuti jejak kakaknya sebagai publik figur. Keadaan memaksa untuk mene...