Intro; I hate the Pain!

373 33 0
                                        

"Kadang semesta terlalu baik padamu hanya karena ingin membuatmu terhempas dikemudian hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kadang semesta terlalu baik padamu hanya karena ingin membuatmu terhempas dikemudian hari."

___

Seoul, South Korea
Seoul University

Suasana ramai dan berisik, khas sekali suasana kampus yang penuh oleh anak-anak orang kaya yang hanya tahu pasal mereka sekolah. Pada intinya mereka tidak peduli apapun, mereka hanya diminta untuk menjadikan nama mereka bersih, dan bercitra baik. Tidak ada celah, karena suatu saat nama merekalah yang akan menggantikan kedudukan keluarga diajang bisnis dunia.

Kantin tidak terlalu ramai pagi ini jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, ada beberapa kelas yang libur dan hanya beberapa saja yang memilih untuk berangkat tanpa tujuan. Mereka yang berangkat hanyalah untuk sedikitnya melepas waktu, bersenang-senang tanpa diperhatikan.

Song Yerin, putri bungsu dari dua bersaudara, pemilik perusahaan Holla Group yang sedang buming-bumingnya. Seorang adik kesayangan dari seorang aktor bernama Song Taehyung. Gadis itu tampak seperti gadis biasa pada umumnya, hanya saja tubuhnya sangat gempal dan itulah yang sekarang sedang gadis itu abaikan.

Song Yerin telah menyandang gelar strata satu, dari universitas terbaik dan jurusan yang menurutnya ya itu yang terbaik. Yerin tidak mengerti mengapa dia mengambil itu disaat tidak ada yang mendasari ia mengambil jurusan itu. Song Yerin lulus dengan nilai terbaik jurusan Hukum. Yerin suka hukum, dan ia tidak perlu alasan untuk menjelaskan kenapa dia memilih itu. Alasan 'ingin' menurutnya sudah cukup, dan lagi pula ayahnya mendukung secara penuh. Atau lebih tepatnya adalah ayahnya yang menginginkannya dan Yerin menurutinya tanpa ada penolakan. Valid.

"Apa yang ingin kau lakukan setelah ini, sialan?" tanya seorang gadis didepannya yang tak lain adalah sahabat paling sialan yang pernah Yerin miliki, dia Aletha Park. Gadis yang bukan dari keluarga menengah kebawah. Dia anak mayor, dimana keluarganya adalah salah satu orang kepercayaan presiden.

Mendengar pertanyaan itu, Yerin hanya mendengus kesal sembari mengaduk lemon tea yang sudah habis separuh. Memutar pipetnya tanpa minat, lalu beberapa saat kemudian matanya menerawang jauh.

"Aku ingin menagih janji kakakku," sahut Yerin, sangat yakin dengan ucapannya. Ia memiliki sedikit kesepakatan dengan kakak tampannya. Perihal apa yang akan dia dapatkan jika ia mendapatkan nilai terbaik.

"Dia berjanji apa lagi padamu? Bukankah kemarin kau sudah meminta ferrari keluaran terbaru?" tanya Aletha heran, sungguh hidup Yerin itu seperti surga. Seperti tanpa cela. Terlalu sempurna.

"Dia berjanji akan menjadikanku seorang model."

Mendengar itu, Aletha jelas tertawa. Ia tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya yang seperti tidak dipakai logikanya. Seperti ini, Song Yerin tidak ramping, dia gempal seperti gajah duduk Thailand, dan sekarang dia mengatakan ingin menjadi model. Dia gila atau bagaimana? Model celana dalam ukuran tripel XL? Sumpah Aletha tidak habis pikir!

"Kau gila atau bagaimana?" satire Aletha dan pahitnya itu adalah sebuah kenyataan. Yerin juga sadar bahwa keinginannya itu terlalu klise. Ia tak yakin, tetapi ia ingin. Dia malas menjadi advokat dan ingin mengikuti jejak kakaknya. Menurutnya, dunia entertain lebih menjanjikan kepopuleran dan bisa membuatnya kaya raya tanpa gelontoran dana dari orang tuanya lagi.

"Ya aku gila!" sahut Yerin sambil tertawa. Tawa puas Yerin yang itu jelas sekali ia sedang menertawakan diri sendiri. Ia sadar sekali bahwa ia terlalu gila untuk keputusannya.

"Dasar sinting!" cebik Aletha lagi.

"Diam! Binal! Kau bisanya hanya menertawakan saja! Lihat saja, aku akan menjadi model terkenal!"

Aletha hanya menaikkan satu alisnya. Bibirnya menyungging satu, smirk. Sialan!

"Lihat saja? Okey! Kita lihat, majalah mana yang mau memakai model dengan 165/70 kg sepertimu..." tawa Aletha kembali menggelegar. Semakin terasa panas ditelinga Yerin. Terasa sekali sedang berusaha menghempaskan keinginannya. Tetapi ia tidak semudah itu di patahkan. Semesta telah berulang kali mencoba mrmbuatnya jatuh, tetapi ia tahu taktik semesta; 'seseorang yang pernah bangkit setelah diterjang badai, tak akan pernah terusik hanya karena sebuah gerimis.'

"Brengsek!"

[]

He's My Trainer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang