6

7K 637 46
                                    


Haechan berjalan pelan di koridor sekolah. Mukanya masih cemberut. Sedari tadi handphone terus saja berbunyi. Karena sudah sangat geram pun Haechan merogoh saku nya dan melihat nama kontak yang menelfon nya sedari tadi. Haechan mencengkram handphone nya dan langsung menggeser tombol hijau ke kanan.

"NGGAK MAU BAIKAN! POKOKNYA GUE NGAMBEK SELAMA LAMA LAMA LAMA LAMA LAMA LAMA NYAAAA SAMA LO! TITIK!"

Banyak guru guru lain nya melihat heran ke arah Haechan. Tapi siapa peduli, Haechan sangat kesal sekarang. Dirinya langsung mematikan total handphone nya dan menaruh nya di dalam saku lagi.

Nah, sekarang kan damai. Sudah tidak ada lagi getaran-getaran handphone di paha nya. Haechan pun tersenyum kecil di sepanjang perjalanan nya ke ruang kelas. Sesampai nya di ruang kelas senyum Haechan luntur. Muka nya menegang sempurna, dierat kuat-kuat seragam bawah nya yang urak-urakkan di keluarin secara sengaja, menelan ludah nya dengan susah payah.

'Akh! bodoh banget lo, Fabian!' batin nya menggerutu.

Haechan langsung cepat-cepat melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya dan langsung melototkan mata nya.

Jam 09:00! Haechan sudah sangat telat. Dan ia baru ingat pelajaran jam sembilan adalah pelajaran Pak Begi. Guru musikal yang sangat sangat sangat galak. Haechan menyumpah serapahi Mark yang menyuruh nya turun di jalan tadi dan penyebab dirinya sampai terlambat.

Flashback

"Efal!! cepetan ih!" gerutu Haechan sedari tadi.

"Ck, sabar kenapa sih, Yan. Udah tau macet kaya gini."

"Yakan ini macet juga gara-gara lo kan tadi."

"Lah? nggak ya!" sangkal Mark cepat.

"Iya!"

"Nggak!"

"Iyaaaaaa!"

"Nggaaaaakk!"

"IYAAA ANJING!"

"NGGAK YA GUGUK!"

"NGALAH KEK SAMA GUE."

"NGGAK."

"NYEBELIN BANGET"

"Ck, ah! berisik lo mending keluar dah keluar sana cepet! Bacot amat."

Haechan melotot setelah mendengar perkataan Mark barusan. Muka nya langsung cemberut, bibir nya maju 2 centi. Mata nya pun berkaca-kaca, Haechan pun langsung menjawab, "jahat."

Mark yang menyadari omongan nya barusan pun langsung kaget dan menengok ke arah Haechan, menggeleng ribut melihat muka Haechan yang seperti anak ayam yang lagi di marahi.

"Eh, astaga! Nggak gue bercanda doang sumpah bercanda."

"Jahat," kata Haechan lagi.

"Aduhhhh, Biannnn gue cuma bercanda."

Haechan tak mendengar kan Mark lagi. Sudah kepalang kesal dia sama Mark. Haechan pun langsung mengutak-ngatik pintu mobil Mark. Mark pun panik melihat nya.

"Mau ngapain heh!?" tanya Mark panik.

"Keluar."

"Nggak! nanti lo hilang bisa di cincang hidup-hidup gue sama mommy gue."

"Bodo amat. Bagus malah."

"Biannnnnn ih jangan dong."

"NGGAK! bukain nggak! atau gue pecahin kaca mobil nya." Haechan memutar badan nya dan langsung menatap Mark dengan pandangan horor. Mark pun mengidik ngeri. Bar bar amat ni anak, batin Mark.

Aku seme, kak! • Markhyuck ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang