9

5.5K 545 49
                                    

"Astagaa! Takbir!!"

Haechan dan Mark sama-sama terkaget dengan kedatangan Jeno. Haechan pun langsung mendudukan dirinya dan Mark langsung menatap Jeno kesal.

"Hehe, Abang, dipanggil sama mommy dibawah. Ehm.., kalo gitu sekian terimakasih."

Jeno langsung menutup pintu kamar Mark dan berlari begitu saja dari sana. Keadaan di dalam kamar Mark sungguh canggung. Haechan yang menatap kebawah sambil memainkan baju nya dan dengan pipi nya yang terlihat sekali memerah, sedangkan Mark tidak tahu mau berbicara apa pada Haechan; karena Mark juga merasa malu!

"Sorry, kelapasan," ucap Mark.

Haechan mengangkat wajah nya dan menatap Mark yang juga sedang menatap nya. Haechan tersenyum malu dan menggaruk pipi nya yang tidak gatal sama sekali.

"Ah, gapapa. Hehehe."

"Lagian sih, lo mancing mancing gue."

Mark berjalan ke arah kasur nya dan langsung merebahkan badan nya di kasur dengan kedua tangan di belakang kepala nya sebagai tumpuan.

Haechan mengernyit dan menengok Mark dengan tidak suka. "Apaansih! Geer aja, nggak sama sekali ya. Gue tuh pake baju begini karena pingin nyobain aja soalnya nggak pernah di pake pake." Alasan yang bagus Haechan.

Mark hanya membalas nya dengan deheman dan langsung memejamkan mata nya. Tapi belum ada semenit memejamkan mata nya Mark di kagetkan dengan tepukan di perutnya yang terasa perih, dan tentu saja pelakunya Haechan.

"Anjing! Sakit, Bian," aduh Mark yang langsung menegapkan badan nya.

"Lo kan tadi dipanggil sama mommy lo. Sana turun!"

Mark mengerjapkan mata nya, dan teringat kalau ia tadi dipanggil. Ia pun langsung buru buru keluar dan terdengar suara gelibakan di tangga. Haechan yang mendengar nya pun hanya mendengus.

Setelah Mark pergi, Haechan berdiri dan berlari kecil ke cermin dengan panjang kurang lebih dua meter yang berada di pojok belakang kamar Mark. Ia melihat penampilan nya takut berlebihan. Jujur saja, Haechan tiba-tiba terpikirkan berpakaian seperti ini karena Jaemin yang tiba-tiba mengirim nya pesan dan bilang kalau ia baru saja membeli baju tidur yang terlihat, err.. seksi (?)

Tapi memang alasan Haechan tak juga ingin menggoda Mark saja. Ia ingin mencoba berpakain seperti uke uke yang lain nya. Haechan menggigit bibir bawah nya sambil menatap cermin. Haechan jujur, dirinya keliatan seperti femboy. Ia agak ngeri, sih, sebenarnya. Haechan yang selalu berpakain bak badboy pun sekarang berubah 180 derajat. Haechan kembali berjalan ke arah kasur Mark dan rebahan disana. Ia menatap langit-langit sambil mengernyitkan dahi entah karena apa. Dirinya saja tiba-tiba merasa aneh dan mengguling-guling kan badan nya di kasur milik Mark.

"Huaaaa."

"Bian?"

"Apa?" ucap Haechan dengan suara yang teredam karena ketutup oleh bantal.

"Ngantuk? Mau tidur?"

Haechan mendudukan tubuh nya dan menggeleng pelan. Mark melihat wajah Haechan yang memelas dan kebingungan, Mark pun menghampiri Haechan dan duduk disebelahnya sambil bertanya, "kenapa?"

"Gapapa, cuma lagi bingung."

"Bingung soal?"

"Kepo!"

Mark mendengus dan menoyor kepala Haechan pelan. Sedangkan sang empu hanya cemberut.

"Gue mau packing."

Aku seme, kak! • Markhyuck ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang