25

3.6K 359 29
                                    

"Aku dijodohin sama Feli."

***

"...hah?"

"Dengerin aku dulu oke? Dengerin aku dulu sampai akhir."

Haechan mengangguk pelan.

"Kamu tau kan dulu masalah di Thailand sebagian besar dia yang bantu? Saat masalah ini dia mau bantu, tapi dengan syarat..."

"...aku harus mau nikah sama Feli. Tapi aku nggak mau! Akhirnya aku minta dua minggu buat selesain sendiri dan kalau sampai dua minggu juga aku nggak bisa nyelesaiin, aku bakal nikah sama dia, Yan. Tapi aku nggak mau! Aku maunya kamu, aku maunya Bian, Fabian Nathanael. Itu doang yang aku mau. Yang aku pilih buat masa depan aku dan yang aku pilih buat nemenin hari-hari aku dan hidup aku. Aku bener-bener nggak tau lagi."

"Tiba-tiba tadi polisi bilang nggak mau melanjutkan investigasi kita, Yan. Dia bilang selama ini bukti yang kita dapatkan itu salah. Pak Polisi nya nyerah, tidak tau lagi. Aku udah coba bujuk dia segimana pun dia tetep kekeuh untuk nggak mau lanjutin investigasi ini, seberapapun uang yang aku keluarin tetep aja dia nggak mau. Aku bener-bener bingung ini udah hari ke sepuluh, waktu itu cuma empat hari lagi."

Setelah berkata sebanyak itu Mark dan Haechan terdiam. Haechan masih bingung dan tidak menyangka dengan pernyataan Mark yang tadi. Ningning seniat itu kah?

"Licik."

Mark menengok, melihat Haechan yang menunduk.

"Perempuan licik banget. Jahat banget sama lo, Fal. Apa dia nggak mikirin perasaan orangtua lo juga? Jahat."

Mark menghelah nafas. Ia setuju dengan perkataan Haechan. Ningning memang licik, tidak memikirkan perasaan orang lain di sekitarnya.

Haechan ikut menghelah nafas juga, setelah itu ia mendongak dan merentangkan tangan nya. Menarik badan Mark secara pelan dan memeluk Mark erat. Haechan menepuk-nepuk pelan punggung Mark dan mengusap rambut nya. Jangan lupakan juga Haechan menciumi rambut Mark agar Mark tenang.

"Gapapa, kita masih ada waktu empat hari lagi. Lo nggak boleh nyerah, ini demi lo, gue, dan juga orangtua lo Fal. Gue akan ngebantu lo dan kita akan cari cara yang lain. Jangan kasih tau ke orangtua lo dulu masalah ini. Nggak boleh nyerah, lo nggak mau kan sama Feli?"

Mark menggeleng di pelukan Haechan.

Haechan terkekeh. "Yaudah ayo semangat, empat hari waktu yang panjang juga loh. Masih banyak polisi lain yang mau ngebantu kita. Sekarang kita pulang, dan juga jangan ngebut-ngebut kaya tadi ya? Bahayain diri lo sendiri sama gue, orang lain juga bahaya Efal. Okey?"

Mark melepas pelukan nya dan mengangguk. "Iya maaf."

Setelah itu Mark menjalankan mobil nya lagi yang tadi sempat berhenti di pinggir jalan.

***

Haechan tidak pulang kerumah, melainkan Mark meminta Haechan menginap di rumah nya. Lagi pula Ten dan Johhny— kedua orangtua Haechan —belum juga pulang ke rumah. Suasana di dalam rumah Mark sudah sunyi dan sepi. Lampu nya pun sudah dimatikan. Mark tak langsung masuk ke kamar nya, ia duduk dulu sejenak di sofa ruang tengah. Haechan juga ikut. Namun tiba-tiba ada Jeno yang datang dari arah ruang dapur.

Aku seme, kak! • Markhyuck ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang