Heart problems created by two people with minimal expression.....
...
D E M I semua penjahat yang pernah memaki! Perth tak akan pernah melakukan kunjungan ke rumah orang lain lagi—rumah Saint maksudnya.
Ya Tuhan! Selain diam seribu bahasa, Perth hanya bisa tersenyum kikuk mengerikan.
Bahkan ketika kakak Saint bernama Plan itu sudah cukup hangat, baginya itu tetap tak membuatnya nyaman! Dasar Perth Tanappon yang bodoh! Seharusnya dengan mental introvert mu itu, kau tak harus menantang maut dengan memaksa berkunjung ke rumah Saint!
Untung saja yang Perth temui adalah saudara-saudara Saint. Jika itu kedua orang tua Saint, mungkin ceritanya akan berbeda. Sepanjang pertemuan mungkin ia hanya akan gugup dan bersikap memalukan.
“Apa aku harus tertawa lagi?”
Itu suara War. Terdengar menjengkelkan. Tapi itu memang salahnya, setelah pulang dari rumah Saint, ia malah memutuskan untuk menemui War di kantor kepolisian—sedikit bercerita tentang apa yang ia alami, namun kenyataannya dari pada menerima rasa simpati, War malah menertawainya keras-keras! Bajingan.
“Aku ingin menghilang dari muka bumi.” Berat pasti. Perth seperti lelaki tanpa prinsip hidup yang kuat. Menghadapi keluarga Saint saja tak sanggup.
Puk! War menepuk pundak lelaki putus asa itu pelan. “Kau memang memalukan.”
Dasar sialan! Perth sepertinya salah dalam memilih partner berbagi cerita.
War semakin terbahak. “Tidak, tidak. Aku bercanda, kau sudah cukup berani Perth. Kakak-kakak Saint akan memaklumi sifat pemalu mu.”
Lagipula, ada pepatah yang mengatakan bahwa lebih baik bermain dengan para perampok dari pada menghadiri percakapan keluarga, itu memang benar. “Jangan di pikirkan. Nikmati liburanmu.”
Omong-omong tentang liburan. Entah ada apa dengan ketua hakim agung yang memimpin sidang beberapa hari yang lalu, hingga membuat beberapa polisi yang terlibat dalam tragedi dermaga ada yang tidak di bebas tugaskan. War salah satunya.
Perth berucap lirih, “aku merindukan seragam tugasku.”
War mencebik keras. Berhasrat menggeplak kepala lelaki labil itu dengan setumpuk laporan di atas meja kerjanya. “Dasar tidak bersyukur.” Ia menghardik. Apa Perth tahu betapa ia ingin pergi jauh-jauh dari segala tugas yang menghadang? “Apa kau tahu betapa lelahnya aku?! Hanya untuk menghela nafas saja begitu sulit. Belum lagi besok aku harus datang ke salah satu hotel di pusat kota, untuk memantau keadaan acara yang di gelar. Kau tahu bukan, setelah tragedi dermaga, setiap tempat harus mendapat penjagaan ketat.”
“Hotel?”
“Yash. Apa namanya tadi, Vi-Viceroy L'Ermitage Bverly Hills. Yeah itu dia.” Salah satu hotel megah dan mewah yang ada. “Ada acara lelang dan beberapa pertemuan entah apalah itu—”
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA | Fate's Partner Mission [MEWGULF] END
FanfictionKita bertemu sebagai bentuk takdir? Sebelumnya, Gulf Kanawut tak pernah merasa serakus ini. Ia yang telah menjadi seorang pembunuh bayaran dengan jejak misi yang tak di ragukan lagi. Kemudian ikut tergiur dalam sebuah misi pembunuhan pada seorang ra...