It is very common, some things go unimaginably.....
...
S E N A N D U N G dengung berirama yang menguar, menjadi tanda bahwa penghuni di sebuah kamar dalam suasana hati yang baik.
Matahari pagi yang hangat, badai yang di prediksi tak akan hadir hari ini, serta angin yang tak terlalu kencang, menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri. Terlebih di hari yang cukup penting saat ini.
Saint memilin bibir bawahnya pelan. Angan-angan anehnya berterbangan di atas kewarasan. Sejak dari semalam, saat ia terus memikirkan bagaimana ia akan melalui hari ini bersama Perth. Ia akan membawa Perth ke bagian gedung yang sepi dan bercerita banyak hal. Jangan berpikir macam-macam!
Bahkan Saint dengan eksklusif mendapat keringanan, karena Mew sudah memilih Gulf sebagai pasangan di acara besar itu. Lengkap bukan?
Satu semprotan dari botol cavron poivre parfume, memenuhi amora ruangan. Saint harus pergi dengan tampilan terbaik. Bahkan setelan jas baby blue simple yang melekat sempurna pada tubuh tingginya tak boleh sampai lusuh, sebelum bertemu dengan Perth. “Kau sempurna, Saint.” Monolog yang mencerminkan kepercayaan diri tingkat tinggi. Seulas senyum terpantul cerah dari refleksi high cermin di sudut ruangan.
Beserta bayangan yang tanpa sengaja menyapa dari sosok yang tampak berdiri di pertengahan pintu kamarnya secara tiba-tiba.
“Gulf?” Saint membalik tubuh. Menemukan sosok Gulf yang sudah tampak rapi dengan setelan jas putih tulang. “Ada apa?”
Merasa keberadaannya telah di ketahui. Gulf tampak melangkah kikuk. “Saint, bisa aku pergi denganmu?”
Huh? Pergi?
“Wait, wait. Pergi?” Saint menukas cepat. “Maksudmu ke acara lelang itu?”
Dan tebakannya benar, Gulf mengangguk cepat. Astaga prahara. Ia berucap, “Gulf, kau tahu bukan aku harus menemui Perth, dan pergi bersama?”
Gulf sendiri sangat paham. Tapi ayolah ia hanya tak ingin bersama Mew. Entahlah, ia hanya merasa kurang nyaman berdekatan dengan Mew akhir-akhir ini. Ada yang salah dengan perasaannya. Mew itu menyebalkan dan sialan. “A-aku—”
“Sst ... jangan katakan apapun. Bagaimana bisa Mew pergi seorang diri, kau adalah pasangan Mew pada acara itu.” Lambat laun keberadaan Gulf membaur begitu saja. Bahkan jejak kejahatan lelaki dengan iris hazel gelap itu seolah hilang begitu saja. Kehendak Mew untuk menjadikan Gulf sebagai pelayan dan bahan permainan seperti pudar begitu saja. Semua orang seolah terlalu biasa dengan kedudukan Gulf, yang tampak lebih seperti pasangan Mew saat ini.
Tch! Pelayan apanya. Mew memang abu-abu.
“Aku tak mengerti tentang acara orang-orang kaya seperti itu. Bagaimana jika Mew merasa malu?” Gulf masih mencoba menawar. Ia benci kearamaian dan Mew terus membuatnya berada pada keadaan seperti itu. Belum lagi jika ada banyak polisi. Bagaimana jika ia tertangkap?!
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA | Fate's Partner Mission [MEWGULF] END
FanfictionKita bertemu sebagai bentuk takdir? Sebelumnya, Gulf Kanawut tak pernah merasa serakus ini. Ia yang telah menjadi seorang pembunuh bayaran dengan jejak misi yang tak di ragukan lagi. Kemudian ikut tergiur dalam sebuah misi pembunuhan pada seorang ra...