Nobody knows, every human feeling is pure.....
...
S I D A N G benar-benar terlaksana beberapa hari yang lalu. Banyak cerita dan pembelaan yang harus menjadi bahan pertimbangan. Kasus dermaga resmi naik menjadi kasus dengan penanganan jangka panjang. Hakim agung juga mematenkan keputusan yang sejujurnya cukup melegakan. Beberapa devisi yang terlibat akan di bebas tugaskan selama waktu yang belum dapat di tentukan.
Hanya sebagian tim, namun sialnya tim yang dipimpin oleh kapten Perth Tanappon juga termasuk salah satu tim yang di bebas tugaskan.
Satu hari, dua hari mungkin terasa cukup menyenangkan. Menikmati pagi tanpa beban pekerjaan apapun. Namun, menginjak hari ke lima—aa terasa hampa dan sepi.
Perth benci udara musim dingin yang membekukan, namun jika terus berdiam diri di atas kasur apartemen jelas sangat membosankan. Yeah—sebelum sosok yang selalu berisik sedikit memberi warna pada hari kelabunya.
Saint, lelaki putih itu bahkan menjenguknya setiap waktu di kala ia masih menjadi pasien di rumah singgah. Menemaninya dan menjadi teman bertengkarnya. Itu benar-benar di luar bayangannya. Well, sampai ia bisa sampai sedakat teman—tidak, tidak, mungkin sepasang kekasih?
Keadaan kantor kepolisian pusat pun sudah kembali normal, papan karangan bunga yang sebelumnya menghiasi setiap sudut jalan, juga telah di bersihkan. Hari ini Perth berencana datang ke rumah Saint untuk sekedar bertamu.
Saint itu terlihat terlalu abu-abu, selain nama, ia bahkan tak pernah tau di mana lelaki putih itu tinggal. Ia selalu penasaran sepeti apa keluarga lelaki itu, apa seberisik Saint?
Taksi menjadi kendaraan yang Perth pilih untuk pergi ke sebuah alamat yang Saint kirim jauh-jauh hari. Setelah merasa frustasi karena terlalu lama menunggu kedatangan bus, di halte depan kantor kepolisian.
Perth akan menuju sebuah tempat di kaki bukit. Dataran hijau yang tentunya jauh dari keributan perkotaan. Apa Saint tinggal dengan keluarga pecinta alam?
Well, tampaknya memang begitu. Tepat di jalur tunggal jalanan setapak, Pertg memilih untuk berjalan kaki. Terus menyusuri jalanan dengan bebatuan gunung, hingga mendapati sebuah hunian klasik yang benar-benar terkesan mahal.
Rumah bergaya Europe klasik dengan cerobong asap dan tanaman hias yang sepenuhnya mengering. Astaga ia bahkan tak pernah menyangka bahwa di tengah padatnya kota Los Angeles ada tempat sehijau ini.
Ketika Perth telah benar-benar yakin dengan alamat di text note smarthpone miliknya. Pintu tinggi itu di ketuk pelan.
Tok!
“Permisi.” Kalaupun Perth salah alamat, ia hanya harus mengucapkan maaf lalu pergi. Beberapa detik tetap hening, sampai ia di buat yakin bahwa dirinya mendatangi tempat yang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA | Fate's Partner Mission [MEWGULF] END
FanfictionKita bertemu sebagai bentuk takdir? Sebelumnya, Gulf Kanawut tak pernah merasa serakus ini. Ia yang telah menjadi seorang pembunuh bayaran dengan jejak misi yang tak di ragukan lagi. Kemudian ikut tergiur dalam sebuah misi pembunuhan pada seorang ra...