You don't have to make it difficult, just face it. There is always a way out...
...
G U L F percaya dan yakin bahwa dirinya tak sampai koma terlalu lama. Bahkan ia bisa sampai memastikan selama apa ia tertidur pada Mew, dan lelaki rupawan itu mengatakan ia hanya tertidur tiga hari lamanya.
Hanya tiga hari—namun yang tak ia mengerti adalah, mengapa di rentang waktu sesingkat itu kehidupan seakan telah banyak berubah?
Bukan, bukan. Bukan berubah—hanya saja mengapa keadaan bisa sampai sekacau ini?
Gulf meringis kecil saat perban yang melilit dadanya menimbulkan sensasi nyeri.
Namun sayangnya Plan terlalu peka akan keadaan.“ Sakit? Apakah aku terlalu kasar Gulf?” tanya Plan. Pagi yang buram, dan dokter mungil itu telah ada di kamarnya. Sejenak bertanya kabar dan basa-basi. Membicarakan masalah misi balas dendam yang Mew lakukan, dan insiden kecelakaan yang di alami oleh Mean.
Sampai sebuah topik menyedihkan terulas begitu saja—hingga membiarkan hening menguasai suasana beberapa saat lalu.
“Haruskah kita melakukan sesuatu?” Gulf bertanya sungguh-sungguh. Menawarkan banyak bantuan jika ia bisa dan di butuhkan. Sungguh, apapun itu.
Plan tersenyum sendu. “Semua akan baik-baik saja, Gulf. Pikirkan tentang kesehatan mu saja.”
“Tapi Saint—pasti sangat terpuruk.” Yeah, ini tentang Saint dan kekasih polisinya. Gulf bahkan tak menyangka bahwa Perth juga termasuk dalam korban penyerangan di hotel pada saat itu. “Apakah ada perubahan?”
Entahlah, Gulf hanya rindu dengan segala tingkah serta ocehan seorang Saint. Ia pikir Saint akan mengganggunya ketika ia sudah sadar, namun sampai dua hari berlalu lelaki dengan kulit cerah itu tetap tak terlihat. Untung saja dokter Plan mau menjelaskan segalanya.
“Tentu saja, masa pemulihan itu tidak singkat. Perth merespon pengobatan dengan baik. Setelah itu kau dan kita semua akan kembali mendengar ocehan Saint dan segala tingkah anehnya.”
Itu terdengar cukup melegakan, sungguh. Gulf mengangguk singkat. “Lalu bagaimana dengan Mean?”
“Pria itu juga baik-baik saja.” Astaga Gulf, mengapa harus mempertanyakan keadaan pria itu? Lihat kedua pipi dokter Plan perlahan mulai memerah.
“Aku jelas ketinggalan sesuatu.” Gulf paham, lihat bagaimana senyum tipis itu terukir di paras dokter mungil yang selalu terlihat kaku.
Plan menggoyang kedua tangannya tepat di depan wajah. Well, apapun usahanya mengelak jelas percuma.
Gulf ingin sekali terbahak. Kesedihan dan kegembiraan seakan di bagi rata—ada yang jatuh, dan ada pula yang meninggi.
Tok!
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA | Fate's Partner Mission [MEWGULF] END
FanfictionKita bertemu sebagai bentuk takdir? Sebelumnya, Gulf Kanawut tak pernah merasa serakus ini. Ia yang telah menjadi seorang pembunuh bayaran dengan jejak misi yang tak di ragukan lagi. Kemudian ikut tergiur dalam sebuah misi pembunuhan pada seorang ra...