Ravenlovell Pure Descendants
...
I D E konyol saat harus menantang terik matahari dengan terus mendekam di halaman belakang mension saat bulan telah memasuki musim panas!
“Aku benci musim panas.”
Hanya bagi Win saja sebenarnya, karena saudara-saudaranya yang lain tampak gembira mengikuti serangkaian 'permainan' yang sang paman adakan.
Bukan permainan seperti sepak bola, atau sejenis bola kecil.
CTAK! DOR!
See? Itu bukan permainan biasa. Satu papan bidik terlihat hancur berkeping-keping. Permainan mahal sekaligus lebih berguna.
“Yash!” Tak jauh di depan Ohm bersorak gembira. Remaja enam belas tahun itu tampak penuh peluh dan kumuh. “Kau kalah skor kak Nut!”
Suppanut mengendik tak mau tau, berjalan menyerahkan peralatan menembaknya pada salah satu maid dan mulai meraih bola kasti tak jauh dari keranjang apel. “Uncle, aku selesai, Ohm kita ganti permainan.”
“Why?” tanya Ohm dengan suara melasnya. Ayolah, bahkan baru hari ini ia bisa mengalahkan skor menembak kakak sulungnya itu. Selain itu Suppanut selalu sibuk, dan baru hari ini juga bisa berkumpul bersama di mension Suppasit di daerah Crenshaw area.
“Kita bermain kasti saja, agar Jimmy dan Win juga ikut bermain.”
Saint mengangguk-angguk, tak merubah posisi sedikit pun dari atas kursi santai. Terserah keponakannya itu saja. Tugasnya hanya menemani mereka bermain sembari melepas bosan.
Win yang semula mulai berdamai dengan udara panas, dan merebahkan diri di bawah deretan semak-semak Philodendron seketika mendongak, “aku tak berminat.”
Ohm berdecak tak suka, “dasar kerbau lumpur.”
“APA!” Win mendelik, menegakkan tubuh membanting ponsel yang semula berada di pangkuannya. “Katakan sekali lagi, jika kau ingin ku cincang habis hitam!”
“Tangkap aku~” Ohm jelas berlari menjauh. “Uu takut sekali~ wlee.”
“FUCK OFF OHM! SIAPKAN PEMAKAMAN MU HITAM!”
Dan seharusnya Suppanut paham sejak awal, bahwa adik-adiknya tak ada yang beres. Ia menarik nafas panjang, melangkah memangkas jarak dengan keberadaan sosok yang tengah berkutat dengan buku kecil di dekat gazebo. “Tak ingin bermain Jim?”
Adiknya yang selalu tampak penuh wibawa. Si tinggi yang pintar dan rupawan. Bukan hal aneh lagi saat salah satu keturunan Ravenlovell itu malah sangat jarang berkutat dan tertarik dengan segala hal tentang kegiatan fisik.
Jimmy mendongak, memandang kakak sulungnya itu dengan kernyitan di dahi sebab sinar matahari. “Menembak?”
“Bermain kasti.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA | Fate's Partner Mission [MEWGULF] END
FanfictionKita bertemu sebagai bentuk takdir? Sebelumnya, Gulf Kanawut tak pernah merasa serakus ini. Ia yang telah menjadi seorang pembunuh bayaran dengan jejak misi yang tak di ragukan lagi. Kemudian ikut tergiur dalam sebuah misi pembunuhan pada seorang ra...