Not suffering, just a journey to God's destiny......
...P E R C A Y A L A H, selama Mild hidup hampir seperempat abad di bumi kotor ini, baru pertama kali dirinya menjadi pria bodoh yang memfokuskan atensi sepenuhnnya pada pintu apartemen, semalaman penuh!
Oh gosh! Seorang Mild yang hebat jelas tampak menjadi pria kurang kerjaan dan sedikit—gila.
Tidak, dari pada di juluki sebagai seorang pria gila, ia lebih cocok di sebut sebagai seorang ibu yang tengah menunggu kepulangan anaknya dari sekolah.
Menerawang permukaan pintu, berharap bahwa Gulf akan segera muncul dari balik pintu besar itu secepatnya. Namun, kenyataannya pintu itu tetap tenang sejak kepulangannya dari gang kemarin petang sampai pagi ini!
Mild melirik sebuah tiket penerbangan di atas meja dengan malas, benda mahal itu sekarang tak ada gunanya lagi. Sebelumnya ia mengira Gulf akan pulang saat malam, namun ia salah. Anak itu belum juga pulang sampai detik ini.
Ponsel tak dapat di hubungi, dan keberadaan juga tak dapat di lacak!
Sebenarnya jenis misi apa yang tengah anak itu lakukan?! Misi memusnahkan sekelompok simpanse di hutan belantara?!
Memangnya kemana kau pergi bocah?! Astaga, ia tak munafik ketika banyak rasa khawatir mulai menaungi ubun-ubun. Apakah Gulf sudah pergi ke Chicago, karena situasi memang sangat gawat?
Tapi, semua data-data legal anak itu ada padanya. Gulf tak mungkin ikut penerbangan ilegal sebagai Type.
Itu terlalu beresiko.
“Dengar Gulf, sampai kau tak benar-benar pulang, akan ku jual apartemen kumuh ini!” Mild bermonolog. Bahkan suasana apartemen kelas atas ini telah sepenuhnya bersih. Ia sudah cukup baik menjadi babu, dan apakah ia juga harus merangkap menjadi satpam?!
Teng! Teng!
Siapa? Bel berdenting halus, dan seketika mengenyahkan semua rasa kantuk yang ada.
Tok! Tok! Tok!
Dasar tidak sabaran! Ia masih berusaha berdamai dengan tubuh lesunya saat ini sialan! Pasti para petugas kebersihan. Ia Melewati malam dengan fokus berantakan dan itu buruk! Gagang pintu di tarik keras dan tanpa kesabaran, sebelum air wajahnya di penuhi gelombang.
“DI MANA BEDEBAH GULF KANAWUT ITU BERSEMBUNYI?!”
Benar-benar keras dan penuh kemarahan. Mild menggeleng pelan. “Kenapa? Berhentilah memaki tuan polisi.” Ia mengorek lubang telinganya main-main. Kakak tiri Gulf itu selalu saja meresahkan—berteriak dan terus berteriak. Mungkin polisi muda itu baru bisa lepas dari semua tugas, dan memilik waktu untuk kembali membuat keributan dengan sang adik.
Situasi seperti itu sudah sering terjadi, jangan heran.
“Ku tanya di mana Gulf sialan itu?” Polisi muda itu menggeram dalam, menerobos tubuh Mild dan melangkah masuk begitu saja. “Gulf jangan menjadi seorang pecundang! Dasar sialan!”
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA | Fate's Partner Mission [MEWGULF] END
Hayran KurguKita bertemu sebagai bentuk takdir? Sebelumnya, Gulf Kanawut tak pernah merasa serakus ini. Ia yang telah menjadi seorang pembunuh bayaran dengan jejak misi yang tak di ragukan lagi. Kemudian ikut tergiur dalam sebuah misi pembunuhan pada seorang ra...