Happy reading temen-temen 💕
Lima tahun kemudian...
"Aw! Pelan-pelan dong!"
"Ini udah pelan, tahan bentar."
"Udah nggak tahan. Sakit banget."
"Lebay. Salah lo berantem mulu."
Ryan terdiam mendengar ucapan Alishka. Ia memperhatikan gerak-gerik dari gadis yang tengah mengobati lukanya. Gadis yang ia temukan secara tak sengaja dan bertahan sampai sekarang.
"Nih betadine-nya," ujar seseorang yang baru saja tiba.
"Thank's," balas Alishka yang langsung merebut plastik berisi obat merah itu.
"Lo sih, udah gede masih aja berantem," sahut satu orang lainnya yang ikut mengompori.
"Sialan," gumam Ryan yang memberikan tatapan tajam pada dua orang di belakang Alishka.
Siapa lagi kalau bukan Karrel dan Lyra yang selalu mencari masalah dengannya. Pasangan itu hanya tertawa nelihat ekspresi menyedihkan dari seorang Ryan yang terkenal akan kegarangannya itu.
"Udah nih. Jangan banyak gerak, takutnya infeksi," kata Alishka setelah membalut luka di sekujur lengan Ryan.
"Iya, Bu Dokter. Saya paham kok," jawab Ryan terkekeh.
Ryan berpindah dari ranjang rumah sakit menuju sofa tempat Karrel dan Lyra berada. Pasangan itu kini lebih damai dari biasanya, tidak ada pertengkaran lagi di antara mereka.
Alishka melepaskan jas putih yang melekat di tubuhnya dari pagi. Mungkin bila bukan karena masalah Ryan yang datang dengan muka memar di wajah, ia sekarang masih ada di dalam ruangan dan memeriksa diagnosa dari setiap pasiennya.
Yap, Alishka yang lemah sekarang sudah menjadi seorang dokter ahli kandungan. Dengan menempuh pendidikan selama 4 tahun, ia berhasil meraih rekor dokter muda di wilayahnya itu.
Sedangkan Ryan, cowok itu memilih untuk membuka usaha yang sekarang sudah memilih 5 cabang di kota besar. Sungguh luar biasa.
"Lo nggak kerja?" tanya Ryan pada sahabat lamanya.
Karrel mendelik. "Suka-suka gue lah, gue mau kerja atau nggak kan bukan urusan situ," jawabnya songgong.
"Ryan tanya bener-bener," sahut Lyra yang menyenggol lengan kekasihnya itu.
Karrel terkekeh, ia hanya ingin menggoda Ryan yang semakin hari semakin ingin memakannya.
"Dia kan bos, jadi sesuka hati aja," sindir Alishka.
Bukannya sakit hati, Karrel malah memberikan dua jempol pada gadis itu seolah-olah sindiran adalah pujian.
"Cowok lo stress tuh, Ra," ucap Ryan dan dibalas senyuman oleh Lyra.
Di tengah perdebatan antara Ryan dan Karrel, tiba-tiba pintu transparan itu terbuka setengah dan menampilkan dua sosok yang telah menghilang sejak satu tahun terakhir. Ia masih seperti lima tahun lalu dengan tingkah yang tak akan berubah. Chinta dan Dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US || COMPLETED
Teen FictionBermula dari sebuah pertemuan tak sengaja, membuat dunia terlihat berubah. Bersamaan dengan hadirnya seseorang yang menjadi sekat untuk mereka. Ketika semuanya hampir terucap, sebuah rahasia yang selama ini tertutupi terbongkar. Tentang rasa, hati...