Happy reading temen-temen 💕
Rama tak sengaja melihat Pak Hasyim bersama Pak Roki menuju parkiran ketika jam istirahat telah berakhir beberapa menit yang lalu. Kedua guru itu terlihat sangat tergesa-gesa ketika keluar dari ruang kepala sekolah. Rama melihat ke sekitarnya dan memilih mengikuti langkah kedua guru tadi.
"Rama! Lo mau ke mana?"
Langkah Rama terhenti. Ia telah sampai di depan perpustakaan dan menemukan Lyra yang baru keluar dengan beberapa buku di tangannya. Gadis itu mengernyit heran melihat Rama yang ikut tergesa-gesa.
"Gue mau ikutin Pak Hasyim tuh. Takutnya ada apa-apa," jawabnya dan hendak melanjutkan langkahnya.
"Eh, gue ikut," ucap Lyra spontan.
Rama menoleh. Ia melihat Pak Hasyim dan Pak Roki telah memasuki mobil.
"Sorry, Ra. Lebih baik sekarang lo balik ke kelas, bel udah bunyi dari tadi. Gue duluan," balas Rama berlari menuju parkiran tanpa menghiraukan Lyra yang masih mematung di tempat.
"Entah keberanian dari mana gue bisa ngobrol sama lo, tapi perlu lo tau celengan rasa gue ke lo udah penuh dari lama," gumam Lyra berbalik ke arah gedung IPA.
Sedangkan Rama berlari menuju parkiran mengikuti mobil Pak Roki dengan motornya. Ia sempat berdebat dengan satpam yang melarangnya keluar. Beruntung Rama bisa mencari alasan untuk bisa mengejar Pak Hasyim.
"Kok perasaan gue nggak enak ya? Terus gue ngapain ngikutin Pak Hasyim?" tanya Rama pada dirinya sendiri ketika sudah benar-benar di belakang mobil Pak Roki.
Mobil Pak Roki melewati sebuah gang kecil yang mungkin hanya bisa dilewati satu mobil. Perlahan Rama masih mengikutinya dari belakang dan sampailah di sebuah jalan raya. Ternyata jalan tersebut adalah jalan pintas untuk menghindari macet di daerah ibukota itu. Mobil berwarna hitam milik Pak Roki berhenti di depan sebuah rumah sakit.
Rama masih mengikutinya sampai mobil itu terparkir secara rapi.
"Pak Hasyim!" panggil Rama dengan setengah menjerit karena jarak parkiran mobil dan motor cukup jauh.
Terlihat jelas kebingungan dari raut wajah dua guru itu ketika melihat Rama yang tiba-tiba datang masih dengan seragam sekolahnya. Rama setengah berlari dan tersenyum singkat pada Pak Hasyim dan Pak Roki.
"Rama? Kamu kok bisa di sini?" tanya Pak Hasyim.
"Kamu bolos, kan? Siapa yang suruh kamu ke sini?" Pak Roki ikut bertanya dengan nada tingginya.
"Saya dari tadi ngikutin Bapak. Enggak ada yang suruh, tapi saya sendiri yang menginginkannya," jawab Rama menggaruk tekuknya yang tak gatal.
Pak Hasyim menoleh pada Pak Roki. "Sudahlah. Pak, aku kita masuk. Nanti dokternya nung-"
Tiba-tiba ponsel Pak Hasyim berdering dan menampilkan panggilan dari seseorang. Ia mengangkatnya dan berbicara dengan nada serius. Ketika mengakhiri panggilan itu, Pak Hasyim ragu untuk melangkah masuk.
"Pak, siapa yang dirawat?" tanya Rama membuat Pak Hasyim menatap dirinya dalam.
"Pak Roki, tolong urusi administrasi. Saya dan Rama akan ke atas. Rama, ayo ikut saya," ucap Pak Hasyim yang tak menjawab pertanyaan dari Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US || COMPLETED
Teen FictionBermula dari sebuah pertemuan tak sengaja, membuat dunia terlihat berubah. Bersamaan dengan hadirnya seseorang yang menjadi sekat untuk mereka. Ketika semuanya hampir terucap, sebuah rahasia yang selama ini tertutupi terbongkar. Tentang rasa, hati...