Happy reading temen-temen 💕
Entah darimana aku ingin melindungimu. Tapi, yang pasti aku tak ingin kamu menjadi angin yang hanya berlalu dan menjadi semu
-About Us-Alishka mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya yang ada. Saat ingin mengucek matanya, ia baru sadar kalau tangan dan kakinya sedang diikat. Alishka berusaha mengingat apa yang terjadi setelah ia mengantar adiknya tadi pagi.
Suara langkah kaki membuat pandangan Alishka beralih. Bayangan remang dari luar ruangan itu membuat Alishka ingin berteriak, tapi tak mampu untuk mengeluarkan suara yang rasanya terhambat di tenggorokan.
Pintu kayu yang menghalangi bayangan tadi terbuka perlahan, menampilkan tiga sosok cowok yang berjaket sama dengan penampilan berbeda. Alishka pura-pura masih pingsan dengan menutup matanya dan menunduk agar tidak ketahuan bila sudah sadar.
"Sat, lo yakin ini anak dari sekolahnya Karrel?" Salah satu dari mereka bertanya pada cowok yang memakai topi merah.
"Gue yakin. Setidaknya kita udah dapet umpan buat bangsat itu."
Dua dari mereka hanya mengangguk dan pergi dari tempat itu, meninggalkan cowok tadi. Alishka menahan detak jantungnya yang tak terkontrol sedari mendengar suara cowok itu.
Satrya, cowok itu membuka jendela ruangan itu hingga cahaya matahari masuk tanpa terhalangi. Ia menoleh pada Alishka yang menunduk.
"Karrel, Karrel. Lo tuh beruntung cuma cewek ini yang gue culik. Kalau Lyra? Bisa gila lo!" Satrya mendekat pada Alishka dan melepaskan ikatan pada kaki, tapi tidak pada tangan.
Sebuah getaran dari jaketnya membuat Satrya menggeram kesal. Ia mengangkat telepon tersebut lalu menjauh keluar dari ruangan. Alishka mengangkat kepalanya, lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Ia mendengar nama Lyra yang disebut oleh Satrya.
"Bos! Dia bangun!"
Teriakan itu spontan membuat Alishka menoleh ke arah jendela. Terdapat beberapa cowok di sana dengan seragam sama seperti Satrya tadi.
Alishka bersumpah serapa pada mereka dan mencoba melepaskan ikatan pada tangannya. Tapi terlambat, rombongan Satrya telah masuk ke ruangan itu membuat oksigen semakin surut.
"Hai, manis." Satrya mendekat sembari melepas jaketnya dan melemparkannya pada salah satu dari mereka.
Alishka hanya diam. Ia tak mampu untuk melakukan apa-apa, ia sendiri. Gelak tawa dan siulan nakal membuat Alishka semakin risih. Sedangkan Satrya hanya tersenyum miring berjalan menuju Alishka.
"Nama lo siapa? Gue yakin nama lo nggak kalah manisnya sama lo," ucap Satrya mencolek dagu Alishka, namun gadis itu membuang muka.
"Udahlah, Sat. Sikat aja!" seru cowok berbadan berisi dan membuat yang lain bertambah heboh.
"Jangan kasih kendor, Bang!"
Satrya duduk di samping Alishka. "Lo siapanya Ryan? Ceweknya?" bisiknya di samping telinga Alishka.
Sontak bola mata Alishka seolah ingin keluar. "Apa urusan sama lo? Lepasin gue!"
Kalimat itu di luar logikanya. Satrya dan teman-temannya terdiam mendengar bentakan dari Alishka. Tapi itu tidak berlangsung lama. Satrya berdiri dan mengeluarkan handphonenya.
"Setelah ini mungkin mereka bakal repot kayak tahun lalu. Selamat menunggu, manis."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Satrya mengintruksikan rombongannya untuk mengikutinya keluar dari ruangan itu. Tangis Alishka tak tertahan. Ia masih mencoba untuk melepaskan tangannya dari ikatan yang membuatnya lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US || COMPLETED
Teen FictionBermula dari sebuah pertemuan tak sengaja, membuat dunia terlihat berubah. Bersamaan dengan hadirnya seseorang yang menjadi sekat untuk mereka. Ketika semuanya hampir terucap, sebuah rahasia yang selama ini tertutupi terbongkar. Tentang rasa, hati...