Happy reading temen-temen 💕
Tidak ada yang menyenangkan hari ini. Alishka dan Chinta terduduk di pinggir lapangan sembari menghabiskan minum masing-masing. Pembelajaran olahraga benar-benar membuat mereka kelelahan.
Guru olahraga itu menyuruh mereka untuk melakukan latihan basket, lagi. Namun, bukannya latihan tapi mereka malah langsung ditandingkan satu kelompok dengan kelompok yang lain.
"Lish, gue capek dah. Demi Alek gue capek banget," gerutu Chinta yang bersandar di bahu Alishka.
Alishka tidak menggubris celotehan dari temannya yang satu itu. Ia masih menghabiskan air minumnya yang tersisa sedikit.
"Lap keringat kamu."
Seseorang menyodorkan handuk kecil pada Chinta, membuat dua gadis itu mendongak heran. Chinta langsung menegakkan keoalanya dan duduk seperti awal.
"Nggak perlu, gue ada kok di loker," balas Chinta muak dengan orang di hadapannya.
Alishka menyenggol bahu Chinta agar tidak bersikap semaunya pada orang yang ingin berbuat baik padanya.
"Buat apa sih? Lebih baik lo urusin aja si Rani, dia olahraga juga, kan?" balas Chinta senggit.
"Aku mau jelasin itu sama kamu sekarang. Kamu udah salah paham," papar Adam mencoba menjelaskan pada Chinta.
Chinta berdeham pelan. Alishka berpura-pura tak mendengar, namun tetap saja duduk di sebelah temannya.
"Rani emang dekat dengan sama aku. Tapi, bukan karena aku ada rasa apapun sama dia. Aku sama dia cuma---"
"Stop! Lo mau kasih tau kalau lo sama dia itu pacaran kan? Gue udah tau kok, lo ngga perlu---."
Adam membuang napas pelan. "Kita sepupu."
Baik Chinta maupun Alishka sama-sama menoleh tak percaya. Adam terkekeh pelan melihat wajah polos dari Chinta yang terkejut dengan apa yang ia ucap barusan.
"Maksudnya?" tanya Chinta belum mengerti sepenuhnya.
Adam duduk di sebelah Chinta. "Rani itu anak dari Tante aku, dia memang agak manja. Makanya kami dekat."
Alishka ingin sekali tertawa melihat wajah cengo dari Chinta yang merasa malu. Chinta tak berani banyak omong sekarang, dirinya sudah salah paham.
"Hello, hello! Ini ada apa nih?" tanya Dera dari arah lapangan.
"Temen lo salah paham," jawab Alishka terkekeh.
Dera mengernyit melihat adanya Adam di tengah-tengah mereka. Cowok itu tampak membawa handuk kecil dan juga sebotol minuman di tangannya.
"Oh, ceritanya udah baikan nih? Gue kira si Chinta masih ngambek-ngambek nggak jelas," sindir Dera melirik Chinta yang sudah tertunduk menahan malu.
"Lo jangan kompor juga kali, Der," balas Chinta dengan pipi memerah.
"Duh, si Chinta blushing lagi."
Chinta menutup wajah dengan kedua tangannya dan bersembunyi di belakang Alishka. Mereka hanya tertawa melihat tingkah lucu dari Chinta, sebelum panggilan membuat mereka mencari sumber suara itu.
"Kak Adam ada di sini?" tanyanya dengan senyum khasnya.
"Ran, kok kamu ke sini? Sana gih," ucap Adam menyuruh Rani menjauh.
Chinta membuka kedua tangannya. "Ini Kak Chinta, ya?"
Alishka dan Dera berfirasat yang tidak-tidak akan kehadiran Rani di tengah mereka. Mereka menatap satu sama lain, saling memberikan kode untuk menahan Chinta yang bisa mengamuk kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US || COMPLETED
Teen FictionBermula dari sebuah pertemuan tak sengaja, membuat dunia terlihat berubah. Bersamaan dengan hadirnya seseorang yang menjadi sekat untuk mereka. Ketika semuanya hampir terucap, sebuah rahasia yang selama ini tertutupi terbongkar. Tentang rasa, hati...