Happy reading temen-temen 💕
Banyak hal yang bisa berubah, namun tidak untuk rasaku padamu.
-About Us-Pintu ruangan yang sepuluh menit lalu dimasuki Ryan sekarang sudah terbuka. Karrel ikut menoleh saat seseorang yang sedari tadi ditunggu akhirnya datang.
"Ini kenapa?" Lyra melirik Karrel dan juga Ryan.
Tidak ada jawaban.
"Rel, ini ada apa?" tanya Lyra meminta jawaban.
Karrel hanya tersenyum tipis, lalu menarik tangan Lyra untuk ikut bersamanya. Dibalik tirai berwarna hijau, Satria sudah tersadar dan terkejut melihat kedatangan Lyra.
"Lyra?"
Lyra hanya diam saja karena tak tahu apa yang harus ia jawab. Satrya yang mencoba bangkit langsung dibantu oleh Karrel. Sebagai bantuan.
"Sat, lo kenapa? Mabuk?" tanya Lyra yang sudah mencium bau alkohol sejak ia memasuki ruangan itu.
Satrya terkekeh, lalu mengangguk. "Kalian ngobrol aja, gue tunggu di depan sama Ryan," ujar Karrel sebelum meninggalkan Lyra dan Satrya.
Selepas Karrel menjauh, Lyra menarik kursi untuk bisa lebih santai. Sudah cukup lama ia tak bertemu dengan sang pramadona semasa SMP itu, mungkin akan agak sedikit canggung.
"Udah lama ya kita nggak ketemu," ucap Satrya memulai pembicaraan.
"Iya. Gimana kabar lo?" Satrya mengangguk pelan, pertanda ia baik-baik saja.
Hening sesaat. Hanya tatapan mata yang menunjukkan kecanggungan mereka. Lyra berusaha mencari topik yang tepat, namun sayangnya otaknya mendadak beku.
"Lo sama Karrel masih pacaran?" Pertanyaan itu membuat Lyra mendongak cepat.
"Sempat putus," jawabnya pelan.
Satrya terkekeh. "Itu artinya sekarang masih?"
Lyra ikut terkekeh sebelum ia menganggukkan kepala. "Gue minta maaf, Ra."
"Buat apa?"
"Semua yang udah gue lakuin sama lo dan juga---"
"Alishka."
Satrya terdiam mendengar nama itu. Orang yang sudah ia celakai, padahal tidak tahu apa-apa. Raut wajah Lyra berubah menjadi serius, Satrya yakin gadis itu sudah mengetahuinya dari awal.
"Awalnya gue yakin lo nggak bakal ngelakuin hal yang sama, Sat. Tapi, kenapa lo sampai kayak gitu?" Lyra benar-benar menatap Satrya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Ia bingung akan menyalahkan Satrya atau pacarnya sendiri.
"Gue yang terlalu egois, Ra. Gue juga yang iri sama Karrel karena bisa dapetin apa yang gue mau, termasuk lo."
"Gue paham dan gue minta lo jadi diri sendiri. Jangan sampai menghasut untuk bisa benci sama orang yang lo benci. Gue tau lo itu hebat, ada atau tanpa batas," timpal Lyra seraya tersenyum.
Satrya terpaku. Ia kira Lyra akan marah dengan mengamuk padanya, ternyata salah besar. Lyra tak seliar wanita di luar sana yang pernah ia kenal. Tak ada obrolan lagi, akhirnya Lyra bangkit dari tempat duduknya.
"Gue mau pulang dulu, jaga diri lo. Kalau ada waktu nanti kita ketemu lagi," ucapnya, kembali tersenyum.
Lyra meninggalkan Satrya yang masih bergelut dengan pikirannya. Bayangan gadis itu sudah menghilang, suara pintu tertutup pun terdengar. Artinya mereka telah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US || COMPLETED
Teen FictionBermula dari sebuah pertemuan tak sengaja, membuat dunia terlihat berubah. Bersamaan dengan hadirnya seseorang yang menjadi sekat untuk mereka. Ketika semuanya hampir terucap, sebuah rahasia yang selama ini tertutupi terbongkar. Tentang rasa, hati...