Happy reading temen-temen 💕
Hidupku hanyalah seperti gula yang selalu lebur terkena air panas, tak seperti besi yang selalu kuat walau dengan sinar matahari sekalipun
- About Us -Seorang gadis tengah berkutat dengan tugas yang diberikan oleh guru fisikanya dengan tenang. Ia bahkan tidak menghiraukan bisikan-bisikan setan di telinga kanan dan kirinya karena sudah terhanyut dalam dunia fisika itu.
Saat ingin mengumpulkan tugas fisikanya, cairan berwarna darah menetes di bukunya. Karena merasakan cairan itu semakin banyak, ia pun menahannya dengan tisu agar tak keluar semakin banyak.
Gadis itu berdiri lalu meminta izin pada guru yang mengajar untuk pergi ke toilet. Dengan langkah cepat, ia menuju toilet yang ada di lantai dasar, sedangkan kelasnya ada di lantai dua. Gadis itu berlari terlalu cepat, hingga tak menyadari ada seseorang yang heran melihatnya dari arah berlawanan. Tak lupa orang itu juga melihat cairan berwarna merah itu menetes ke lantai dengan tatapan heran.
Ia berbelok memasuki lorong toilet perempuan lalu membersihkan cairan merah itu dari hidungnya. Cukup banyak tisu yang ia habiskan untuk membersihkan cairan kental itu.
"Lo sakit apa?"
Tangannya mendadak berhenti mendengar suara berat itu. Ia menoleh dan menemukan seorang cowok berperawakan tinggi dengan beberapa buku di tangannya memasuki toilet perempuan tapi hanya berdiri di ambang pintu.
"Gue nggak sakit apa-apa," jawab gadis itu singkat sambil sibuk membersihkan tangannya.
"Nggak sakit? Tapi darah di luar banyak banget," ucapnya santai.
"Hah?" Gadis itu langsung keluar dan melihat cairan merah itu memang benar menetes ke lantai.
"Nih, bersihin," ucap cowok itu memberikan kain pel pada gadis itu yang masih terdiam.
Setelah mengelap cairan itu hingga bersih, gadis tersebut mengembalikannya ke tempat semula.
"Thank's."
Setelah mengucapkan kalimat itu ia pergi berlari menuju lantai dua, tempat kelasnya berada. Tanpa diduga, cowok itu mengingat nama yang ia lihat di nametag gadis tadi. Alishka Melody.
****
"Lish, lo gapapa?"
Seorang gadis yang bersebelahan meja dengannya langsung menanyakan keadaannya itu. Gadis itu, Alishka, hanya mengangguk lalu berdiri lagi mengumpulkan tugasnya setelah ia salin karena tadi terkena darah.
"Lo beneran gapapa? Muka lo pucat basi gitu," ucap temannya lagi, dia Chinta.
"Iya, Ta, gue gapapa. Cuma mimisan doang," jawab Alishka dengan nada tenang. "Lo kayak gak pernah liat gue mimisan."
"Syukur deh. Gue kira lo bakal pingsan kayak kemarin," ucap Chinta.
Alishka tidak menanggapi. Ia hanya terdiam sembari mengingat cowok yang menemuinya di toilet tadi. Siapa yang tak tahu dengan most wanted yang satu itu. Rama, sang ketua basket, wakil ketua osis, bahkan ia adalah juara paralel di jurusan IPS.
Jangan bayangkan bila dia anak IPS, dia adalah badboy sekolah. Tapi sebaliknya, dia adalah cerminan bahwa anak IPS tidak selalu jelek dan nakal. Tak jarang ia selalu menjadi perwakilan sekolah dalam lomba jurusan IPS.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US || COMPLETED
Teen FictionBermula dari sebuah pertemuan tak sengaja, membuat dunia terlihat berubah. Bersamaan dengan hadirnya seseorang yang menjadi sekat untuk mereka. Ketika semuanya hampir terucap, sebuah rahasia yang selama ini tertutupi terbongkar. Tentang rasa, hati...