AU(33)- Kita

212 17 0
                                    

Happy reading temen-temen 💕

Banyak pemeran pendukung yang membuat cerita dalam hidupmu terasa berkesan.

Alishka berbelok menuju gerbang sekolah. Hari ini sangat melelahkan menurutnya, belum lagi ia harus berhadapan dengan gadis yang tak tau asalnya itu. Chinta beberapa kali menawarkan tumpangan untuk pulang, namun Alishka tetap bersikeras menolaknya.

Langkahnya berhenti tepat di depan gerbang. Ia melihat ke sekitar yang masih terdapat siswa sekolahnya.

"Lish!" Alishka menoleh.

"Rama?" gumam Alishka dalam hati, ada sedikit penasaran di sana.

"Lo mau pulang? Bareng gue aja gimana?" tawar Rama dengan senyum khasnya.

Alishka bingung. Ia ingin sekali ikut bersama Rama, namun ia juga tak ingin merepotkan orang lain. Akhirnya, Alishka hanya menggeleng.

"Lo dijemput sama Ayah lo? Yaudah deh, gue duluan kalau gitu," ujar Rama tetap tersenyum, kecut.

"Iya." Rama mengangguk mengerti, lalu melangkahkan kaki menuju motornya.

Suara deruman motor mulai menghilang dari pendengaran Alishka. Itu tanda Rama benar-benar pergi. Sekarang dirinya yang bingung bagaimana caranya pulang.

Tin... Tin...

Alishka kaget bukan main saat mendengar klakson motor tepat di belakangnya. Ia menoleh dan pupil matanya melebar saat melihat siapa pelakunya.

"Lo bisa nggak jangan ganggu gue sehari aja," ketus Alishka yang kesal.

Ryan menggeleng santai. "Naik."

"Apa?" Ryan memutar bola matanya malas.

"Lo tuli? Gue nyuruh lo naik, kita belajarnya di rumah gue," ungkap Ryan menutup helm fullfacenya.

Alishka tetap enggan untuk naik ke atas motor Ryan. Ia bergeming sembari menatap pemilik motor itu dengan datar. Ryan juga ikut terdiam, berbalik menatap gadis di depannya.

"Hai, Ryan!" Suara itu mengacaukan semuanya.

Parcell datang menghampiri Ryan dan bergelayut manja di lengan kanan cowok itu. Ryan tampak risih, terlihat saat ia berusaha melepaskan Parcell dari lengannya. Perlu diketahui, Alishka tak peduli.

"Kamu ke mana aja sih? Aku tunggu kamu di depan kelas, ternyata kamu di sini sama cewek ini lagi," ucap Parcell melirik Alishka tak senang.

"Ngapain lo nungguin gue?" tanya Ryan tanpa berniat membuka helmnya.

"Aku kan udah bilang kalau aku mau ikut kamu pulang, masa kamu lupa?" Parcell mengerucutkan bibirnya.

"Gue duluan," ucap Alishka akhirnya dan memilih menaiki bis yang biasa mengantarkannya pulang.

Ryan terbeku. Ia menatap kepergian Alishka bersama bis itu. Kendaraan beroda empat itu sudah berjalan dan menjauh dari pandangannya.

"Ryan, ayo jalan." Parcell melingkarkan tangannya ke perut Ryan yang tersentak dengan itu.

Motor itu mulai menjauh dari area sekolah. Ia hanya diam dengan ocehan Parcell yang sedari tak bisa diam. Ada rasa sesal yang terselip di dalam hatinya saat melihat kepergian Alishka. Seperti-- tak rela.

***

Malam sudah terlihat, menggantikan cahaya mentari yang sedari pagi bersinar. Sekarang hanya ada ketenangan. Ditemani dengan gemerlap bintang juga rembulan di atas sana.

ABOUT US ||  COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang