9. I'm Archeron

43.9K 7.3K 1.1K
                                    

Liora dengan gembira duduk di depan Archeron sembari meletakkan buku di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liora dengan gembira duduk di depan Archeron sembari meletakkan buku di atas meja. “Hai!”

Archeron melepaskan AirPods dan menutup bukunya. Dia melirik Liora tanpa ekspresi lebih. Bahkan Liora mulai bertanya-tanya apakah dewa tampannya memiliki cacat otot wajah sehingga tidak bisa berekspresi.

“Gak ngerti bagian mana?”

“Semua!” Melihat Archeron sedikit mengangkat alisnya, Liora segera menunduk malu. “Gue gak ngerti apapun. Tapi lo jelasin aja dari awal, cara analisis transaksi dan jurnal umum.”

“Oke.” Laki-laki itu menarik buku Liora ke tengah meja lalu mulai mencari halaman di mana terletak contoh soal. “Gue langsung dicontohnya.”

Liora mengangguk cepat. Mengamati sisi wajah Archeron yang membuat jantungnya berdebar. Mereka tidak pernah sedekat ini sebelumnya.

Mendengar suara Archeron yang menjelaskan dengan tenang, Liora menahan senyum dan memerhatikan tangan Archeron yang menandai bukunya.

Archeron melirik Liora ditengah penjelasan. Sudut bibirnya sedikit terangkat melihat gadis itu menatap buku dengan penuh perhatian. Setelah itu dia membalikkan halaman dan kembali berbicara, “Seperti transaksi ini. Membayar gaji karyawan. Jurnalnya bakal jadi beban gaji pada kas sebesar 10.000.000.”

Termenung sesaat, Liora menatap Archeron kagum. Setelah mengetahui bahwa laki-laki itu berada di kelas IPA, Liora sedikit pesimis apakah dewanya benar-benar bisa mengajarinya. Namun Liora sadar bahwa dewanya sangat menakjubkan. Tidak hanya tampan, tapi juga pintar bahkan di mata pelajaran jurusan lain.

“Oh gitu.” Liora bergumam. Dia mulai mencoba mengerjakan soal berdasarkan instruksi Archeron dengan serius.

Di sisi lain seorang gadis bersurai hitam sepinggang memasuki kelas tersebut. Senyuman manisnya mengembang melihat sang pacar, namun saat mengedarkan pandangan tanpa sadar senyuman tersebut membeku.

Rezi segera menemukan keberadaan pacarnya dan mengangkat sudut bibirnya. “Sayang.”

Zia menoleh kembali pada Rezi dan mendekatinya. “Kenapa kamu gak ke kantin tanpa aku? Gimana kalo maag kamu kambuh?”

Hati Rezi menghangat mendengar perhatian gadis itu. Walaupun gadis itu terlihat berusaha marah, tetapi suaranya sangat lembut membuat perasaan aneh yang disebabkan Liora tadi menghilang.

“Aku cuma bisa beli roti dan air. Gak papa kan?” Zia meletakkan sebagain barang bawaannya di depan Rezi.

“Kamu makan sama aku di sini?” Rezi menaikkan alisnya dengan senyuman, menatap sebuah roti dan air mineral lain yang masih berada di tangan Zia.

Zia langsung menggeleng pelan, membuat Rezi merasa firasat buruk. Benar saja, setelah itu dia mendengar gadisnya berkata, “Aku mau kasih ke Archeron. Dia selalu gak makan saat istirahat.”

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang