43. Penguntit

36.1K 5.6K 106
                                    

Liora duduk sembari menatap Venia yang sedang menyiram bunga kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liora duduk sembari menatap Venia yang sedang menyiram bunga kesayangannya. Dia menopang pipinya, dengan pikiran melayang jauh. Belakangan ini ada beberapa ingatan asing yang masuk ke kepalanya, yang membuatnya berpikir apakah itu hal-hal yang dia lupakan?

“Rara, katanya mau pergi ke rumahnya Kakek Michio.” Kata Venia mengingatkan.

Lamunan Liora seketika buyar dan langsung melirik jam tangannya. “Lagi dikit baru otw. Mah,”

“Apa sayang?”

“Belakangan Rara rasa feeling Rara selalu bener. Kayak sesuatu yang buruk bakal terjadi. Aneh gak sih, Ma?”

Venia menghentikan kegiatannya sejenak sebelum meletakkan selang dan mendekati Liora. Wajahnya yang lembut dipenuhi senyuman.

“Loh, Rara baru nyadar?”

“Hah? Baru nyadar gimana maksud Mama?” Liora mengernyit bingung.

Venia duduk di hadapan Liora. “Sayang, kamu lupa dulu sewaktu kakakmu mau study tour, kamu nangis gak biarin kakakmu pergi. Karena itu, kakakmu mau gak mau harus izin dan temenin kamu di rumah. Beberapa hari kemudian ada berita kalo bus yang membawa kelas kakakmu itu kecelakaan dan temen-temen kakakmu pada luka semua.”

Liora seketika terhenyak.

“Kayaknya waktu itu kamu baru umur 5 tahun. Wajar sih kalo kalo gak inget lagi.” gumam Venia dengan pandangan menerawang dengan ingatan penuh akan kejadian belasan tahun silam.

“Jadi Rara udah kayak gini dari kecil?” Liora berusaha menyimpulkan.

“Iya, Rara sayang. Jadi gak perlu aneh sama keistimewaan kamu ini.” Venia mengusap rambut Liora penuh kasih sayang. “Emang Rara ada dapat firasat apa lagi?”

“Eum, gak sih Mah. Hehehe...” Liora menyengir canggung lalu segera berdiri dari tempatnya. “Udah waktunya. Bye-bye, Mah!”

Venia menggeleng-geleng melihat Liora yang terburu-buru pergi kemudian berdiri untuk melanjutkan pekerjaannya menyiram taman.

Liora sekarang berada dalam mobil yang menuju ke mall untuk membeli sesuatu buat Kakek Michio. Sebenarnya Archeron ingin menjemputnya dan menemani dia ke mall, tapi gadis itu menolak. Sebagai gantinya, dia meminta Archeron untuk menunggu di cafe seberang mall tersebut.

“Non Rara gak perlu ditunggu, nih?” Tanya Pak Teo memastikan.

Liora langsung mengangguk mengiyakan. “Rara nanti sama Archeron, Pak.”

“Oh, iya Non. Kalo gitu Bapak balik ke rumah ya.”

“Oke.”

Gadis itu keluar dari mobil dan melangkah masuk ke mall seorang diri. Kemarin malam dia sudah berpikir apa yang harus dia bawa ke Kakek Michio. Jadi tanpa membuang waktu lagi dia segera mencari toko yang menjual dan memilih dengan cermat.

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang