“Archeron?”
Mata Liora membesar. Seketika jantungnya berdetak kencang. Saking kencangnya sampai dia bisa mendengar degup jantungnya sendiri.
“Belajar apa?”
Liora memundurkan kepalanya agar menjauh dari wajah Archeron. Wajahnya sudah memerah sedaritadi. “Geografi.”
“Oh.” Archeron menegakkan punggungnya sehingga gadis itu bisa menghirup udara lebih leluasa. “Gue ambil buku dulu.”
Baru hendak Liora mengangguk, matanya tanpa sengaja mendarat di tangan Archeron. Dia segera menangkap pergelangan tangan laki-laki itu dan menatap punggung telapak tangannya yang sangat merah.
“Tangan lo kenapa?”
Archeron termenung sesaat melihat kedua tangan kecil Liora yang mengelus punggung tangannya. “Gak papa.”
Liora mendongak dengan tidak percaya. Jelas selain punggung tangannya yang memerah, ada sebagian kulitnya yang terkupas, seolah telah digesek sesuatu dengan kuat. Dia meraih tangan Archer lainnya dan melihat bahwa kedua tangannya sama-sama merah.
“Sakit?” Bisik Liora sedih sambil mengelus tangan Archeron lembut. Dia tidak tahu kenapa tangan laki-laki itu bisa seperti ini, tapi yang jelas dia merasa tertekan melihatnya.
Sebelum Liora memegang tangannya, Archeron masih merasa tidak nyaman dan ingin terus menggosok tangannya hingga bersih serta tidak terasa aneh lagi. Namun saat ini, rasa aneh pada tangannya hilang dan jauh lebih baik.
Archeron sadar betul efek kehadiran Liora. Mungkin... gangguan obsesif-kompulsif yang dideritanya bertahun-tahun tidak berpengaruh pada Liora.
Sudut bibir Archeron terangkat sedikit. Dia menarik satu tangannya dan mengelus kepala gadis itu pelan. “Gak sakit. Lo lanjut belajar, gue nyari buku dulu.”
Pandangan Liora tidak berhenti menatap punggung Archeron hingga menghilang dibalik rak. Dia kembali menatap bukunya, mengerjap beberapa kali dan mengusap mata begitu merasa kantuk.
Guru-guru hari ini sibuk rapat untuk UTS yang akan diadakan dua minggu lagi. Awalnya dia malas pergi ke perpustakaan, namun keadaan kelas malah mendukungnya ke tempat ini.
Seperti biasa, kelas IPS sangat bising kapanpun. Guru di dalam kelas saja masih bising, apalagi tidak ada. Hampir sebulan ini juga dirinya mengalami kemajuan mengenai pelajaran, berkat hasil belajarnya siang dan malam.
Mungkin karena terlalu bekerja keras membaca buku, matanya jadi lelah dan membutuhkan istirahat. Beberapa menit setelah menguap pelan, kepala gadis itu sudah berbaring di atas buku dengan mata terpejam.
Archeron kembali dengan dua buku yang dianggapnya cukup untuk menghabiskan waktu hingga pulang sekolah. Saat kembali ke tempat Liora, dia mendapati gadis itu sudah tidur dengan bibir sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHERON ✓
Teen Fiction[SUDAH TERBIT | PART LENGKAP] Shaquilla Lioraca Naraya mengalami amnesia retrograde yang menyebabkannya melupakan 2 tahun belakangan. Dia tidak mengerti mengapa sahabatnya Rezi membencinya, mengapa nilainya anjlok di bangku SMA, dan mengapa dia sebe...