"HUA RARA! KANGEN BANGET GAK KETEMUAN!"
Hari pertama sekolah setelah liburan selalu sangat mendramatis. Apa lagi Devia dan Sherin yang sejak tadi asyik mengajak Liora berpelukan ala teletubbies. Merasa pengap, pada akhirnya Liora mendorong kedua sahabatnya sambil menghirup udara dengan rakus.
"Lo berdua sih, liburan bukannya tetep di rumah, malah berpergian. Gak kesian gue apa?" sungut Liora sambil bersedekap dada.
"Kan lo punya pacar, Ra. Ngapain gue sama Sherin pusingin masalah elo?" olok Devia membuat Sherin terbahak di sampingnya. Keduanya saling merangkul bahu, berhadapan dengan Liora seolah mereka sudah bersekongkol menyudutkannya.
"Tapi...." Liora mengerutkan bibir, memikirkan bagaimana dia menghabiskan waktu liburan dengan sedih karena masalah Archeron sebelumnya. Tetapi berhadapan dengan kedua sahabatnya, dia tiba-tiba tidak ingin menceritakan masalah sang pacar.
Mereka akhirnya meninggalkan gerbang dan melangkah menuju kelas.
"Apa? Kenapa muka lo jadi kusut gitu?" Sherin menaikkan satu alisnya. Tangannya masih sibuk menggandeng lengan Devia.
"Jangan bilang lo sama Archeron berantem!" sahut Devia dengan mata memicing.
Sontak wajah Liora berubah murung. "Kepo."
Devia dan Sherin sontak saling bertatapan. Melihat Liora mempercepat langkahnya, mereka bergegas dan merangkulnya dari kedua sisi.
"Cepet cerita, Ra! Si Archeron bikin apa sampai Raraku sayang jadi marah?" bujuk Devia sambil mencubit pipi sahabatnya.
Sherin meninju tangannya dengan ekspresi galak. "Jujur aja, Ra. Biar gue hajar dia kalau macem-macem bikin sakit hati sahabat gue!"
"Jambak rambutnya, She." Devia memberi usul.
"Oh tentu aja. Biarin gue rontokin rambut berkilau dia! Gue juga bakal warnai muka dia dengan warna biru keunguan, patahin tangan dia, terus-"
"Gak boleh!" seru Liora dengan tatapan horor. Archeron masih sakit saat ini. Jika Sherin menghajarnya, bisa-bisa sang pacar akan kembali koma. "Gue gak ada masalah apa-apa sama Archeron, kok. Jangan ngadi-ngadi deh."
"Ra, jangan cuma karena lo suka dia, lo biarin dia sewenang-wenang. Harus diberi pelajaran, dong!" seru Sherin galak dengan tangan terkepal.
"Kali ini gue sepemikiran sama Sherin." Devia mengangguk menyetujui.
"Pulang sekolah kita mesti labrak dia!"
"Harus!"
Ucapan menggebu dari kedua gadis itu membuat Liora menggaruk pelipisnya bingung. "Denger-"
"Ra."
Secara refleks Liora menoleh. Matanya melotot sempurna melihat sosok Archeron yang berdiri di depan kelasnya dengan postur tegak. Padahal semalam laki-laki itu terus mengeluh luka-lukanya yang sakit, menyentuh hati nuraninya. Dia juga telah berjanji akan diam di rumah untuk memulihkan diri. Namun dia malah datang ke sekolah saat ini alih-alih menepati janji.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHERON ✓
Teen Fiction[SUDAH TERBIT | PART LENGKAP] Shaquilla Lioraca Naraya mengalami amnesia retrograde yang menyebabkannya melupakan 2 tahun belakangan. Dia tidak mengerti mengapa sahabatnya Rezi membencinya, mengapa nilainya anjlok di bangku SMA, dan mengapa dia sebe...