33. Nightmare

40.1K 6.1K 417
                                    

Bangunan kecil itu dipenuhi anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangunan kecil itu dipenuhi anak-anak. Dari usia balita hingga remaja, mereka bermain bersama dengan bahagia.

Berbeda dengan anak laki-laki yang mencari penuh kebingungan di bawah sebuah pohon di taman kecil. Wajahnya tampannya pucat dan suram. Mendengar suara tawa di sekitarnya, keningnya mengerut.

“Hei lihat! Kucing ini sangat menjengkelkan.” Seru seorang anak laki-laki kesal.

Suara seruan itu benar-benar keras, bahkan Archeron yang berada jauh pun mendengarnya. Dia langsung membatu mendengar itu.

Di panti asuhan ini tidak memiliki kucing. Kemarin saat dia bersembunyi di belakang bangunan panti, dia bertemu anak kucing yang tersangkut di lubang pagar. Ketika menemukannya, karena kawat yang terpasang di sekitar pagar membuatnya terluka. Jadi diam-diam Archeron merawatnya.

Saat ini dia sedang mencari kucing tersebut yang menghilang sejak pagi. Namun setelah berkeliling, dia tidak menemukannya.

Sekarang mendengar seruan anak laki-laki itu membuat Archeron langsung bergegas mendekat. Namun apa yang dilihatnya merupakan pemandangan yang tidak pernah diharapkannya.

“Kucing jelek! Mati kau!” Anak laki-laki bertubuh gempal itu memegang kepala kecil kucing yang sangat Archeron kenali dan membanting tubuhnya ke tanah.

Suara mengeong terdengar sedikit sebelum akhirnya menghilang. Tubuh kecil kucing itu nampak sangat lemas seolah tidak ada tulang di dalamnya.

Seperti kurang puas, anak laki-laki itu menjatuhkannya di atas tanah dan menginjaknya hingga kepalanya terputus dan darah membasahi bulu tipis kucing tersebut.

Archeron melihat semua itu dengan tubuh membatu. Matanya melebar dan tertuju pada mata kucing yang sedikit terbuka tanpa nyawa.

Secara implisit Archeron berlari melewati kerumunan anak-anak panti yang sedang menyaksikan dan langsung memukul anak bertubuh gempal.

“Arghh! Apa yang kamu lakukan!” Teriak laki-laki bertubuh gempal itu marah.

“Kucingku! Kau membunuhnya!” pekik Archeron marah dan masih berusaha memukul dengan membabi buta.

Namun tenaganya tidak sekuat lawannya. Dengan sekali dorong, Archeron jatuh terduduk. Mata Archeron menatap anak itu dengan tajam, membuat anak laki-laki itu sedikit takut.

“Apa?!” Walau takut dengan tatapan Archeron, anak itu tidak ingin kalah. “Itu kucingmu?! Dia menggigitku!”

“Ada apa ini?” Seorang wanita berumur 40-an mendekat dengan wajah cemberut.

Anak laki-laki itu melihatnya datang dan ekspresinya segera berubah. Dia langsung menangis dan berlari memeluk kaki wanita tersebut.

“Bunda, kucing yang dipelihara Archeron menggigitku. Sakit sekali.” Lapornya dengan sedih.

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang