19. Perpustakaan

40.5K 6.4K 177
                                    

Lelaki berseragam rapi yang menggunakan kacamata hitam berbentuk kotak itu menatap sosok yang tengah tidur dengan ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki berseragam rapi yang menggunakan kacamata hitam berbentuk kotak itu menatap sosok yang tengah tidur dengan ragu.

Sosok yang dilihatnya itu sedang memejamkan mata, dengan kedua tangan yang dilipat di atas dada sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Beberapa hari belakangan ini dia sering mendapati Archeron tidur di dalam kelas, tapi tetap saja yang sangat disayangkan nilainya tidak pernah jatuh.

“Archeron,”

Beberapa detik tidak mendapat respons, cowok yang bername tag Rino Dareka itu mengetuk meja di hadapan Archeron cukup kencang. Hal itu membuat seisi kelas menatapnya dan segera melayangkan bermacam-macam ekspresi.

Ada yang menatapnya was-was, takut, hingga mengerikan. Walau Archeron sangat jarang membuat keributan, tapi auranya membuat mereka menggigil. Apa lagi jika ditatap dengan mata dingin tanpa emosinya.

Kalau bukan karena jabatannya sebagai ketua kelas, Rino tidak akan mau membangunkan singa yang menjelma menjadi manusia ini.

“Archeron, bangun.” panggil Rino lagi dan tanpa berpikir menyentuh pundak lelaki tersebut sebelum membatu. Dia ingat Archeron paling tidak suka disentuh, baik itu laki-laki maupun perempuan.

Decakan pelan keluar dari bibir Archeron. Cowok itu membuka mata melirik ke Rino yang terlalu dekat dengannya. “Lo cari mati?”

Seketika atmosfer kelas berubah menjadi mencekam. Para siswi menahan napas takut, sedangkan para siswa langsung memperbaiki posisi duduk mereka karena merasa ini akan menjadi pertunjukan yang menarik.

Rino linglung menghadapi wajah dingin Archeron. Dengan ekspresi semakin dingin, Archeron bangkit, melangkah mendekati Rino lalu mencengkram kerah baju cowok itu kuat.

“Lo bosen hidup?” tanya Archeron dengan nada rendah dan tatapan yang menghunus tajam tepat di manik Rino.

Satu kalimat dengan tiga kata yang penuh makna sekaligus membuat seisi kelas merinding. Rino menelan salivanya gugup. Seketika tenggorokannya terasa kering. Terlebih kerah bajunya yang terasa menyesakkan.

“L-l-lo, Bu J-jasmine p-pang-gil, ughk.” Rino terbatuk pelan karena merasa udara semakin menipis. Wajahnya pun mulai berwarna kemerahan.

Archeron langsung mendorong Rino hingga lelaki itu menabrak meja-meja yang berada di belakangnya. Dia melirik tangannya jijik, mengambil beberapa tisu basah dari tasnya dan mengelap tangannya hingga berwarna kemerahan dan kemudian menggunakan handsanitizer.

Rino yang melihat itu tidak mampu menahan keluhan. Archeron bertindak seperti menyentuh kotoran yang menjijikan.

Setelah melakukan pembersihan, Archeron berjalan keluar dari kelas menuju ruang guru. Dia mengetuk dua kali lalu menggapai knop dan membukanya. Ruangan tersebut sepi karena sekarang guru-guru sedang mengadakan rapat. Maka dari itu seluruh kelas sedang jam kosong sekarang.

Di SMA Angkasa, ruang guru terbagi menjadi dua. Satu di samping TU tepatnya di lantai bawah, dan satunya lagi di lantai dua. Biasanya ruang guru di lantai bawah lebih sering digunakan untuk rapat karena tempatnya yang lebih luas.

Archeron masuk mendekati sebuah meja. Di setiap meja disekat dari satu ke yang lain agar guru-guru dapat bekerja lebih leluasa.

“Ibu cari saya?” tanya Archeron to the point membuat Bu Jasmine menoleh kepadanya.

“Ya. Archeron, ada lomba matematika. Saya harap kamu mau mengikutinya.”

Archeron menaikkan satu alisnya. Dengan malas dia menjawab, “Tidak.”

Dia sedang sibuk belakangan ini, tidak bisa meluangkan waktu mengikuti acara perlombaan manapun.

“Archeron,”

“Selain saya, ada banyak siswa berprestasi lainnya.” sanggah Archeron datar. “Berikan kesempatan kepada mereka.”

Bu Jasmine menghela napas berat. Archeron begitu cerdas dan sering mengharukan nama sekolah sehingga tanpa sadar mereka para guru selalu memintanya mengikuti perlombaan secara terus menerus.

“Baiklah, saya akan mencari siswa lain. Kamu bisa balik ke kelas.”

Archeron mengangguk dan keluar dari sana. Dia sedang dalam mood yang buruk untuk kembali ke kelas. Memutuskan membaca untuk menetralkan emosinya, dia pergi ke perpustakaan.

Saat tiba di ruangan penuh buku tersebut, laki-laki itu mengedarkan pandangannya. Aroma buku yang khas menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya. Dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana, Archeron melewati penjaga perpustakaan yang sedang sibuk dengan buku tebalnya.

Sesaat penjaga perpustakaan itu meliriknya, lalu kembali fokus ke bukunya setelah tahu siapa orang yang datang.

Dengan perlahan Archeron mengelilingi setiap lorong yang terbentuk karena rak-rak buku tersebut. Hingga sampailah dia di tempat di mana meja beserta kursi yang disediakan bagi mereka yang ingin membaca di sana.

Namun pandangannya langsung berfokus pada sebuah meja yang ditempati oleh seseorang. Seorang gadis yang posisinya menghadap jendela dan sibuk membaca bukunya dengan serius.

Sesekali ia menaikkan sejumput rambutnya yang menutupi wajahnya ke belakang daun telinga.

Anehnya, Archeron menikmati saat-saat ini. Biasan cahaya matahari yang masuk melewati jendela menyinari gadis itu, jarinya yang membalik halaman buku, pandangan matanya yang sesekali beralih ke buku lain, dan rambutnya yang terkadang jatuh sehingga dia harus menaikkannya lagi ke daun telinganya.

Beberapa hari sudah berlalu setelah makan bersama di kantin. Dia sibuk mengurus masalahnya dan gadis itu juga sibuk dengan belajarnya.

Archeron bergeming sejemang kemudian melangkah perlahan menuju gadis itu tanpa suara. Kini dirinya berdiri tepat di belakang Liora. Dia memajukan badannya hingga wajahnya tepat berada di samping kanan Liora sambil menatap buku yang sedang gadis itu baca, dengan tangan kanan yang memegang pinggir meja.

Liora yang tiba-tiba merasa ada seseorang di sampingnya menolehkan kepala. Seketika matanya melebar dengan jantung yang langsung berdegup kencang.

Sebelum Archeron membuka mulut, Liora malah mendahuluinya.

“Archeron?!”

TBC

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang