21. Masa lalu

40.2K 6.6K 218
                                    

Archeron yang menyeduh tehnya ke dua cangkir sedikit terganggu saat menyadari sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Archeron yang menyeduh tehnya ke dua cangkir sedikit terganggu saat menyadari sesuatu. Dia tidak pernah memesan apapun dan tidak ada kerabat yang mengirim barang untuknya. Teringat paket kiriman terakhir kali, dia membatu sesaat sebelum bergegas pergi ke depan.

Di saat itu juga Archeron dapat mendengar pekikan Liora. “AHH!!”

Langkah laki-laki itu semakin cepat. Begitu sampai, Liora yang mundur ketakutan menabraknya. Dia segera memegang kedua pundak gadis itu yang gemetar.

“Kenapa?”

Liora yang mendengar suara berat Archeron mendongak. Air matanya siap meluruh di saat itu juga. Dia berbalik sepenuhnya menghadap Archeron dengan tubuh menggigil. “K-kardus....”

Mata Archeron melirik kardus yang terbuka. Dari tempatnya berada saat ini pun dia dapat mencium bau busuk seperti paket yang dikirim terakhir kali.

Ekspresinya semakin dingin. Dia menenggelamkan kepala Liora ke dadanya dan menuntun gadis yang gemetar ketakutan itu menuju sofa. Archeron membawa teh hangat yang dibuatnya tadi dan menyuruh Liora meminumnya.

Pikiran Archeron masih tertuju pada kardus tersebut. Melihat Liora sedikit rileks, dia berdiri. “Gue keluar bentar.”

Liora mencekal tangan Archeron yang hendak pergi. “Ar...”

Archeron tersenyum tipis dan menepuk pucuk kepala Liora untuk menenangkan gadis itu. “Gak papa. Tetep di sini sebelum gue dateng.” katanya dan segera pergi.

Liora mengelus lengannya, bulu kuduknya meremang memikirkan apa yang dilihatnya tadi. Air matanya tanpa diminta kembali meluruh.

Kenapa... kenapa ada orang yang begitu jahat? Apa lagi hal ini dikirim untuk Archeron. Maksudnya apa?

Sepuluh menit kemudian Archeron kembali. Melihat punggung Liora bergetar diikuti isakan kecil, dia tertegun sejenak dan mendekat.

“Liora?”

Gadis itu mendongak dengan mata merah karena menangis. Archeron tidak tega melihatnya seperti ini. Dia duduk di samping Liora dan mengelus kepalanya lembut.

“Ar...” panggil Liora dengan suara serak. “K-kenapa lo dikirim kucing mati...”

Ya, yang dilihat Liora tadi adalah kucing mati yang penuh darah dan sayatan. Dia tidak tahu siapa orang yang begitu kejam menyakiti hewan manis itu. Liora tertekan, sedih dan tidak bisa menahan amarahnya.

“Gak tau.” sahut Archeron.

Liora melihat wajah acuh tak acuh Archeron. Begitu matanya turun, dengan samar dia melihat bahwa tangan laki-laki itu sedikit gemetar. Liora menggenggam tangan Archeron, merasakan dengan jelas bahwa apa yang dilihatnya benar.

Mendongak, gadis itu menatap Archeron yang menyembunyikan perasaannya. Pasti Archeron juga shock melihat itu bukan? Terlebih ini dikirim untuknya.

“Waktu gue masih di panti, gue nyelamatin kucing.” Tiba-tiba Archeron bercerita dengan inisiatifnya. “Karena kucing itu diganggu anak-anak di sana, dia nyakar salah satu dari mereka.”

Archeron menatap ke bawah dengan tatapan kosong. “Saat gue dateng, kucing itu udah mati dengan mengenaskan. Gue... terlambat, Ra.”

“Ar...” Liora ingin menghiburnya, tapi dia tercekat. Tidak tahu kata-kata apa yang harus dikeluarkan.

Sepertinya Archeron terjebak dalam kenangan waktu tersebut. Suaranya merendah. “Seharusnya gue gak bawa pulang kucing itu. Harusnya setelah diobatin, gue lepasin kucing itu.”

Kali ini kedua kalinya dia menerima kucing mati dengan keadaan mengenaskan seperti itu. Pertama kali menerimanya, Archeron sampai demam beberapa hari. Setelah itu dia segera memeriksa CCTV dan mencari tahu siapa yang mengirimnya. Tapi hasilnya zonk, dia tidak bisa menemukannya.

Hari ini kejadian itu terulang. Padahal keamanan gedung apartemen ini sudah ditingkatkan. Ternyata, dia tidak bisa mencegah orang tersebut untuk mengirim hal ini.

Jika saja hanya dirinya sendiri, mungkin tidak begitu masalah. Namun saat ini ada Liora. Dia tidak ingin Liora melihat benda mengerikan ini. Dan untuk pertama kalinya setelah orang tuanya pergi, dia sangat menyesali sesuatu. Ya, dia menyesal membawa Liora ke apartemennya hari ini.

Seharusnya dia langsung membawa gadis itu pulang, atau setidaknya tetap di sekolah dan lanjut membaca di perpustakaan hingga hujan berhenti.

“Ar,” Liora tidak pernah menyangka Archeron akan menceritakan masa lalunya. Ternyata dewa tampannya memiliki sebuah masa kelam. Atau mungkin lebih?

Archeron menoleh. Sudut bibirnya terangkat kecil namun Liora dapat merasakan perasaan tertekannya. Laki-laki itu kemudian berkata, “Lo masih takut?”

Liora menggeleng. Walaupun benar, dia tidak ingin Archeron mengkhawatirkannya karena pasti laki-laki itu lebih shock darinya. Dia juga senang Archeron dapat membagi masa lalunya sehingga Liora merasa bahwa dewa tampannya mempercayainya.

“Lo tau siapa yang ngirim?”

“Gak.”

Berpikir sejenak, Liora berpendapat ragu. “Menurut lo, anak-anak panti itu yang ngirim?”

“Seharusnya nggak. Mereka gak tau siapa gue.”

“Oh...” Liora mengangguk-angguk.

Archeron melirik jam tangannya dan menatap jendela yang tidak jauh dari tempatnya. “Gue anter lo pulang sekarang.”

Liora ikut menatap jendela yang menampilkan langit gelap tanpa air hujan. Ternyata dia sudah lama di sini. Waktu berjalan begitu cepat.

Ketika sampai di rumahnya, gadis itu turun dari motor Archeron dan menatap laki-laki itu sejenak.

Dia tiba-tiba memiliki sebuah ide aneh. Dia sangat ingin melindungi laki-laki ini.

Di balik helm fullface, Archeron menyadari tatapan Liora. Dia ikut memandangnya dengan heran. “Kenapa?”

Mengerjap pelan, Liora menggeleng. Tiba-tiba dia melangkah mendekat, mengulurkan tangan untuk memeluk laki-laki itu dan menepuk punggungnya. Entah kenapa dia merasa ingin memeluk Archeron sekarang.

“Jangan takut Ar. Sekarang ada gue, lo gak sendiri lagi.” bisiknya diantara embusan angin malam yang dingin. Setelah mengatakan itu dia segera mundur beberapa langkah dengan wajah bersemu.

“Gue masuk sekarang. Ati-ati dijalan, Ar.” pamitnya sedikit malu dan segera berlari kecil meninggalkan Archeron yang tersenyum tipis dibalik helmnya.

TBC

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang