13. Rumah Archeron

43.5K 6.6K 309
                                    

“AAAA!” Liora meletakkan keningnya di atas meja dan mengacak rambutnya sebal memikirkan apa yang akan terjadi waktu pulang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“AAAA!” Liora meletakkan keningnya di atas meja dan mengacak rambutnya sebal memikirkan apa yang akan terjadi waktu pulang sekolah.

Dia tidak menyangka takdir sekejam ini! Pasti Archeron sudah bertekad menyiksanya.

Iya, menyiksa dengan pesona ketampanannya.

Liora segera mengangkat kepalanya sambil memukul meja. Tidak! Lebih baik dia pergi sebelum Archeron menghampirinya. Tekadnya dalam hati.

Bel pulang yang ditunggu-tunggu Liora menggema. Gadis itu sudah membersihkan mejanya 20 menit sebelumnya dan bersiap pergi.

“She, pinjem hoodie lo dong.”

“Besok balikin udah harum molto ya, Ra.” kata Sherin sembari mengulurkan hoodienya.

Liora mendengkus pelan. “Gegayaan lo padahal aslinya bau ketek.”

Tiba-tiba Sherin mengangkat tangannya sembari menggoyangkan kaki dan bernyanyi dengan wajah mesem-mesem minta ditampol. “Terbanglah aroma ketek! Terbanglah aroma ketek! Terbanglah, terbanglah~”

“Pantes anjir bau got. Ternyata sumbernya di sini.” Devia mendekat sembari menjepit hidungnya.

“Hehehehe, terbanglah aroma ketek~” Sherin melanjutkan nyanyi sambil meringsut mendekati Devia dengan tangan terangkat.

Devia mundur dengan jijik. “Jorok anjir!”

Liora tertawa renyah namun teringat sosok Archeron yang kemungkinan datang mendekat, dia mengenakan hoodie yang kebesaran ditubuhnya tersebut dan segera keluar dari kelas tanpa menghiraukan lagi kedua sahabatnya.

Melirik kiri dan kanan, Liora segera mempercepat kakinya. Dia tidak lupa menutup kepalanya dengan tudung hoodie dan berharap tidak dikenali Archeron.

Menatap pintu keluar gedung, mata Liora berbinar. Saat hendak mencapai kebebasannya, tudung hoodienya ditarik dari belakang.

“Ih, lepasin dong!” desis Liora sambil memukul-mukul tangan usil yang menarik hoodienya.

“Kabur?”

Sekujur tubuh Liora merinding mendengar suara berat itu. Perlahan dia menoleh, tertegun sejenak sebelum cengengesan.

“Enggak kok. Gue mah mau nunggu lo di luar sekolah. Hehe...”

“Oke.”

Liora mengembuskan napas lega dalam hati. Ternyata Archeron tipe orang yang gak suka memperbesar masalah. Beda dengan dirinya yang suka mendramakan sesuatu.

“Ayo pergi.” Ajak Archeron sambil menarik hoodie Liora.

“Ar, lepasin. Gue bisa jalan sendiri.” kata Liora dengan bibir manyun.

“Gak. Entar lo kabur.”

Tepat sebelum memasuki mobil, Liora menghentikan langkah dan melirik Archeron di belakangnya. “Gimana kalo gue sama sopir gue ngikut mobil lo dari belakang?”

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang