17. 3 kali, be my boyfriend

43.4K 7K 507
                                    

Memasuki kantin, semua pandangan langsung tertuju pada Liora dan Archeron kemudian bisikan-bisikan samar terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki kantin, semua pandangan langsung tertuju pada Liora dan Archeron kemudian bisikan-bisikan samar terdengar. Archeron yang selalu acuh tak acuh langsung membawa gadis itu ke meja pojok.

“Duduk di samping gue.”

Gerakan Liora yang hendak duduk di bangku seberang terhenti. Dia menatap laki-laki itu tercengang sedetik lalu segera mengangguk.

“Bakso?”

Liora dengan ragu mengangguk. Bagaimana Archeron tahu apa yang diinginkannya?

Melihat anggukan kecil sambil menampilkan ekspresi cengo, Archeron menahan bibirnya agar tidak tersenyum. “Makanannya nanti diantar.”

“Apa? Dianter?” Jelas Liora sedikit kaget. Yang dia tahu mereka harus mengantri untuk memesan makanan.

Archeron mengeluarkan ponselnya dan mengotak-atik benda pipih tersebut. “Gue udah pesen duluan sebelumnya.”

Liora mengerutkan kening sedikit lalu terdiam. Memang seperti yang diduganya, dewa tampannya benar-benar melakukan apapun yang dia inginkan.

Di sisi lain Zia dan Rezi memegang nampan mereka sambil berjalan mencari meja. Tanpa sengaja mata Zia melihat dua sosok di meja pojok sedang berbincang harmonis. Tangannya memegang nampan lebih erat sebelum menoleh ke Rezi dengan senyuman.

“Zi, duduk di sana yuk?”

Rezi mengikuti arah pandangannya. Melihat wajah Liora dan Archeron, dia mengernyit tidak suka. “Cari tempat lain.”

“Tapi semua udah penuh.” Suara lembut gadis itu membuat jantung Rezi berdebar.

Dengan enggan Rezi menjawab. “Oke.”

Keduanya berjalan mendekat. Melihat kedekatan mereka, Zia menggigit bibirnya. “Ar, Liora, kami bisa duduk di sini gak?”

Perseteruan antara Liora dan Archeron mengenai banyaknya sambal yang bisa dimasukkan ke dalam mangkuk bakso Liora terhenti. Gadis itu menoleh kaget, sementara Archeron mengambil kesempatan itu untuk menjauhkan sambal darinya.

“Emang gak ada meja lain?” Liora bertanya heran.

Zia tersenyum. “Semua udah penuh, sisa meja kalian yang sebagian kosong.”

Sontak Liora mengedarkan pandangan. Memang benar sih rata-rata semua meja sudah terisi, tapi dia sebenarnya tidak ingin bergabung dengan mereka. Melirik Archeron yang hanya diam dan berpikir dia tidak keberatan, akhirnya Liora mengangguk.

Senyuman Zia mengembang. Segera dia mengambil posisi duduk berhadapan dengan Archeron, menatap laki-laki itu dengan mata cerah. Sedangkan Rezi duduk di sampingnya dan membisu.

Liora mengikuti tatapan Zia yang terarah pada Archeron. Keningnya mengerut samar dan melirik Rezi yang sudah makan di hadapannya. Arti tatapan Zia sangat jelas bagi Liora. Sepertinya gadis itu menyukai Archeron. Jika benar, bagaimana dengan Rezi?

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang