35. Protect

41.1K 6.6K 246
                                    

Merasakan gadis itu dalam pelukannya, senyum Archeron mengembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merasakan gadis itu dalam pelukannya, senyum Archeron mengembang. Dia menundukkan kepala, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu dan menghirup aroma stroberi ringan dari tubuhnya.

Entah kenapa aroma ini membuat perasaannya tenang dan kegelisahaannya setelah bangun hilang.

Dia memejamkan mata, mendengar detak jantung Liora yang kuat dan semakin menemukan bahwa dirinya sangat menyukai ini.

Liora benar-benar merasakan pelukan erat Archeron. Meskipun dia sakit dan terlihat tidak bertenaga, kekuatannya tetap ada.

“Ar,”

Pelukannya semakin mengerat. “Bentar aja.”

Wajahnya memerah. Dia tidak tahu kenapa Archeron tiba-tiba seperti ini, tapi berhubung dia sedang sakit jadi biarkan saja.

Ragu-ragu Liora mengangkat tangannya dan membalas pelukan laki-laki itu. Kemudian dia menepuk ringan punggungnya.

“Karena mimpi buruk?”

Nada suara Liora tanpa disadari mengecil. Mungkin karena merasa bahwa Archeron sangat dekat dengannya dan tahu bahwa dia dapat mendengarnya dengan jelas.

“Hm,”

“Gue juga sering mimpi buruk loh,” Liora berniat menghibur. “kadang gue mimpi dikejar poci. Serem banget. Eh, gue juga pernah mimpi nikah sama pangeran.”

Archeron merasa Liora sedang tersenyum. Dia membuka mata lalu perlahan melepaskan pelukannya dan menatap wajah Liora.

Mata keduanya bersitatap. Liora seketika ngeblush begitu mendapati Archeron menatapnya dalam. Segera dia memalingkan wajah dan mengangkat mangkuk bubur.

“Buburnya masih anget. Makan dulu, oke?”

Archeron melirik mangkuk yang disodor Liora tanpa niat untuk mengambil.

“Gue gak ada tenaga.”

Senyuman Liora seketika menjadi kaku. “Kok tadi lo bisa meluk gue?”

“Itu sisa tenaga gue. Sekarang habis.”

Kening Liora mengerut. Kenapa kata-kata Archeron terasa tidak meyakinkan?

“Kalo gitu... gue suapi lo?” Tawar gadis itu ragu.

Melihat Archeron mengangguk, dia kembali merasa aneh. Sambil menyuapi Archeron perlahan, dia diam-diam mengamati ekspresi laki-laki itu.

Dia merasa Archeron sengaja melakukannya. Tapi tidak mungkin, kan? Archeron tidak akan melakukan hal kekanakan seperti itu. Setelah meyakini diri, Liora membuang pikiran buruknya.

Tatkala Archeron telah menghabiskan buburnya, Liora segera menyodorkan air dan satu butir pil obat. Namun reaksi Archeron segera berubah melihatnya.

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang