kehawatiran

30 5 0
                                    

" neng,,,bagi nomer wa- nya dong,,,"
"Minta alamat orang tuanya dong".
goda para pria di sekitar parkiran pada kaff saat ia mau memasuki mobil,,

Kaff pun marasa risih namun tak ia gubris satupun pertanyaan pria itu

Sedang Azril yang berjalan mengekor kaff jaraknya kira-kira lima meter darinya , lantas menatap tajam pria- pria itu

Tatapan Azril yang begitu menikam bagai serigala yang siap menerkam mangsanya membuat pria-pria yang tadinya begitu renyah menggoda kaff
Segera berpaling dan melangkah mundur sambil bernyanyi

" Aku mundur Alon- alon ,,,aku sadar aku sopo,, "

Kaff yang asalnya muram padam seketika tertawa ringan melihat tingkah polah pria yang sedari tadi menggodanya

Namun ia merasa janggal dengan tingkah polah pria tersebut yang dengan cepatnya berubah 185 derajat
dari sebelumnya

" Sudah tertawanya" perkataan itu sontak mengujutkan kaff,, bagaimana bisa pria itu sudah ada di depan nya dan mengetahui kalau sembari dari ia tertawa melihat tingkah laku para pria tadi yang menggodanya,  sedang ia berfikir pria itu  tadi kan pamit padanya mau ke kamar mandi lantas kunci mobil diberikan padanya,

Lah ini kok udah nyampek sini aja, ,,,

" Nungguin apa lagi sih,mau nunggu pria tadi datang kesini menggoda lagi gitu,,! ucap Azril pada kaff dengan begitu kesalnya Karena sembari tadi pintu mobil tak dibukakan olehnya

Kaff menghirup nafas dalam- dalam
Lantas menghembuskannya  asal saja dan tak lama tombol kunci mobil di pencet oleh nya sebagai tanda pintu telah terbuka,

Tanpa  panjang lebar segera Kaff berikan kunci itu pada sang sopir dan segeralah  memasuki mobil Avanza miliki pondok tersebut

Di depan pria tersebut kaff tak banyak bicara mungkin dia hanya bicara padanya hanya sekedarnya saja , begitu pun dengan pria tersebut

Mereka selalu menghabiskan waktu kebersamaan itu dengan diam tanpa kata,

Hingga  secara tak sengaja hati kaff kembali teringat dengan sang kekasih yang ada di sebrang yang jauh sana

Namun perasaan itu segera di tepisnya tak mau ia berlarut-larut dalam kesedihan itu ,,

Setegar-tegarnya orang kalau masih ada luka dan ada ruang yang menyisihkan waktu untuk merenung pasti dia akan mengingat duka itu,,

Sedang Mata kaff sudah berair saja tanpa ada komando sedikit pun darinya ,,
Ia yang menyadari bahwa dirinya  tidak sedang sendiri di mobil itu segera dihapus air mata itu dengan kedua tangannya
Ia merasa malu bila pria itu mengetahui kelemahannya,,,,

Alih-alih memalingkan kecengenganya dari sang sopir malah tangisnya tiba-tiba meledak begitu saja karena sang sopir memutar lagu Albi nadak dimana lagu itu menyimpan kenangan dengan Gus Ibrahim

Di mana saat hujan turun begitu lebat saat kami dan neng Awa sedang memilih  salah satu butik yang ada di Rembang untuk membeli gamis sebagai kado pernikahan dari kami untuk mbak halwa yaitu sepupuku dari Jogja yang juga merupakan saudara Gus Ibrahim dari ummahnya

Akhirnya dengan sedikit menyuunggingkan senyum ke arah ku pria itu mengintruksikan dengan kedua matanya menyuruh ku duduk di sofa yang terletak di pojok butik tersebut bersama neng awa untuk menunggu hujan reda ,,

Sedang dari pojok sofa yang lain ia sedang asyik dengan gawainya

Yach,,Seperti biasa  dia sedang bermain aplikasi maktabah syamila di mana dalam aplikasi tersebut memunculkan kitab- kitab salafi

Seneng banget kalau lihat dia sedang mutholaah apalagi kalau bibir nya di manyunkan tandanya dia sedang mengamati dengan tajam apa yang telah dibacanya

Saking asyiknya melihat dia mutholaah tawaku pun terlepas begitu saja hingga perhatian nya teralihkan padaku

" Kamu kenapa Albi nadak (kekasihku) " aku dan neng awa saling menukar pandangan " ciyee- ciyee mas aim nakal yac udah berani godain Mbak kaff"
Timpal nya sembari menatap lurus ke depan tanpa memandang ku sama sekali" salain tuh mbaknya ,, ngapain ganggu konsentrasi ku"
Adiknya pun tak terima sambil merangkul ku dengan manja dan menunjuk ke arah dimana kakaknya sedang duduk " tuh mbg lihat "

" mas aim yang nakal masak mbak Kaff yang di salahin"

Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan neng awa

Sedang sosok yang menjadi topik pembicaraan tiba-tiba  menghambur di samping neng Awa sambil memencet hidung sang adik
" Kalo mas aim yang nakal sekalian  deh mas aim mau nyayiin lagu albi nadak buat Mbak biar nakalnya sekalian"

Lantas tanpa menunggu persetujuan dari kami segera ia menyanyi dengan lirih kearah kami sampai lagu itu selesai  ,,
saking lirih nya  hanya kami berdua yang bisa menikmati suara merdunya itu

Sungguh beruntung aku gus bisa menjadi perempuan yang berada di singgah sanamu gus , hatiku nampak berbungah- bungah sekali hari ini,,

Perempuan mana yang tidak bahagia jika di perlakukan seperti itu oleh kekasihnya

Andai saja kamu mau menghalalkan ku sebelum berangkat ke Makkah pasti aku begitu bahagia ,,
Sayangnya sekolahku belum lulus , makanya tercegah dulu akad antar kita kataku  dalam hati sambil tersenyum sumringah kearah nya

Sayangnya moment indah tersebut tak terjadi begitu lama lantaran hujan telah reda sedang ba'da Maghrib nanti Gus Ibrahim ada kelas,, jadinya kamipun harus segera kembali ke pondok

*********

Tangis kaff  masih sesunggukkan hingga sang sopir merasa takut dan hawatir  karena sebelumnya ia tak pernah menemui perempuan lain menangis di hadapannya

Kalau saat itu yang menangis adalah adiknya pasti ia akan dekap perempuan itu dalam dekapannya ,, sayangnya perempuan itu bukan siapa-siapanyaa jadi ia hanya bisa mengamati nya dari balik spion depan mobil

Azril tak sampai hati menyuruh turun perempuan itu dari mobil ketika mobil itu sudah sampai di pelataran pondok pesantren syaikhona Kholil
Ia hanya mampu diam membiarkan Perempuan itu menangis ,,

Padahal dalam hatinya ia merasa hawatir padanya ,apa mungkin ia terluka oleh sikapnya tapi bibir Azril terkunci rapat merasa susah mengucapkan kata itu,,

Lima menit berlalu tangisan kaff sedikit mereda hingga mampu menciptakan cela bagi Azril untuk bertanya padanya dari posisi duduknya tanpa berpaling sedikitpun kearah kaff

" Maaf kalau sikap saya telah menyakiti anda" perkataan itu seketika dapat mencairkan keadaan yang asalnya membeku di antara keduanya,,

" Gak perlu ada yang di maafkan " jawabnya  begitu tegas sambil mengusap sisa tangisan   dengan sapu tangan yang di berikan Azril pada nya

Dengan sedikit menyidik dan merasa sangat hawatir yang tanpa Azril sadari ia melontarkan kehawatiran itu padanya
" terus kamu mengapa menangis"

Kaff merasa heran dengan pertanyaan itu segera melirik tajam kearah spion depan sambil membenahi dirinya dan bersiap- siap keluar dari mobil
" Maaf itu bukan urusan anda"
Setelah itu Kaff beranjak pergi  meninggalkan Azril sendirian dalam mobil menerka- nerka apa yang sedang di alami oleh gadis yang sedari bersamanya tadi ,,,,

Nihqob CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang