Tumbang

70 12 0
                                    

"Mbak kaff ,kamu di timbali yai" kata salah seorang abdi ndalem dengan teegopo- gopo menghampiri ku yang sedang asyik memurojaah bait Alfiyah yang 2 tahun lalu baru usai ku hatamkan di depan para Masyayikh Tarbiyatul Athfal,

Melihat keadaan Mbak ndalem yang seperti itu membuat ku segera bergegas menghampiri yai ,

seperti biasa jika beliau memanggil ku pasti beliau menungguiku di ruang tengah,
Dan ternyata benar sampai di situ yai telah duduk santai menungguiku dengan memurojaah kitabnya,
Nampaknya beliau merasa asyik hingga tak menyadari kehadiran ku di situ
rasanya tak sopan jika aku membuyarkan konsentrasi nya  tapi harus bagaimana lagi,,
Pusing deh,,, jika beliau asyik memurojaah kitab Nya pasti lama,,
Dan pada akhirnya ku menunggu panjang  jarum jam itu berputar mulai dari 2 sampai ke 7

" Sudah lama kamu menunggu ndok"
Sapa beliau pada ku yang telah menyadari kehadiran ku di sini
Dengan tersenyum tipis ku menjawab " mboten yai" jawabku sebagai rasa ta'dhim padanya
" Sepurane yo Kowe tak celok rene 3 Minggu engkas pemerintah provinsi Jatim ngadakno acara MQK , lah salah sijine bupati Jatim iku onok seng dadi koncoku ,, dee njalok tulung aku njupuk perwakilan santri kene gae kabupatene, lah awakmu piye sanggup poh rah " tanyanya padaku yang sontak membuat diriku kaget aku bergeming dalam hati mengapa harus aku yai dengan berat ku coba berkata " ndereaken" semoga jawaban ku ini bisa menjadi doa dan barokah ndereaken titahe yai

" Wez nak ngono seng putri tak serahno awakmu awa Karo Khanza banjur seng Lanang engkoh sek Azril faris karo abid  seng tak jupuk iki senior kabeh nak iso ojo ngisin- ngisini aku" perkataan beliau itu lagi- lagi berhasil mengejutkan hatiku

Sudah lah dengan berat ku terima brousur undangan itu dari yai sambil beranjak pergi meninggalkan ndalem YAI , oh yah beliau tadi menyuruh ku agar  memilih kitab apa yang hendak ku lombakan yang telah tertera di undangan tersebut , sedang setelah itu  undangan ku serahkan pada Mbak khanza tentunya neng awa sudah pasti duluan memilih kategori kitab apa yang hendak ia buat lomba karena di situ kitab tafsir Ibnu Katsir telah di lingkari jadi sisanya tinggal bagian ku  untungnya kategori kitab ghoyatul wushul tidak beliau pilih jadi aku pilih kitab ghoyatul wushul saja
sedang untuk Mbak khanza dia dapat bagian jawahirul maknun ,sesuai dengan apa yang dia sukai dan tekuni  tanpa buang- buang waktu yang lama kami bertiga gunakan sisa sisa waktu itu untuk murojaah  terus.

Disaat sedang asyik nya mempelajari ilmu salafi tiba- tiba kaki kiruku kembali sakit karena benjolan ditelapak kaki ku semakin membesar
Berusaha kutahan sekuat mungkin tapi lama-lama aku tak tahan dengan rasa sakit itu

Dalam hati aku bergeming ya Robb mengapa saat seperti ini  aku harus tumbang ,aku ingin mengikuti kejuaraan itu aku ingin bersyiar dengan kitab syekh Zainuddin yang telah populer itu , yang telah banyak menjadi rujukan para santri untuk mencari sumber hukum dari permasalahan yang di hadapi,,

Walau bagaimanapun aku harus di obati, akhirnya dengan perasaan iba  teman- temanku mencoba menghubungi Mbak nahla yang kebetulan saat itu ia telah di persunting oleh mas Athar putra dari salah satu kiyai tersohor di Jombang
Jadi dua puluh hari sebelum keberangkatan MQK di Bangkalan aku pulang ke Gresik dan segera di rujuk di rumah sakit Ibnu Sina

Sampai di rumah sakit segera ku di tangani oleh para dokter handal katanya aku di diagonis penyakit tumor jinak ,meski jinak kalau tidak segera ditangani akan segera mengakar

Aku tak tahu lagi harus bagaimana
Ya qudus ya salam tasmau' ni Robbi
Hanya engkau tempat ku mengadu setiap doaku pasti engkau dengarkan ,, aku harus tetap tegar menghadapi semua ini ,aku tak ingin menambah beban kedua orang tua ku kakakku dan orang tua rondho' ku dengan merintihnya diriku

" Kamu yang kuat yah nak" tenang ibu pada ku yang hendak memasuki ruang operasi

Dengan berlinang air mata ku kecup punggung tangannya memohon agar operasi nya berjalan lancar

Tiba setelah itu operasi di laksanakan.

namun aku hanya di bius setengah badan saja,jadi aku sadar aku mampu melihat dengan jelas bagaimana dokter itu mengoprasi kaki ku dengan beberapa alat- alat medis itu , sempat di awal- awal aku merintih kesakitan namun dokter itu segera menambah bius untuk ku,, sebagai penghilang rasa sakit yang menusuk itu

Alhamdulillah Akhirnya Beberapa jam berlalu dengan tegang dan iringan sholawat dalam hati usai  sudah operasinya

Hasil dari operasi itu  di temukan dua tulang lunak sebesar biji jagung aku tau itu dari pembicaraan nya dengan rekannya karena
Dokter tak memperkenankan ku untuk melihat nya setelah usai segera ia bawa keluar dan katanya akan di tunjukkan pada keluarga pasien 

Kejadian ini pertama kali yang paling ngeri ku alami
setelah operasi usai keluarga masih belum di perkenankan menengok keadaan pun membuat bulu kuduk ku merinding karena aku di ruangan itu sendiri saja berteman kesunyian berderet kasur kasur rumah sakit di sampingku tanpa penghuni dan suara monitor berbunyi semakin kencang membuat ku semakin tercekang

Aku takut ya Robb tolong hamba
Syukurlah setelah itu mata ku terpejam, mungkin efek dari obat bius tersebut

Aku kembali terbangun saat jarum jam menunjukkan pukul 14.00 WIB tapi mengapa pihak keluarga masih belum di perkenankan menjenguk
Aku belum sholat gimana ini ,, dengan semampu ku akhirnya aku sholat li hurmatil waktu karena menyentuh air rasanya tak mungkin apalagi berjalan mencari debu,  syukurlah ranjang rumah sakit ini telah menghadap qiblat

Beberapa menit kemudian adzan ashar berkumandang dan seusai adzan berkumandang pihak keluarga di perkenankan datang untuk menjenguk..

Nihqob CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang