weton

42 4 0
                                    

Liburan pesantren segera tiba, semua santri saling bersiap-siap untuk mempersiapkan diri menyambut kepulangan yang telah berada di ambang pintu

Seminggu sebelumnya telah diadakan acara haflah akhirus sanah bagi tingkatan ku yang telah berhasil menyelesaikan jenjang Aliyah,

Semua santri setelah ini diperkenankan oleh yai untuk tetap di pondok mengabdi sebagai pengurus pusat, tenaga pengajar, atau memenuhi kebutuhan ndalem atau melanjutkan kejenjang selanjutnya

Semua terserah para santri namun beliau mewanti-wanti agar tidak mudah melepaskan gelar kesantrian dan ilmu yang kami dapatkan dari sini
Pesan itu selalu beliau ulang- ulang pada kami saat acara sowan tour atau proses pelepasan santri yang siap berjihad di jalan Allah

Jujur deh sebenarnya aku keberatan sekali meninggalkan pondok, tapi bagaimana lagi ,,,aku punya keinginan  untuk melanjutkan pendidikaku ke Tarim dan ingin melepaskan rasa sakit hati ku disana

Mau tak mau harus ku relakan,,,

Oh yah kali ini merupakan kepulanganku dari pondok awal kali biasanya kalau liburan aku tidak pernah pulang sama sekali, Karena bagiku kugunakan sebagai tebusan yang biasanya sering pulang saat kegiatan pondok masih aktif

Jadi gimana gitu pas pamit Abuya dan ummah mereka berdua rasanya tidak rela banget katanya biasanya saat liburan aku yang suka meramaikan seisi ndalem dengan gus Faisal Karena kami yang suka bertentang walaupun masalah sepele dan kata ummah kami ini berweton sama,,

konon kata orang Jawa kalau wetonnya sama itu tidak bisa akur

Ada- ada aja orang jawa ini,,,

Tapi ada benarnya juga sih perkataan orang Jawa itu

Kok jadi ingat sama si kutu yah,,akukan gak pernah akur sama dia masak gara- gara aku satu weton sama dia,,

ISS,, ngapain ku mikirin dia, udah ah aku harus siapkan semua barang ku untuk kubawa pulang ke Jogja,,

Toh nanti sore ummah dan Abuya akan mengantarkan ku kesana

Memang mereka berdua ini sayang sekali sama aku seperti anak kandungnya sendiri

Kali ini aku minta di antar ke rumah kakek di Jogja karena sejak dulu kakek sangat mengharapkan kepulangan ku setelah lulus dari sini

Jadi aku harus pulang ke Jogja lagi pula di Jogja sudah kaya rumah ku sendiri semua kebutuhanku di sana tersedia termasuk kamar tidur seprangkat sama kamar mandinya baju rak kitab dll ,, semuanyae ada,,

Sampai- sampai hal itu pernah membuat cemburu pamanku atau lebih akrabnya ku sebut a' mi yang berada tiga tahun di atas ku sama persis dengan usia Gus Ibrahim

Karena saking sayangnya jaddi pada ku sampa- sampai a' mi  tidak punya kamar sendiri
Bahkan kamarnya saja harus bergantian dengan umma arumi (sebutan untuk budheku ) ketika ia pulang dari Bandung

Ahh asyik deh kalau mengingat dulu persaingan ku dengan ami , kami berdua saling tidak mau kalah,.
tapi lama kelamaan kami berdua juga saling merindukanya

Sudah sepuluh tahun lamanya ami tidak pernah pulang dari mondoknya yang ada di Tarim

Katanya kalau jaddi nyuruh pulang pasti bilangnya nanti dulu,,

Padahal aku kangen banget sama dia ingin ku bertemu dengannya dan ku curahkan kegelisahan hatiku sebab sahabat kecilnya itu

Tapi selalu saja ia menolak untuk pulang padahal Habib Umar juga merindoinya untuk pulang ke Indonesia,,

Dasar dianya aja yang tidak mau bertemu dengan ku,,

Kalau di telfon saja pasti dia akan bilang ,," ia cantik ami rindu ,,ami juga ingin bertemu dengan kamu"

Nihqob CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang