Botol Aqua

38 5 0
                                    

Matahari di siang hari ini begitu menyengat panorama pandangan ku bahkan tubuh ku merasa gerah sekali ,,

Sudah tak terhitung berapa kali aku mondar-mandir ke kamar mandi guna mengambil air wudhu

Mungkin efek dari grogi dan di tambah lagi cuaca yang sangat menyengat ini,,

Dari sekian banyak peserta yang mewakili daerah la..... mengapa yang kebagian peformen hari ini hanya aku saja ,, nomer undian ku begitu cetek
Hingga aku pun merasa 3 G ( gugup gusar dan grogi) 

Susah banget deh , apalagi peformen nya di hotel ratu iboe bukan di pondok tempat kami menginap ,,
" Neng ,,temeni aku Yach,,, " pintaku padanya yang telah asyik belajar kitab Ibnu Katsir, seperti ciri hasnya ia hanya tersenyum tipis ke arah ku lalu memalingkan wajahnya kearah ku ""Mbak kaf maaf yah,, bukanya aku gak mau, tapi belajar ku masih banyak nih,, " sambil menunjukkan kitab yang ia bawa sedari tadi kearah ku
"Masa neng tega ngeliat aku nanti berjuang sendiri  kalau aku kurang faham ma' nanya gimana !! Masa aku tanya sama  Gus Azril ,,, "
" Tahu gitu kok mbak ,, lagian enak toh kapan lagi bisa belajar bersama dengan Gus Azril,," ledeknya pada ku
Dengusku kesal " enak apanya paling- paling belum tanya langsung di jutekin secara dia kan gak mau deket- deket sama cewek,, "
" Husf kamu itu Mbak ,,awass loh nanti kalau jodoh,, "
" Aminn" sahut Mbak khanza yang sedari tadi mengamati percekcokan di antara aku dan neng Awa ,,aku yang tidak terima segera menyela ". Amit- amit jabang bayi ,, jangan sampai "" sambil ku usap perutku

sedang Mereka yang mengetahui tingkah konyol ku hanya bisa menertawakan ku saja,,

" Ayo berangkat tak anterin sama neng Awa ke pintu gerbang masuk sambil nunggu jemputan dari pangeran untuk berangkat ke hotel " ajak Mbak khanza pada ku yang telah melerai obralan kami bertiga
" Mulai deh usilnya ,, "

Setelah itu kami bertiga segera berangkat menuju pintu gerbang ,, sampai di sebelah pintu gerbang pandangan kami segera tertuju pada mobil Avanza bercat putih dan bertuliskan nama lembaga pondok kami

Segera kami hampiri mobil itu,, dan ternyata di dalam mobil itu sudah ada orang nya ,, buktinya ketika kami hampiri mobil itu kaca jendela depan di turunkan lalu mengajak kami bicara tanpa memandang salah satu dari kami
" Siapa yang mau lomba nih " nadanya datar tanpa sedikitpun senyum ,, aku yang merasa berkepentigan untuk menjawabi pertanyaan itu memilih diam saja , tapi oleh mbak khanza di jawabi
" Nabilah kafabih Gus,,"
Setelah ia mendengar pernyataan itu ia bergumam lirih sekali " lama banget udah jam dua nih "hingga aku saja yang dapat  mendengar kan umpatannya itu karena jarak kami tidak terlalu jauh dari kaca jendela tempat ia duduk,  serasa ingin menonjok wajah nya itu nyebelin banget sih pria ini ,, untung dia bukan cacak  jika dia cacak pasti akan ku omelin habis- habisan ,,

" Udah cepetan masuk , sudah jam dua nih "  ucapnya sedikit ketus pada kami sambil menengok jam tangan yang telah melingkar di tangan kirinya ,, keren sih tapi nyebelin nya banget,

Aku yang awalnya menolak memilih jalan kaki saja segera di dorong masuk ke mobil sama mereka berdua dan akhirnya posisi ku sudah duduk di kursi tengah mobil seorang diri ,

Ia yang mengamati kejadian itu segera turun dari mobil membuat ku keheranan , mau apa dia katanya mau berangkat lah kok dia malah keluar

Tak lama dia masuk mobil namun kali ini dia duduk di kursi kemudi , fikiran ku pun gak enak  masa aku hanya berdua saja sama dia gitu , ihh amit - amit ,,

Seolah dia mengetahui keheranan ku lantas dia bertanya kepada ku.   " "sendiri saja" karena di sini hanya ada aku terpaksa aku menjawabnya " ia"
" Panggil temannya sana aku gak mau berduaan sama kamu"

Hufh perkataanya itu spontan dapat memuncak kan amarah di benakku yang sembari tadi ku pendam dengan tak kalah ketusnya aku jawabi dia dengan ramah namun mengena     "siapa juga yang mau berduaan dengan anda ,, lebih baik saya jalan kaki saja"
Entah lah expresinya gimana ,aku tak mau melihatnya ketika ia melontarkan kata " silahkan"
Aku yang sudah sangat  kesal segera ku buka pintu mobil itu ,,tapi oleh nya di cegah langkah ku dengan ucapannya " apa lupa kakinya masih sakit tuh"

Aku yang menyadari kondisi ku segera ku urungkan niat ku,,

Setelah ia mengetahui keputusan ku  ia menurunkan kaca jendela nya dan menyuruh mbak khanza untuk masuk menemaniku ,,

Lantas setelah  Mbak khanza masuk mobil itu segera melaju menuju hotel yang jaraknya lumayan dekat sih,,

Sesuai dengan perkiraan lomba pun telah di mulai tapi untungnya baru peserta nomor satu masih ada tiga peserta lagi baru setelah itu nama ku di panggil etss dia duluan  sih kan nomer undian peserta putra baru putri kemudian ,,

Sialnya mengapa sih nomernya harus sama,,,
Jadi. Malu  nih kalau perfomenku tak bisa sehebat dia,, dia kan udah berulang kali ikut lomba seperti ini lagian dia juga sering ikut batsul Masail tidak cukup jadi peserta melainkan moderator bahkan perumus tingkat nasional,,

Hatiku mulai dag dig dug nih nama dia telah di panggil sebentar lagi aku nih,, aku gugup  sekali  ku baca terus sholawat dan Surat insyirogh hingga akhirnya nama ku dipanggil ,,,

Ketika itu ku berjalan menuju lokasi lomba melewati tiga dewan juri  tersebut sebelum nya nampak ragu ku buka kitab itu ketika makro' telah di bacakan oleh moderator
tapi ketika lampu sudah  berwarna hijau segera ku baca isi kitab itu dan ku ulas semua kefahaman yang dapat ku tangkap dari apa yang ku baca

Tak lama akhirnya lampu berwarna kuning saat nya juri menghujaniku dengan beberapa pertanyaan seputar apa yang ku baca tadi,,

meski pertanyaan juri tak sepanas waktu batsul Masail yang kerap kali ku ikuti di pondok mau pun luar pondok  ,, tapi pertanyaan  juri berhasil menguak ketakutan di hatiku..untungnya semua pertanyaan dapat ku lalui dengan jawaban yang sempurna dan applause dari teman- teman yang menyaksikan ku ,

Setelah lampu berwarna merah ku ucapkan salam dan segera ku beranjak pergi menghampiri mbak khanza yang ku kacangi sedari tadi karena kegrogianku 

" Jayyid jiddan mbak kaff " ia rangkul diriku sambil menepuk lembut pundak ku
" Syukron kastir ya ukhti ,, tapi aku masih gemetaran nih" sambil menunjukkan tangan ku ke arah nya
" Baridd jiddan" ( dingin sekali )
La maujud maa' ( tidak ada air) aku hanya mampu tersenyum kearah
" Laa ubaligh ' ( tidak peduli) pokok aku udah lega " lantas setelah itu ia mempersilakan ku duduk di sampingnya ,,

Tak lama setelah ku duduk pria yang sedari tadi duduk dua kursi dari posisi duduk ku menghampiri ku dengan membawa botol Aqua  untuk diberikan kepada ku sembari berkata padaku " ayo pulang ,,ku tunggu di mobil" karena tak ingin banyak orang yang melihat segera ku ambil botol Aqua itu dari tangan nya , lantas ku ucapkan terima kasih namun belum sempat mengucapkan kata makasih dia sudah berlalu meninggalkan kami berdua,,

" Dasar pria kutu"
" Husf gak boleh gitu "
" Habisnya nyebelin sama kayak kutu"
" Ciyee kamu seneng gitu ,, buktinya pipinya udah merah"
Aku yang menyadari kepanasan pipiku sedari tadi segera ku tutup dengan tangan ku dan tanpa bosa- basi segera ku minum air itu,

( Sebenarnya aku bahagia bukan karenanya tapi karena ku teringat dengan Gus Ibrahim ,, pasti kalau dia  yang melakukan itu pada ku aku akan tersenyum sumringah padanya ,, sayangnya itu tak akan mungkin terjadi lagi)

" Udah,,,  senyum nya,,  di tungguin tuh"
" Apaan sih Mbak " sambil beranjak kearah lobi di mana ia memarkirkan mobilnya,,

Sampai di mobil hanya terjadi keheningan karena kami tak berani saling bicara ,,tapi untungnya pria itu menyalahkan music di mobil itu yang kebetulan saat itu nancy ajram menyanyikan lagu Albi ya Albi,,
Suara merdunya itu membuat ku terbawah suasana hingga lirik demi lirik ku ikuti dengan gumaman kecil dari bibirku sampai tak teras mobil yang kami tumpangi telah sampai di pondok saiykhona Kholil tempat kami menginap,.

Sampai di situ kami turun tapi langkah ku sedikit terhenti ketika aku menyadari kalau aku belum berterimakasih padanya,

Dengan ragu ku ucapkan " makasih geh Gus" setelah itu aku keluar dari mobil tanpa mempedulikan dia



Nihqob CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang