Adzan Maghrib nampaknya telah mengalun merdu dari masjid yang terletak di sebelah rumah jaddi.
Gara-gara pembicaraan jaddi tadi sore, membuatku enggan untuk keluar dari kamar mengikuti jama'ah di masjid.
Hatiku begitu penat memikirkan kata nikah.seandainya saja jaddi tahu kalau aku masih belum bisa sepenuhnya melupakan Gus Ibrahim.pasti beliau akan memarihiku habis-habisan.
Bagaimana caranya aku melupakannya begitu saja.padahal kenangan antara kita sangatlah indah.
Membiarkan ia bersanding dengan orang lain sangatlah sakit.tapi setidaknya keputusanku benar.
Garis takdir Allah memang tidak menciptakan aku bersanding dengannya, menciptakan ia lebih dulu meninggalkan ku dengan menikahi gadis pilihan buyahnya.
Menurutku sangat baik dari pada aku lebih dulu menikah.karena mau tak mau aku harus menerima suamiku sedang dalam diriku belum ada upaya untuk melupakannya.
Kasihan kan seorang yang menjadi imamku nanti harus menikahi ku yang mesih mencintai pria lain.
Jadi mungkin ini jalan terbaik Allah untukku setelah aku tak berjodoh dengannya.
Seiring berjalannya waktu mungkin nanti aku akan bisa melupakannya.
Pelahan namun pasti namanya sudah tak berkeliaran seperti dulu..
Setiap sujud malamku.bayangan tentang dirinya sudah tidak pernah hadir.hanya saja akhir-akhir ini aku sering merindukan seseorang tapi aku tak tahu siapa dia dan yang pasti bukan kekasih ku dulu.
Aku merasa heran karena rasa seperti ini sebelumnya tidak pernah ku rasakan saat masih menjalin hubungan dengan dirinya.
Kalau mungkin rasa rindu ini akibat do'a yang dipanjatkan oleh calon imam ku nanti..
Semoga saja kami segera dipertemukan untuk membinah rumah tangga.
Ais ngomong apa sih diriku ini..masa aku harus nikah setelah ini.padahal impian ku ke Tarim belum terlaksana
Untuk menyudahi angan-angan yang membingungkan ini lebih baik aku ambil wudhu dulu lalu setelah itu sholat Maghrib. Ets tapi ceritanya aku lagi bete sama jaddi dan jiddah masa aku pergi jama'ah ke musholah putri.
Nantikan ketemu jiddah dan ujung-ujungnya, nanti aku ditertawain karena wajahku beteKalau aku sholat sendiri nanti gak bakal dapat pahala 27 derajat , sayang kan ...
lagian kalau jaddi tau cucunya yang cantik ini tidak jama'ah pasti marah-marah banget.Dulu pernah pas waktu kecil, saat aku sedang asyik bermain dengan ami hingga aku kecapaian, sementara adzan isya' telah berkumandang merdu dari daerah disekitar pondok..
Sedang tradisi di rumah jaddi harus sholat berjamaah. kami para anak-anak kecil pun harus rela dibangunin untuk sholat isya pada pukul 09.00 . berhubung saat itu aku sangat capek sekali.aku memilih untuk sholat duluan
Dan alhasil besoknya jaddi marah sekali sampai dawuh " kanjeng nabi Muhammad dulu itu seakan - akan mau membakar rumah para shohabat yang tidak mau sholat jamaah di masjid, kamu dari kecil sudah teebiasa menyepelekan hukum bagaimana besarnya nanti",,,
Dawuh beliau itu selalu mengiang-ngiang dalam memoriku.membuat langkah ku berfikir lebih panjang lagi...
Langkah kakiku dengan lesu menelusuri pintu kamar lantas menuju kamar mandi yang berada di samping kamar tidur ku..
Dan Alhamdulillah banget pas keluar kamar mandi, aku menjumpai mbak ndalem sedang terburu-buru membereskan pekerjaan, sepertinya dia Sedang bergegas untuk melakukan jama'ah bersama.
Yes triakku dalam hati, tanpa basa-basi aku segera menanyai Perempuan itu dan sesuai dugaan ku sekali
Nasib baik sedang berpihak padaku
" Oh mbak sholat Maghrib jama'ah sama saya aja,, saya tunggu dikamar" tuturku padanya.lantas ia jawab penuh ta'dhim sekali padaku.__________
Jama'ah Maghrib telah usai, saatnya menunggu jaddi menghampiriku, katanya tadikan ia mau ngajak sorogan,, tapi sudah hampir isya' kok belum kesini , apa beliau lupa ..
Huf menyebalkan banget,,
gak biasanya sekali ia seperti ini,,,Masih dengan menggenakan mukenah dan kitab Fathul Mu'in berada dalam dekapan
Aku mencoba membaringkan tubuh diatas alas tempat bersujudku sembari tadi..
Sampai adzan isya'berkumandang pun jaddi tak kunjung kesini, apa terlalu kesal pada ku hingga ia melupakan janjinya,,,
Teng-teng seperti suara piring yang sedang berdentengan dari meja makan yang berada disamping kamar.
Suara itu membuat lamunanku buyar sembari heran,
kalau jam segini jaddi kan gak mungkin makan karena larangan dokter,,
terus yang makan di ruang makan pasti tamu yang sedang berkunjung mungkin ini alasannya beliau tidak menemuiku."Kaff " pangli jaddi dari sebrang sana, pura-pura gak denger agh.
" Jaddi masuk yach"
haduh gimana nich aku harus pura-pura tidur biyar gak kelihatan kalau sedang nungguin.
Untung sekali bersamaan dengan masuknya jaddi ke kamar aku sudah tertidur di atas sajadah dengan bertumpu pada bantal dan berbalut mukenah.
Suara langkah kaki terdengar jelas menghampiri ku yang sedang berpura-pura tidur pasti saat ini jaddi sedang mau menghibur ku.
" Kamu itu gengsinya gedeh banget" suara itu kok kayak suara dia , tapi mana mungkin dia kesini, lagian untuk apa??
Rasa penasaran ku sudah tak tertahankan lagi, jadi membuat mataku terbelalak melihat siapa yang sedang bicara dengan ku..
Dan ternyata benar sekali saat kubuka mataku tepat di depan mukaku cak faris sedang mencoba menenangkan ku.
Haduh bahagia sekali rasanya, saat seperti ini ada kehadiran cacak yang paling kubutuhkan untuk bersandar..
Dengan manja aku merengek " cak kok bisa datang kesini dan kok tau kalo aku sedang ngambek,, "
" Hu kamu itu cacaknya datang mbokyoho disambut bukan malah diserang dengan berbagai pertanyaan" ...
""Aku muak dengan segalanya",,, sambil kutenggelamkan wajahku di pangkuannya
![](https://img.wattpad.com/cover/265949565-288-k370239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nihqob Cinta
Teen Fictionkaff seorang gadis tangguh tegar penuh ketakjuban, berdedikasi tinggi dan cucu seorang kyai yang tersohor seantero kota Jogja. Begitulah sedikit gambaran luar yang kerap kali orang lain menceritakan tentang diri kaff Namun pada kenyataannya sebe...