11. not this again

34 7 8
                                    

Matahari baru saja tenggelam tatkala Ryujin, Yuna dan Chaeryoung tiba di rumah Lia. Janji memang sudah dari lama—meski hanya sekedar silaturahmi saja. Namun dikarenakan ada berita panas yang juga membuat kepala mereka panas, sementara sang pelaku tak bisa dihubungi, akhirnya mereka bertandang ke rumah Lia.

Awalnya, ketiga perempuan itu tak terlalu akrab dengan Lia diluar kegiatan OSIS saat mereka masih sekolah. Tetapi ketika mengetahui Beomgyu memiliki hubungan lebih dengannya—yang juga mendadak akrab dengan Eunsang karena satu kampus dan satu tempat kerja, mereka semua akhirnya berteman sekarang.

"Muka kalian kenapa ditekuk begitu?" tanya Lia tatkala mempersilakan masuk ketiganya ke dalam rumah.

Ryujin langsung merebahkan dirinya diatas sofa. "Ada, satu temen gue kelakuannya aneh banget dah, Kak."

"Laki lo lagi di rumah nggak?" agaknya Chaeryoung bertanya dengan hati-hati. Pasalnya, cowok itu kadang suka ember dan mulutnya suka nyerocos yang tidak-tidak.

Lia lantas menggelengkan kepala. "Enggak, dia shift malem minggu ini. Kenapa?"

Perempuan yang paling jangkung diantara mereka yang sudah memeluk setoples keripik kentang dan menguyahnya, ikut menyahut, "Biar enak gibahnya."

"Gibah?" kata Lia. "Gibaihin siapa?"

Merotasikan netra dengan mulut yang ikut berdecak, Ryujin merotasikan netra. "Lo belom liat berita ya?"

"Berita apa?"

"Raya."

"Oalah," Lia langsung bereaksi, tahu maksud yang mereka bicarakan. "Udah tau. Gue agak kaget sih kenapa beritanya bisa rame banget."

"Ya iyalah, gimana enggak," Ryujin meraih salah satu bantal sofa yang langsung ia letakkan begitu saja diatas sofa. "Cowok yang digosipin sama dia tuh terkenal. Sering collab sama artis-artis ternama gitu."

"Tapi aneh banget anjir," sahut Chaeryoung. "Maksudnya 'kan Raya kerja di dunia bisnis gitu, ya. Update sosmed aja jarang. Masa tiba-tiba deketnya sama orang yang kerja di dunia musik gitu? Rapper lagi."

"Model juga bukan?" tanya Yuna mengingat-ingat. Mulutnya sibuk mengunyah sambil berpikir. "Kenal darimana coba. Hadeh."

"Kesian Eunsang." Ryujin jadi mengiba. "Anaknya legowo banget gitu dah. Gue penasaran reaksinya gimana tuh."

Lia terdiam sesaat, menimbang sesuatu. "Tapi bisa aja Eunsang belum tahu, sih. Soalnya anak residen tuh sibuk banget dah. Apalagi di tahun terakhir begini."

"Kak, lo tuh nggak boleh lupa," kata Chaeryoung mengingatkan. "Di dekat Eunsang tuh ada laki lo, si biang gosip."

"Oiya," ringis Lia, lantas tergelak kecil.

"Telepon pelakunya yuk?" saran Chaeryoung.

"Raya?"

"Yaiya, masa laki yang di gosipin. Mana kenal gue," cibir Chaeryoung.

"Pake nomor lo aja, Kak," Ryujin menyahut, sebenarnya Lia sudah mau sensi duluan karena panggilan internasional itu cukup mahal sementara si pelaku memang tak lagi di Indonesia sekarang. "Kalo kita-kita yang telepon, pasti langsung di matiin. Gue udah pernah soalnya."

Si perempuan hanya menganggukan kepala. Meraih ponsel dan mengetikkan nomor disana. Jam menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit, tak tahu negara yang Raya singgahi sekarang jam berapa disana.

Dering ketiga, panggilan tersebut terangkat.

"Tuh 'kan diangkat!" Yuna menahan suaranya, agar tak terdengar.

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang