Chapter 07: Hati yang Terlibat

72 18 1
                                    


Pada pukul sembilan pagi, Raya baru terbangun. Gadis itu tak masuk sekolah hari ini karena badannya sedang kurang fit untuk beraktifitas. Agaknya sore nanti terasa lebih baik, Raya mungkin akan tetap berangkat untuk melakukan part timenya.

Ting!

Beomgyu:
gak masuk sekolah?

Raya:
gak gyu

Beomgyu:
masih pusing?

Raya:
sedikit

Beomgyu:
yaudah banyak istirahat yaa

Raya:
iyaa
thanks yaa

Sebenarnya, tempat tinggal Raya bukan terbilang kostan juga. Yang Raya, Doyeon, Yuqi, dan Mina tempati adalah salah satu rumah Yuqi yang tidak di tempati. Raya sendiri tetap membayar sewa karena tempat ini terbilang sangat nyaman dan jaraknya hanya lima belas menit dari sekolah. Yuqi juga tak memberikan tarif sewa yang besar pada Raya mengingat ia masih sekolah.

"Loh, Raya?"

Raya menoleh. Ia baru saja mengambil segelas air mineral dan berpapasan dengan Doyeon yang baru saja keluar dari kamarnya. "Hai, Kak."

"Lo nggak sekolah?"

Raya menggeleng. "Lagi nggak enak badan."

"Nggak heran," Doyeon mengangkat kedua bahunya, "Itu luka di muka lo masih sakit nggak?"

"Dikit," balasnya. "Udah pada berangkat kuliah semua, Kak?"

"Mina ada kelas pagi. Gue sama Yuqi ntaran siang ke kampus."

Raya menganggukan kepalanya. "Yaudah, gue ke atas ya."

Doyeon memutuskan untuk menonton tv pagi itu, disusul Yuqi hingga matahari mulai agak meninggi. Meja di depan tv agak berantakan karena tugas-tugas yang mereka kerjakan semalam dan enggan untuk dirapihkan. Biasanya, Raya akan mengoceh panjang lebar jika melihat keadaan ini.

"Itu proposal diatas printer punya siapa dah?" tanya Yuqi.

Doyeon mengambil remote dan mengganti channel sambil mengunyah kacangnya. "Punya Raya. Nitip dia."

"Emang Raya anggota OSIS ya?"

"Au, iya kali," balas Doyeon.

Yuqi membaca proposal itu. "Ah, festival tahunan SHS ini, Doy. Baru pertama kali liat proposal beginian gua."

"Ya iyalah. Kita kan nggak OSIS dulu."

"Tapi sih gue aktif di kampus sekarang, nggak kayak elo kupu-kupu," cibir Yuqi. Matanya melebar saat membaca sesuatu, "Designed by Kearayya. Widih, Raya nih yang design?"

"PERMISI, PAKET!"

"Lo mesen paket, Doy?"

Doyeon menggeleng. "Kagak. Itu suara Sheiza anjir. Dia tadi bilang mau kesini."

"MASUK GEH ZA!"

Tak butuh waktu berapa lama, Sheiza memasuki rumah diikuti dengan seseorang yang ada dibelakangnya.

"Widiw, ada Dek Eunsang!" seru Doyeon.

Sheiza duduk di sebelah Doyeon sambil menggerutu, "Apaan lo, Dek Eunsang Dek Eunsang segala."

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang