Chapter 31: The Clue

45 18 5
                                    


"Itu jelas bukan Raya."

Chaeryoung adalah orang yang pertama kali bersuara ketika mereka memutuskan untuk kembali berkumpul di ruang tamu. Memenuhi isi sofa dengan pikiran masing-masing. Mereka terdiam begitu telepon Jeongin terputus setelah Ryujin meminta bantuan lelaki itu untuk membantu menenagkan orang tua Beomgyu.

"Sangat," balas Junho.

"Gue tiap hari whatsapp Raya walaupun tau nggak bakal dibalas," Yuna menyahut dengan pandangan kosong. "Ceklis satu, lebih dari seminggu yang lalu."

"Lebih tepatnya dua belas hari," Eunsang menambahkan. Ia memasang kunci tersebut kembali menjadi satuan kalung. "Hampir dua minggu."

"Jadi, siapa yang sebenarnya menghubungi Beomgyu?" suara Ryujin terdengar frustasi. Ia meremas rambutnya yang mencapai bahu, menyandarkan tubuh sebelum kembali bersuara dengan getir. "Astaga, masa gue jadi curigaan begini."

"Curiga kenapa?"

Ryujin menatap Junho dengan pandangan lelah. "Lo nggak ngerasa aneh? Pesan video itu cuma buat kita berenam. Tapi tadi di papan itu, jelas ada foto Beomgyu. Terus Jeongin tiba-tiba nanyain gue dimana Beomgyu dan see? Dia bahkan izin ke orang tuanya buat ketemu sama Raya."

"Tapi waktunya nggak cocok, Ryu," Minhee menyahut, ia berdeham sebentar. "Raya hampir dua minggu hilang sejak kejadian di pabrik. Beomgyu baru hilang tiga hari yang lalu."

Kepala Chaeryoung menggeleng, "Gue rasa bukan Beomgyu orangnya."

"Tapi, ya," Yuna mengigit bibirnya, sebenarnya ada hal lain lagi yang ia pikirkan. "Menurut lo semua apa Beomgyu dapet sesuatu dari Raya juga? Maksudnya, kita semua dapet."

"Raya nggak sama sekali nyebut nama Beomgyu di video, Yun."

"Gue tau," kata Yuna. "Gimana kalo Beomgyu juga dapet? Tapi kita nggak tau? Atau gimana kalo ternyata Raya baru tau kalo Beomgyu salah satu orang yang dia rasa harus dia lindungi juga?"

"Ngomong-ngomong soal hadiah dari Raya, kalian dapet apa?" tanya Eunsang.

Yuna mengeluarkan ponselnya dan meletakkan diatas meja dalam posisi tertelungkup. "Phone Case ada huruf E nya, soalnya nama depan gue Elcassa, sama pernak-pernik yang pernah gue pengen gitu."

"Aneh dah, masa Raya ngasih lampu tumblr ke gue," kata Ryujin. "Padahal gue nggak pake begituan di kamar. Padahal pernah tertarik liat pas festival di sekolah doang."

"Raya banyak banget ngasih barang, terutama foto," balas Chaeryoung, ia memejamkan matanya. "Tapi yang paling gue suka hoodie abu-abu. Dia tau gue suka pake hoodie kalo lagi males dandan."

Junho malah berkespresi bingug, "Dia emang ngasih banyak barang. Tapi yang gue aneh, yang waktu itu dia kasih gue pulpen kantor. Random banget."

"Lo?" tanya Eunsang ke Minhee.

Minhee mengedikkan bahu. "Random stuff, tapi kayaknya bakal berguna pas gue kulah ntar, oh iya!" ia menjentikkan jari, kemudian mengeluarkan satu jam tangan putih dengan huruf M sebagai background dari jam tersebut, "Ini tuh kayaknya jam fake dah. Nggak nyala anjir. Bener-bener tuh orang."

"Ini dari Raya?" Yuna mengambil jam tersebut dan memandanginya. Minhee menganggukan kepala.

Junho memandang Eunsang, "Lo sendiri, Sa?"

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang