Chapter 03: Pizza

97 19 0
                                    

"Mau makan apa?"

Please jangan jawab terserah, rapal Eunsang dalam hati. Pernah dulu jalan dengan mantan gebetan, ternyata sering banget jawab terserah tapi giliran ditanya ini dan itu, ada aja alasannya. Buat Eunsang jadi jengah sendiri.

"Nasi goreng aja."

"Masa di restoran kayak gini masih mesen nasi goreng?"

Raya nyengir. Setelah melihat daftar menu beserta harga yang tertera, Raya meneguk ludah dan berkeringat dingin. Dia sudah sangat lama sekali tidak makan ditempat yang seperti ini. "Gaji gue baru turun hari ini, Sa. Gapapa yang penting kenyang."

"Apa hubungannya sama gaji?" Eunsang mengangkat alisnya.

Raya menghela napas, menipiskan bibir. "Sa, ini nasi goreng aja harganya dua puluh lima ribu. Duit gua nggak sisa banyak. Mohon maaf, Masnya. Saya tidak berdarah biru."

"Nggak usah mikirin soal uang," balas Eunsang. Dia hanya butuh teman makan hari ini. "Lo boleh pesan apa aja."

"Tapi—"

"Cepetan."

"Gue nggak enak." Raya membalas jujur. Karena apa ya? Mereka tidak pernah ada hubungan apapun sebelumnya. Ngobrol tidak, chat apalagi.

Hanya karena kejadian itu, ya Raya pikir, dia tak perlu melakukan hal yang semestinya orang berpacaran kan? Jangankan pacaran, memiliki perasaan pun tidak.

"Kenapa nggak enak?" tanya Eunsang bingung menatap Raya. "Kan lo pacar gue."

Raya menggaruk lehernya yang tak gatal, mendadak darahnya terasa berdesir begitu hebat. "Yaudah samain aja sama lo. Gue nggak tau menu yang enak apa."

Eunsang mengangguk. Dia lantas memesan makanan yang Raya pikir harga makanannya bisa buat dia makan untuk lima hari. Belum tambahan milkshake, kentang goreng, dan burger.

Setelah waitress sudah kembali ke tempatnya, Raya bertanya, "laper banget, Sa?"

"Nggak."

"Itu lo mesen banyak buat apa?"

"Buat lo lah," kata Eunsang. "Muka lo keliatan pucet gitu."

Aduh, please banget sih ini hati, jangan baper, Raya merutuk dalam hati. "Ya mungkin karena gue kecapean aja, Sa. Hari ini kan penutupan masa orientasi."

"Lo tadi sarapan?"

Raya menggeleng.

"Makan siang?"

"Makan lah."

"Pake apa?"

"Roti sama susu." Jawab Raya.

Mendadak bingung, Raya hanya menatap Eunsang yang bertanya bertubi-tubi. Mereka tidak pernah seperti ini sebelumnya. Hanya orang asing yang mendadak menjadi dekat karena sebuah kejadian. Lagipula bukan dekat dalam konteks lebih.

Raya hanya berusaha untuk sadar diri.

"Yaudah, jangan protes."

"Maaf, Sa."

"Gua yang harusnya bilang gitu," Raya mendongak menatap Eunsang yang tiba-tiba secara tak langsung meminta maaf. "Aneh ya gue ngajak makan lo hari ini?"

"Nggak juga sih," balas Raya kikuk. "Mendadak aja."

Eunsang tersenyum, buat hati Raya merasakan hangat yang entah kenapa. Semenjak dia menjadi punya hubungan secara tak langsung dengan Eunsang, Raya sering kali merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Raya tidak tahu itu apa.

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang