Chapter 09: Sadar

64 19 4
                                    

Eunsang, Minhee, Chaeryoung, Ryujin, juga Yuna telah tiba di parkiran rumah sakit. Hari ini, Eunsang sengaja membawa mobilnya, meminta teman-temannya yang lain untuk tidak membawa kendaraan. Sedangkan Junho sendiri tidak bisa bergabung karena ibunya sakit.

"Sa, ngapain deh kita di rumah sakit?" tanya Yuna bingung.

Ryujin menyahut. "Tau. Daritadi nanya nggak dijawab."

Mereka berjalan memasuki rumah sakit. Sambil berjalan ke ruangan yang dituju, Eunsang menjawab. "Menemui seseorang."

"Seseorang?" kata Minhee. "Siapa?"

"Neneknya Raya."

Kontan langkah kaki Chaeryoung, Ryujin, juga Yuna terhenti.

"Kenapa diam?"

"Sa?"

"Gua tau, kalian bingung karena ya sama gua juga," kata Eunsang. "Neneknya telepon gua kemaren. Nggak tau dapet nomor gua darimana. Yang jelas dia minta gua buat ngajak kalian semua."

Chaeryoung menghela napas panjang. "Terus kita jenguk nggak bawa apa-apa gitu?"

"Ah," Eunsang baru sadar. "Gua lupa."

Dasar lelaki—Chaeryoung, Ryujin, Yuna.

"Yaudah lah, cus aja. Nggak enak ditungguin."

Akhirnya mereka bertiga tetap melanjutkan langkahnya. Tetapi begitu tiba, mereka dibuat bingung karena ada dua orang yang berjaga di depan ruangan tersebut.

"Kok ada pengawalnya?" bisik Ryujin pada Eunsang.

Eunsang mengendikkan bahu. "Gua juga nggak tau."

Minhee ikutan bisik-bisik. "Tapi, kayaknya dia bukan orang biasa."

"Terus apa? Dia manusia luar biasa? Superman? Atau tukang sihir?" tanya Yuna. Membuat keempatnya kontan memandangnya aneh. "Apa?"

Minhee malah menatap Chaeryoung dan Ryujin bergantian. "Temen lo tuh kelainan nggak sih?"

Yuna cemberut.

Eunsang menahan tawa. "Ayo, buruan."

Tetapi sesampainya di depan pintu, langkah mereka tertahan. Salah satu pengawal bertanya, "Siapa?"

"Saya Eunsang Muhammad Pradipta, sudah buat janji."

Pengawal itu mengangguk lantas membuka pintu.

Mereka berlima memasuki ruang rawat itu dengan canggung, sementara Oma tersenyum menyambut kedatangan mereka. "Oh, kalian datang."

Oma berjalan pelan sambil duduk di sofa, mempersilakan mereka duduk.

"Kalian udah makan?" tanyanya.

"Udah, Nek."

Oma tersenyum. "Panggil Oma aja."

"Oma kemarin telepon Eunsang meminta kalian datang," ucapnya. "Yang mana Eunsang?"

Eunsang mengangkat tangannya, lekas menjawab, "Saya, Oma."

"Ah, kamu," Oma tersenyum. Menatap wajah manisnya sambil bertanya, "Ganteng. Pacar Raya?"

"Eh?"

Minhee menahan tawa. Sementara wajah Eunsang terasa panas mendadak.

"Chaeryoung, Yuna, Ryujin, benar?" Oma menoleh menatap ketiga gadis. Mereka mengangguk.

"Aku Yuna."

"Ryujin."

"Chaeryoung."

Oma menatap Minhee. "Kamu temennya Eunsang 'kan? Satu lagi mana?"

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang