Chapter 30: Puzzles

45 15 2
                                    

Setibanya dirumah, Eunsang langsung menyambangi kamar sang kakak. Ia mengetuk pintu dan setelahnya sang kakak bersuara agar Eunsang masuk saja. Saat setelah ia masuk, Sheiza sedang sibuk mengerjakan tugasnya di laptop.

"Kak."

"Em?"

"Raya titip sesuatu nggak ke Kakak?"

Jemari Sheiza yang semula sibuk menari diatas keyboard laptop terhenti, menggerakan kacamatanya yang melorot, lalu mengerjap, "Ah, iya!" lalu telunjuknya menunjuk pada kardus berukuran sedang yang terletak dibawah meja belajar miliknya, "Tuh, yang itu. Sampe lupa deh Kakak. Katanya Esa baru boleh ambil pas Esa sendiri yang nanya."

Tubuh Eunsang tertunduk mengambil kardus tersebut. Sedikit berdebu. Ia lantas bertanya, "Kapan Raya ngasih ini, Kak?"

"Kapan ya," Sheiza berusaha mengingat-ingat, "Udah lama banget. Dua bulan yang lalu deh, kayaknya."

Dua bulan yang lalu?

Udah lama banget dong, batin Eunsang. "Yaudah, Kak. Makasih ya."

"Eum."

Eunsang membuka kardus tersebut di kamarnya. Ternyata, ada cukup banyak barang yang Raya berikan. Tetapi yang paling pertama menarik matanya adalah sebuah scrapbook dengan warna merah polkadot. Sangat bukan Raya, mengingat gadis itu penyuka warna monochrome.

Moments: Into Memories adalah tulisan yang tertera pada buku tersebut. Ketika Eunsang membukanya pada halaman pertama—

Astaga.

Foto saat Eunsang yang memeluk Raya dilapangan tatkala fake confess waktu itu. Sudah lama sekali. Ada tanggal yang tertera dibawahnya, juga tulisan Raya yang sudah Eunsang kenal.

From the first moment: the time when we got closer.

Kemudian pada lembar-lembar selanjutnya adalah saat-saat dimana mereka menghabiskan waktu bersama. Ini seperti foto Eunsang yang diambil dari mata Raya. Di ruang keluarga saat pertama kali Eunsang membawa Raya ke rumah, pertama kali mengajaknya makan setelah pulang sekolah bersama, saat ia tertidur menunggu Raya di rumah sakit, menemani kala Raya sedih Oma meninggal atau saat makan siang di taman belakang sekolah—dimana ia meminta Yedam untuk membantunya. Senyum Eunsang mengembang kala foto saat mereka di Dufan sangat banyak. Tak hanya foto dirinya, juga foto Raya yang selfie dengan Eunsang yang duduk disisinya yang sedang memainkan ponsel. Juga saat mereka nonton bioskop bersama, dan saat dimana Eunsang merawat Raya yang sedang sakit atau luka-luka.

Lalu kemudian pada lembar terakhir, adalah foto saat dimana Eunsang menunggu Raya di pasar malam yang tutup karena hujan yang cukup besar. Foto tersebut agaknya diambil dari dalam mobil. Eunsang sedang berjongkok disebuah outlet kecil sementara tubuhnya sudah basah kuyup. Dengan tulisan, "to the last moment that we spent together: thank you, to bring the warm smiles, beautiful laughs, and the cute face when you're angry. Thank you, to being the first one made my heart beating too fast. Thank you, too being worried from the people that I know the most. You did great, to made me know what 'happines' felt like."

Sedangkan barang lain yang ia temukan di kardus tersebut adalah sweatshirt yang pernah Eunsang pinjamkan padanya. Lalu sebuah stetoskop dan jas putih dengan nama bordiran 'dr. Eunsang' dan sebuah sticky notes disana, "Congrats. Hope you can be a doctor which can heal every people, with the dream you want all this time :)".

Moments | Eunsang ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang